36. Resepsi Pernikahan

1.5K 163 18
                                    

Resepsi Tami yang berlangsung malam hari digelar penuh sukacita. Satu-satunya yang tidak menikmati pesta ini dengan damai adalah saya. Apalagi saat melihat sosok yang tidak saya duga benar-benar hadir di sini, berjalan memasuki aula resepsi seorang diri.

Entah di mana dia mendapatkan alamat rumah saya, karena semenjak Musmus mengundangnya tidak sekalipun saya mengirimkan pesan padanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Entah di mana dia mendapatkan alamat rumah saya, karena semenjak Musmus mengundangnya tidak sekalipun saya mengirimkan pesan padanya. Bukan karena saya tidak suka dia hadir dalam acara keluarga saya, tetapi saya khawatir dengan harapan-harapan keluarga saya padanya yang berpotensi besar membuat saya juga berharap banyak padanya.

Saya belum siap patah hati, makanya saya belum siap untuk serius dengan hati. Meski itu sangat sulit lebih-lebih dia benar hadir memenuhi undangan keluarga saya dan melangkah dengan pasti saat menemukan sosok saya yang berada di dekat pintu masuk.

Kalau sudah seperti ini? Harus saya apakan hati saya?

Apa saya biarkan saja terbawa arus? Lantas bagaimana kalau pada akhirnya nanti saya yang terluka?

Saya tidak mau bernasib seperti perempuan-perempuan di luar sana yang ditinggal pas sayang-sayangnya atau dikecewakan oleh harapan yang terlalu tinggi.

Ini kenapa saya makin melantur, ya? Memangnya kak Wildan tertarik sama saya?

Rasanya saya ingin mentertawakan diri sendiri yang makin menjadi-jadi percaya dirinya.

Dasar perempuan.

"Welcome, Kak. Sama siapa?"

"Jeffry dan Rose." Saya tersentak mendengarnya. Bukannya dia tidak mau mengajak Rose? Kok tiba-tiba? Dasar plin-plan.

"Mereka mana?" Kak Wildan mengalihkan pandangannya ke stan buku tamu, membuat saya ikut melihat ke arah sana.

"Jeffry." Sapaan Musmus yang tiba-tiba berada di dekat saya dan kak Wildan entah datang dari mana membuat Jeffry dan Rose berbalik ke arah kami.

" Sapaan Musmus yang tiba-tiba berada di dekat saya dan kak Wildan entah datang dari mana membuat Jeffry dan Rose berbalik ke arah kami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah mengambil souvenir, mereka berdua mendekat.

"Thanks for coming, Rose." Kami bercipika-cipiki mengikuti trend pertemuan masa kini.

Mahasiswa- Akademik, Cinta, OrganisasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang