59. Fakta Baru

1.4K 157 19
                                    

Munas berakhir sepekan lalu, satu periode kepengurusan sudah terbentuk, jajaran pengurus sudah dilantik, bahkan program kerja sudah dimufakatkan. Itulah kenapa waktu yang dihabiskan jauh lebih lama dari yang diperkirakan. Bahkan rencana liburan 2 hari 1 malam di pulau tidak berpenghuni, hanyalah angan semata.

Meski demikian, dalam kurun waktu beberapa jam sebelum delegasi bertolak kembali ke kampus masing-masing dan membawa hasil dari Munas. Sebagai tuan rumah yang baik, di malam terakhir, para delegasi dimanjakan dengan camilan dan makanan khas yang sudah masuk dalam list acara.

Menikmati senja di pesisir pantai dengan jajanan pisang Epe berbagai varian rasa, dilanjutkan dengan suguhan coto juga konro yang jarak restorannya tidak jauh dari pantai, lalu diakhiri dengan menutup malam dengan suguhan sarabba' dan pisang goreng, sanggara peppe, ubi goreng, bikandoang, dan gorengan penggugah selera lainnya yang terkenal di daerah Jl. Sungai Cerekang.

"Kamu lihat Bintang, tidak?" Jeffry menatap saya heran.

"Kenapa mencari Sekjen?" Keponya.

Iya. Bintang terpilih menjadi Sekjen untuk dua tahun ke depan atau satu periode ke depan.

Untuk kategori BEM Nasional, lamanya periode berjalan memang hitungan 2 tahun. Berbeda dengan BEM universitas maupun fakultas. Itulah kenapa banyak yang masih memegang jabatan sebagai Sekjen atau Konjen tetapi statusnya di kampus sudah alumni.

That's not a problem, karena AD/ART tidak mempermasalahkan hal seperti itu, selama yang bersangkutan bisa bertanggung jawab sampai kepengurusan dan tanggung jawabnya selesai.

Satu kebanggaan tersendiri menjadi tuan rumah, sekaligus salah satu delegasinya terpilih menjadi Sekjen. Dengan perbedaan yang sangat tipis, hanya dua suara, Bintang bisa mengungguli Tata yang juga mengajukan diri sebagai calon perwakilan UI.

Selain Bintang, yang juga masuk dalam jajaran pengurus BEM Nasional ada Edy, sebagai calon tunggal Konjen dari pihak kami.

Berdasar pada aturan main kelembagaan atau AD/ART yang telah disepakati, baik Bintang maupun Edy tidak boleh memegang jabatan sebagai pengurus inti di BEM-U selama mereka menjabat di BEM Nasional. Jabatan tertinggi yang bisa mereka pegang di BEM-U hanya sebatas Wakil Ketua Biro, bahkan jabatan sebagai ketua panitia dan wakil ketua panitia juga haram hukumnya diberikan kepada mereka.

"Aku mencari Bintang bukan karena status dia sebagai Sekjen, tetapi karena hal lain."

"Hal lain apa?"

"Kok kepo sih?" Dia menatap saya kesal, padahal saya yang harusnya kesal, bukan?

Saya berjalan menjauh, mengabaikan Jeffry yang kembali sibuk dengan Chaen juga Jihan membahas konsep acara 24/7 to Campus.

Keluar dari area BEM-U dan kembali ke Sastra. Kali saja Bintang ada di sana. Karena hidupnya dia belum senang sebelum mengumumkan ke semua orang kalau dirinya terpilih sebagai Sekjen. Terkesan sombong, tetapi kenyataannya memang dia sehebat itu.

Ada banyak hal yang mau saya pertanyakan dan berbincang 4 mata adalah pilihan yang tepat. Semoga saja yang selalu mengekor di belakang saya kali ini memilih untuk menyelesaikan pekerjaannya daripada mengikuti saya ke mana-mana. Entah kenapa Jeffry tidak begitu suka memasuki area Sastra. Jadi berada di lingkup Sastra jauh lebih aman daripada mengajak Bintang mengobrol di luar kampus.

"Di mana?"

"Kansas."

"Ramai tidak?"

"Jelas. Lunch time is coming, Sist. Kenawhy?"

"Urgent, I need to talk to you."

"Di belakang himpunanku." Saya mengangguk lalu mematikan telepon, padahal saya tahu Bintang tidak akan melihat anggukan saya.

Mahasiswa- Akademik, Cinta, OrganisasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang