9. Grup Chat

1.8K 188 33
                                    

Setelah menuruti permintaan pajak jadian dari Bintang dan yang lainnya, Jeffry menarik saya keluar dari kerumunan mereka. Meninggalkan Rose yang baru sejam lebih menjadi pacarnya.

Saya yang ditarik hanya mampu tersenyum canggung ke arah Rose yang menatap kami heran atau mungkin sedikit cemburu.

"Ih ... apa-apaan sih," protes saya sambil menyentak tangan saya saat kami berdua tiba di parkiran.

Mengabaikan protesan saya, Jeffry malah membentak dengan nada dinginnya. "Masuk!"

Saya yang tidak mau memancing keributan di fakultas dia, memilih menurut.

Menyamankan posisi duduk lalu memasang sabuk pengaman.

"Tck ..." Saya mengalihkan pandangan ke arah Jeffry yang terlihat kesal. Entah karena apa?

"Kenapa?" Dia menatap saya tajam sebelum mencondongkan tubuhnya mendekat.

"Ka ... mu mau ap ...? Ahh ... minggir tidak!!"  Saya berusaha mendorong Jeffry menjauh.

Plak

Sinting nih orang, seenaknya saja main sosor. Untungnya first kiss saya masih aman. "Kalau kamu kayak gini! Aku tidak mau berteman sama kamu lagi." Emosi saya tiba-tiba tersulut sekalipun Jeffry hanya mendaratkan kecupan singkat di pipi saya. Untung juga saya sempat berbalik sebelum bibir dia menyentuh sasarannya.

Dia memukul stir lumayan keras. Ini dia kenapa sih? "Argh ... " Saya dibuat kaget dengan teriakan frustasinya.

"Kenapa sih, Jeff?" tanya saya yang ikut frustasi karenanya.

"Huah ... Rose kenapa menerimaku?" Lah ... sinting nih anak.

"Kan kamu menyatakan perasaanmu, ya dia terimalah bego," umpat saya.

Dia mendelik. "Tapi aku tidak ada niat pacaran sama dia, Wina."

Tolong bantu saya membawa nih anak ke RSJ. Kasihan mama Welhelmus punya anak macam dia.

"Aku cuma ... argh ... aku cuma mengetes perasaan dia ke aku dengan pertanyaan gila itu. Ternyata dugaanku benar, kalau dia memang ada rasa." Jeffry mengacak rambutnya kasar. "Aku harus bagaimana? Huah ... "

Serius ini yang di samping saya, Jeffry yang saya kenal di masa lalu? Kenapa dia kekanakan sekarang?

Serius ini yang di samping saya, Jeffry yang saya kenal di masa lalu? Kenapa dia kekanakan sekarang?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku belum siap pacaran."

Kali ini saya yang mendesah frustasi mendengar keluhannya. Kalau dia memang tidak siap pacaran kenapa candaannya sampai seperti itu pada Rose? Argh ... ibu ... anakmu dibuat frustasi sama anak mama Welhelmus.

"Bantuin aku!" pintanya sambil menarik-narik lengan saya. "Jadi selingkuhanku ... ouch ... kasar banget sih?" Tabokan lumayan kencang berhasil beradu dengan kepala besarnya.

"Kamu tuh ya, bicara tidak disaring dulu. Mau buat BEM-U ribut karena kelabilanmu? Belum jadi selingkuhanmu pun, Rose sudah cemburu ke aku. Lagi pula, kenapa main tarik-tarik, sih? Kasihan tahu si Rose. Pacarannya baru sejam tetapi pacarnya sudah jalan sama cewek lain," protes saya panjang kali lebar.

Mahasiswa- Akademik, Cinta, OrganisasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang