12 Perihal

242 11 0
                                    

ASSALAMUALAIKUM, WAN KAWAN !

.

.

.

.

.
| Happy reading |
😘😍
________________

Hanya sehari Gani tidak masuk kelas, sebenarnya ia masih sedikit lemas, badannya pun masih sedikit panas. Di jam istirahat ini Gani hanya duduk di kelasnya memakan bekal yang sudah di masak oleh bibinya.

Gani tidak terbiasa membawanya, namun kali ini wajah melas bibirnya tidak bisa Gani tahan. Akhirnya Gani menerima bekal tersebut dan membawanya.

“Gani. Lu gak apa-apa?” Tanya Milla yang sedari tadi menatap wajah pucat Gani. Semenjak pagi yang Gani lakukan hanya berdiam duduk, walau memang tak banyak bicara tapi, Milla merasa Gani sedikit sakit.

Gani menengok ke samping dimana Milla duduk.

“Gak apa-apa.” Ucapnya lalu kembali memakan bekalnya dengan sedikit tidak nafsu.

Milla hanya menganggukan kepalanya. Namun, pikirannya terus mengatakan bahwa Gani sakit. Apa boleh buat, Milla memang belum dekat dengan Gani.

Sedari tadi, Gani terus memikirkan seseorang yang dari kemarin Gani tunggu. Ya, Angga. Kemana dia? Batin Gani.

Terus mengabari Angga dengan ponselnya. Omong-omong ponsel Gani, setelah kejadian pingsan di kelas Leon dan berakhir dirinya di uks, tiba-tiba seorang teman kelas Leon menemuinya untuk mengembalikan ponselnya.

Dengan terus mengecek ponselnya, siapa tau Angga sudah membaca pesannya. Nihil, sudah beberapa kali tetap saja hanya centang satu yang ada.

“Lu Milla kan?” Tanya Hilda teman sekelas Gani dan juga Milla yang tiba-tiba sudah ada di samping Milla. Cewek berpostur tubuh pendek dan mungil itu menatap Milla. Cewek tersebut menanyakannya terlebih dahulu, karena disaat Milla memperkenalkan diri untuk pertama kalinya di kelasnya, Hilda tak masuk.

“Iya.” Jawab Milla mengalihkan pandangannya dari ponsel pada Hilda.

“Tuh lu di cari Kak Rey.” Ujarnya sambil menujuk kearah pintu. Milla menatap pintu yang tidak ada seorang pun di sana.
“Gak ada tuh.”

“Oh mungkin udah ke kantin. Tapi bener kok, tadi lu di panggil Kak Rey. Coba aja lu kesana, siapa tau penting.”

Milla mengangguk, “Oke gue kesana. Makasih ya.”

Setelah Hilda pergi entah kemana. Terlihat Milla yang menghela napas.

“Gani.”

Gani menatap Milla. Gani menghentikan suapan terakhirnya sebelum menatap.

“Temenin yuk.”

Gani hanya menaikkan alis, bingung.

“Ke kantin.”

Gani mengangguk, segera menghabiskan suapan terakhir dan tak lupa minum. Gani tak tau jika Milla minta antar untuk bertemu dengan Rey. Namun, dengan adanya Gani, Milla bisa berlindung. Setelah kejadian kemarin dimana Gani berani kepada Rey, Milla merasa Gani bukanlah orang yang mudah takut.

Sesampainya di kantin, Milla terus mencari keberadaan Rey. Setelah menemukannya di ujung kantin, Gani mengikuti langkah Milla malas.

Bukannya tidak ikhlas, tapi keberadaanya di kantin sedikit membuatnya kesal. Percuma ia makan bekal dari rumah kalo akhirnya ia bisa ke kantin untuk makan. Sebenarnya Bibi membuatkan bekal karena takut Gani tak akan ke kantin dan berakhir tidak makan.

I LOVE YOU, My Cold Man (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang