01 :: Kenalan

891 75 49
                                    

🗓️10 Februari 2020🗓️
🎾SMA BUMI MERPATI🎾

Iris mata Jave tak kunjung berhenti memperhatikan gadis cantik berambut hitam gelombang yang ada di seberang lapangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Iris mata Jave tak kunjung berhenti memperhatikan gadis cantik berambut hitam gelombang yang ada di seberang lapangan. Sesekali senyum tipisnya terbentuk, ketika melihat gadis itu membalas sapaan semua orang.
"Siapa namanya?"

"Hah?"

"Hah mulu lu kayak kelomang." Protes Jave ke arah sang sahabat, lalu kembali melirik si gadis. "Itu dia. Siapa?"

Haikal membulatkan mulutnya. "Ohhh itu. Namanya Nadira, dari kelas sebelas IPA satu, pacarnya si Kenneth."

Sebelah alis Jave terangkat satu mendengar jawaban tersebut. "Kenneth? Ketua osis yang badannya bau kuah iga itu? Emangnya Nadira mau?"

"Brengsek banget mulut lu. Mereka pacaran udah satu tahun lebih. Sekiranya, pas lu berangkat ke London mereka jadian, terus sampe sekarang lu pulang juga mereka masih pacaran." Haikal kembali menjelaskan.

"Oh gitu. Tanyain coba."

"Tanyain apaan??"

"Kapan putus?"

Haikal melirik sinis. "Goblok, tanya sendiri aja anjing. Gausah nyari tumbal." Protesnya berhasil membuat Jave tertawa pelan.

Setelah rehat selama setengah jam, akhirnya pertandingan basket pun kembali di mulai. Ya, tepat pada hari ini sekolah SMA Bumi Merpati merayakan ulang tahun yang ke 43 tahun. Jadi, pihak sekolah mengadakan beberapa acara perlombaan dan mengundang banyak sekolah lain untuk ikut berpatisipasi.

"Nadira!"

Panggilan itu membuat si pemilik nama menoleh, menatap pria tampan berlesung pipi yang sedang berdiri di sudut lapangan. Tanpa berlama, Nadira lantas berlari menghampiri. "Ada apa kak?"

"Kalo kamu udah beres ngedata menang dan kalahnya peserta, nyusul aja ke kantin. Aku mau makan siang bareng sama pantia inti." Ucap Kenneth seraya mengusap pelan pucuk kepala Nadira.

Iris mata Nadira otomatis melihat ke dalam kantin, dimana ada segerombol kakak kelas berseragam panitia yang sudah duduk bersama. Salah satunya, Jennifer.

"Oh yaudah kak, nanti kalo mau aku nyusul kok. Makan yang banyak ya." ucap Nadira tersenyum manis.

Dari arah lapangan, Jave terus memperhatikan sampai nyaris tak fokus mengikuti pertandingan. Dia merasa ada sesuatu yang janggal. Bukan tentang Nadira, atau Kenneth.

Tapi, tentang perasaannya sendiri.
.
.
.
.

"Gua kalo jalan bareng lu berasa ketularan gantengnya. Banyak bener yang ngeliatin." Celoteh Haikal ketika memasuki area kantin bersama Jave.

Decihan pelan Jave berikan, sambil terus berjalan menuju penjual air minum. "Kegantengan gua juga ogah nular ke orang kayak lu." sindirnya, lalu meraih dua botol air mineral. "Bu, dua jadi berapa dollar?"

(✓) Rumah untuk NadiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang