47 Kepedulian dan Perasaan

139 9 0
                                    

Halo semuanya?

Apa kabar?

Pembaca lama atau baru?

Akhirnya bisa update tiap hari, cuman gak tau sampai kapan.

Let's go !

Let's go !

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

.

.

Happy reading!!
_______________________________________________

✨✨✨💜✨✨✨💜✨✨✨💜✨✨✨
_______________________________________________

Mengenai Angga, Gani masih nyaman-nyaman saja dengan hubungannya yang bisa dibilang sahabat. Walaupun banyak orang diluar sana mengira Gani dan Angga ada hubungan spesial atau hubungan berstatus, tapi kenyataannya Gani selalu membantah semua itu.

Hanya Angga yang selalu mengiyakan dugaan orang-orang tentang kedekatannya dengan Angga. Tidak tau apa maksud dari cowok tersebut. Entah sebenarnya Angga hanya bercanda atau tidak itu tak terlihat jelas oleh Gani.

Selama Gani bersahabat dengan Angga, dari dulu mereka tak ada niatan untuk menjalin hubungan lebih dari sekarang. Menurut Gani, lebih nyaman seperti ini. Tidak tau dengan Angga, apa cowok tersebut nyaman atau tidak.

Cowok berjaket hitam itu yang sudah ditunggu oleh Gani akhirnya datang juga. Reaksi awal Angga saat mengetahui Gani berada di rumah sakit benar-benar membuat Gani tertawa.

Cowok yang baru saja masuk pintu terlihat begitu panik dan tergesa-gesa mendatangi Gani. Padahal Gani sudah tak terlalu parah, tapi reaksi Angga berlebihan.

“Lebay lo!”, Seru Gani.

Raut wajah panik Angga berubah datar mendengar seruan Gani. “Gue panik goblok. Lo juga, napa jadi bagini nih.” Angga menunjuk perban yang melekat pada kepala Gani. “Lebay banget.”

Percayalah dibalik perkataan ketus Angga, sebenarnya Angga sangat khawatir dengan kondisi Gani.

“Keren gak tuh.” Gani menaikkan kedua alisnya. Menunjukan pada Angga seberapa bangga dirinya mendapatkan perban di kepalanya.

“Lebih keren pantat gue. Kenapa gak sekalian ilang aja sih kepala lo, nanggung amat.” Canda Angga.

Gani melotot tak percaya, “Sembarangan lo.”

I LOVE YOU, My Cold Man (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang