Adelia menghela napas lega saat dia berhasil meyakinkan Arthur untuk tidak ikut bersama dengannya saat dia akan bertemu dengan Albert. Adelia masih tidak bisa menjamin jika pikiran pria itu benar-benar telah berubah dan seratus persen memihaknya, jika tiba-tiba saat pertemuan berlangsung dan Albert berhasil mengubah pikiran Arthur lagi, dipastikan Adelia tidak akan memiliki kesempatan untuk kabur lagi.
Adelia menggelengkan kepalanya, demi kelangsungan hidupnya dan demi menghindari pernikahan malapetaka dengan anak kecil itu, Adelia harus menggunakan segala cara agar rencananya tidak keluar jalur. Jadi Adelia meyakinkan Arthur untuk tidak mengikutinya dan sebagai gantinya meminta kepala pelayan Isefel dan beberapa pengawal untuk menemani Adelia ke Hotel X untuk bertemu dengan Albert, dengan begitu Adelia berhasil membuat hati pria itu sedikit merasa tenang dan sedikit merelakan kepergian putrinya.
"Jangan lepaskan mata kalian dari putriku."
Dua orang pengawal yang ditugaskan bersama Isefel menganggukkan kepala mereka, menyanggupi perintah tuannya.
Sementara itu Adelia sudah duduk manis di dalam mobil, melirik jam tangan perak yang melingkari pergelangan tangannya yang ramping dan putih, itu menunjukkan pukul sembilan lebih sepuluh menit, dia teringat janji Tom dan adik laki-lakinya bersama Garry yang akan pergi ke taman hiburan serta janji temu dengan Kai untuk makan malam bersama. Adelia pikir jika dia bisa melarikan diri dari pengawal dan Isefel, dia akan pergi menemui mereka setelah pertemuannya dengan Albert.
Mobil yang ditumpangi Adelia melaju di jalanan kota menuju Hotel bintang lima yang ada di pusat kota. Saat Adelia sampai, seorang pelayan yang sudah ditugaskan segera mengantar Adelia menuju ruang pribadi yang secara khusus dipesan Albert untuk pertemuan penting ini.
Albert sengaja memesan ruangan pribadi yang menyuguhkan pemandangan kota dari jendela. Saat Adelia datang, meja bundar itu masih kosong, hanya ada tiga piring yang di tata menurut letak tempat duduk, di tengah-tengah terdapat vas kecil yang diisi dengan setangkai bunga golden rose yang cantik. Albert tersenyum saat Adelia datang dan segera memeluk cucunya.
Adelia yang tiba-tiba dipeluk sedikit terkejut, hubungan pemilik asli dengan Albert sebenarnya tidak terlalu dekat karena Albert sibuk bertapa dan tinggal di gunung untuk mencari ketenangan setelah melepaskan diri dari dunia bisnis, tapi hubungan kakek dan cucu ini tidak secanggung hubungan Adelia dengan ayahnya di kehidupan sebelumnya.
"Bagaimana kabarmu?" Tanya pria tua itu.
Adelia baru membuka mulutnya saat Albert kembali memeluknya lagi setelah hanya sesaat dilepaskan. "Anak nakal, bagaimana kau bisa membuat keributan seperti ini, ini pasti karena Arthur anak bodoh itu membuatmu hidup di dalam sangkar selama bertahun-tahun, kau pasti kesepian, jika kakek tahu ini akan terjadi aku akan menyeretmu keluar, hidup di gunung bersama dengan kakek dan merasakan kebenasan."
Adelia, alisnya berkerut. "...." Apa yang orang tua ini bicarakan?
Adelia tertawa kering dan dengan canggung menjawab, "Aku baik-baik saja, Kek."
Albert terlihat seperti pria yang telah berumur di atas enam puluh tahun dengan wajah yang sudah keriput dengan rambut dan jenggot yang telah memutih. Pria itu sangat sederhana, terlihat seperti orang biasa yang mengenakan kaos lengan pendek berwarna abu-abu dengan celana panjang berwarna senada.
Albert mendesah saat dia duduk dan menyuruh Adelia untuk duduk sementara Isefel menolak untuk duduk meski dipersilahkan, pria tampan yang seperti berumur tiga puluh tahunan itu lebih memilih berdiri di sudut ruangan dan mengawasi mereka. Sementara itu dua pengawal ditugaskan untuk berjaga di luar pintu.
Saat Isefel berdiri di titik buta Adelia, Adelia bisa merasakan punggungnya kedinginan seolah seseorang memberikan tatapan yang tidak biasa untuknya. Dari ingatan pemilik asli, Isefel adalah kepala Pelayan yang bekerja di rumah Arthur sejak kepala pelayan sebelumnya mengundurkan diri karena terlalu tua, kira-kira saat Isefel masuk ke dalam rumah Arthur, pemilik asli baru berumur lima belas tahun, Isefel adalah pria tampan kedua setelah Arthur, tapi kepribadian pria ini terlalu sulit untuk dibayangkan, dia seperti lemari es berjalan yang akan menjawab seminim mungkin jika kau bertanya dan diam jika kau diam. Bahkan pemilik asli yang antusias karena bertemu secara langsung dengan pria tampan selain Arthur saat itu juga menyerah begitu saja karena Isefel bukanlah orang yang bisa diajak untuk mengobrol santai dan bergosip.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ TAMAT ] Pria Cantik Itu Istriku. [Novel Life]
RomanceKisah Adelia bertransmigrasi ke tubuh seorang gadis yang memiliki masa depan mengerikan karena harus dijodohkan dengan orang yang sangat dia cintai, tapi pihak lain tidak mencintainya dan membiarkannya mati di dalam kebaran. Adelia tidak ingin hal i...