31. Dalang Bedebah

1.4K 169 28
                                    

Briefing singkat dari kak Tenny, memberi bayangan besar kepada kami tentang langkah yang pantas dipilih beberapa menit ke depan.

Meski saya tidak banyak aktif di organisasi lain daripada mereka-mereka yang ada di sini, setidaknya pengalaman saya mengikuti pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan sejarah pergerakan mahasiswa, sangat membantu saya untuk memahami beberapa kode rahasia di setiap keadaan sepelik ini. Juga sangat membantu saya membaca pergerakan bawah tanah setiap kekacauan yang ada dalam lema.

Itulah kenapa saya paling sering sangkut pautkan masalah lema dengan kehadiran senior tua di kampus. Bukan tanpa sebab, karena memang mereka adalah 60% penyebab suatu kepengurusan dalam masalah besar.

Senior dan harapan berkuasanya.

Butuh waktu 10 menit lebih dari perkiraan sampai kami beranjak menuju BEM-U. Selain menunggu ketua dari masing-masing lema, juga membahas langkah-langkah jitu untuk memukul mundur para bedebah yang terlalu sering mengganggu kepengurusan.

"Ingat! Jangan pakai urat! Kamu salah ngomong, Doy dan kita semua demisioner dini." Saya mengangguk singkat mendengarkan saran kak Tenny yang sepertinya sudah 3 atau 4 kali diucapkan.

"Iya kak Tenny sayang ... " Hanya cibiran yang saya dapatkan sebagai balasan, sementara yang lainnya cekikikan.

"Sayang kok diumbar-umbar."

"Biar saja. Iri bilang, Bos."

"Iri biling bis." Pukulan saya pada kepala Jeffry mendarat dengan sempurna.

Sorry Rose, pacar kamu menyebalkan sih.

Saat kami tiba di BEM-U, ada banyak wajah-wajah baru yang tidak saya kenali. Beberapa pernah saya lihat entah di mana. Mungkin senior saya di Sastra. Mungkin.

"Kahim dan BEM fakultas lagi apa di sini? Bukannya menjaga sekret masing-masing malah kelayapan."

"Siang, Kak." Salam saya malah dipandang dengan kening bertaut.

"Kenal?"

"Tidak, Kak. Makanya mengajak berkenalan." Saya mengulurkan tangan kanan saya yang bersambut.

"Nala. Mahasiswa Sasing, pengurus BEM-U." Dia cuma menganggukkan kepala.

"Ada perlu apa kakak ke BEM-U? Mau ketemu siapa?" Salah satu dari mereka berjalan dengan anggunnya dan sialnya dia lebih cantik daripada saya yang cuma kentang.

"Ada perlu apa kakak ke BEM-U? Mau ketemu siapa?" Salah satu dari mereka berjalan dengan anggunnya dan sialnya dia lebih cantik daripada saya yang cuma kentang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia mengulurkan tangannya kepada saya. "Sani. Kami cuma mau memastikan BEM-U baik-baik saja."

Sialan. Laki ternyata.

"BEM-U baik-baik saja, Kak. Terima kasih atas perhatiannya."

"Yakin BEM-U baik-baik saja?"

"Yakin BEM-U baik-baik saja?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mahasiswa- Akademik, Cinta, OrganisasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang