19. Rapat Evaluasi

1.5K 177 13
                                    

Evaluasi kegiatan hari ini sudah dibuka, pemaparan kegiatan mulai dilakukan oleh seksi acara. Semuanya masih adem-ayem sampai tiba sesi tanya jawab. Pertanyaan pertama langsung tertuju kepada saya, namun kali ini bukan dari kak Doy, melainkan salah satu pengurus seangkatannya yang sangat menyebalkan. Rasa ingin menampar.

"Saya tahu, panitia sudah diberi tanggung jawab penuh dalam kaderisasi. Masalahnya adalah panitia seolah-olah lari dari tanggung jawabnya yang mana mencakup kesesuaian antara konsep dan lapangan. Kenyataannya? Yang terjadi di lapangan sering kali melenceng dari konsep. Masa iya, pengurus harus menegur kalian di setiap evaluasi." Dengan tampang pongahnya, kak Wawan sedang dalam mode menjatuhkan kepanitian, mungkin menjatuhkan saya lebih tepatnya.

"Sebelumnya maaf ya Ka ... " Saya menarik pergelangan tangan Edy, membuat si empunya beralih fokus ke saya.

"Biar aku yang jawab." Edy terlihat menarik napas sebelum mempersilakan saya mengambil alih pertanyaan yang sangat tidak berbobot itu.

Bagaimana mau berbobot kalau di setiap evaluasi, itu-itu saja yang terlontar, yang menjadi pembuka.

"Saya tidak akan meminta maaf atas kesalahan yang panitia lain lakukan. Biarkan mereka merasa, sadar diri, dan meminta maaf kalau mereka berminat. Karena kesalahan satu orang panitia tidak etis dijadikan alasan untuk menjatuhkan suatu kepanitiaan. Rasanya yang sudah lebih berpengalaman tahu, bagaimana cara mengkritik yang membangun bukan malah sebaliknya." Saya menjeda kalimat saya tanpa mengalihkan pandangan saya dari kak Wawan yang menatap saya tidak suka.

"Kalau kerja kami dikatakan melenceng dari konsep? Lantas bagaimana dengan pengurus yang terlalu sibuk mengurusi kepanitian kami? Bukankah itu juga melenceng dari tugas dan tanggung jawabnya dalam kepengurusan? Kalaupun ada yang turun tangan, bukankah itu harusnya bagian dari PSDMO?" Saya menaikkan kedua alis sebagai tanda kalau saya butuh jawaban atau bantahan akan pendapat saya.

Hening sesaat sebelum kak Doy membuka suara dan membuat emosi saya benar-benar terpancing.

"Kalau kepanitiaan tidak mau lagi dicampurtangani oleh pengurus, bubarkan!! Jangan kalian pikir tanggung jawab yang pengurus berikan bisa lepas dari pantauan pengurus. Ini proker BEM-U, itu artinya terlepas dari tanggung jawab panitia, BEM-U lebih bertanggung jawab atasnya. Kalau kalian enggan dikomentari kinerjanya, berjalan sesuai koridor atau hentikan kaderisasi sekarang juga. Biarkan pengurus inti atau PSDMO yang mengambil alih tanpa embel-embel panitia. SK kepanitiaan bisa dibuat ulang, dan kalau itu dibuat ulang artinya kalian yang menjadi panitia kaderisasi harus siap reshuffle. Bagusnya sih skorsing lema."

Emosi saya makin menjadi saat tatapan saya dan kak Wawan bertemu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Emosi saya makin menjadi saat tatapan saya dan kak Wawan bertemu. Mungkin saya yang terlalu sensitif, sampai-sampai ekspresi dia saya anggap sebagai ledekan.

Skorsing lema sama saja dengan mengurangi poin ekstrakurikuler buat mahasiswa yang memprogramnya di semester akhir sebagai penambah SKS.

Satu hal yang pasti, kalau sampai kamu dapat SK skorsing dari BEM-U, it means semua pengalaman organisasi kamu tidak adalagi artinya. Skorsing lema adalah hal paling memalukan dalam sebuah kelembagaan. Itu juga berarti kamu tidak kompeten dalam dunia organisasi.

Mahasiswa- Akademik, Cinta, OrganisasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang