"Lihat, mereka tidak menghidarimu hanya karena kamu anak jendral, mereka hanya belum mengenalmu."
Adelia tidak sengaja mendengar pembicaraan Teo dan Darian saat dia kembali ke dalam kamar setelah mandi.
Tidak ada orang lain di ruangan itu, yang lain sudah beranjak ke kantin untuk makan malam dan Adelia sengaja mengambil waktu paling akhir untuk mandi saat semua orang telah selesai menggunakan kamar mandi. Jadi dia tidak khawatir.
Namun, dia tidak menduga bahwa dua pemuda itu masih berada di dalam kamarnya dan tidak turun untuk makan malam.
"Apa yang sedang kalian lakukan?" tanya Adelia pura-pura tidak mendengar apa yang baru saja mereka bicarakan.
Adelia kemudian masuk dan menggantung handuknya setelah meletakan peralatan mandinya ke dalam lemari.
"Menunggumu, kau ingat jika satu tertinggal yang lain tidak akan mendapatkan jatah makan malam," jawab Teo.
Adelia tersenyum kikuk. "Ah, maafkan aku."
Mereka kemudian berjalan bersama ke kantin untuk makan malam.
"Kenapa kau selalu mandi di akhir?"
Adelia menoleh. "Oh, itu ... Aku pikir lebih nyaman mandi saat tidak banyak orang."
Teo tertawa sementara Darian diam saja dan fokus pada jalannya.
Adelia mau tidak mau melihat Darian yang begitu tenang dan tidak banyak berbicara. Sulit untuk melihat apa yang sedang dipikirkan pemuda itu, tapi semakin Adelia melihat Darian, semakin Adelia mengakui bahwa pemuda itu memang sangat tampan, bahkan botaknya tidak mengurangi ketampanannya.
Mereka kemudian makan bersama dan kembali ke kamar mereka.
Tom, Jerry dan Garry saling memijat di tempat tidur. Mereka kembali mengeluhkan tubuh mereka yang sakit, dan instruktur mereka yang sangat galak, sebelum Teo mengeluarkan tempat kopi dari lokernya.
"Ada yang ingin minum kopi?" tanya Teo.
Kai dengan cepat mengeluarkan cangkirnya dari dalam lemari. "Wah, kau membawa barang bagus. Berikan padaku satu cangkir."
"Aku juga, berikan aku satu cangkir."
Satu persatu dari mereka mengeluarkan cangkir mereka dan duduk melingkari meja. Adelia juga ikut memberikan cangkirnya karena dia juga penyuka kopi di masa lalu.
"Darwin, bagaimana dengamu?" tanya Teo saat melihat Darwin tidak ikut memberikan cangkirnya.
"Ini pertama kalinya aku minum kopi, apa ini tidak akan mengganggu tidurku, nanti?" Darwin membenarkan kaca matanya, berbicara ragu-ragu saat melihat yang lain mulai mendapatkan satu cangkir kopi dan menikmatinya.
Kai tertawa terbahak-bahak. "Kau akan baik-baik saja, tenang saja aku akan membangunkanmu besok pagi. Lihat, ini sangat enak." Kai memamerkannya dengan meminumnya.
"Benar, kau harus mencobanya, kopi ini sangat enak," ucap Jerry. "Dari mana kau mendapatkannya?" tanyanya pada Teo.
Teo tersenyum dan menjawab, "Ini dari nenekku, kalian bisa tambah kalau mau."
"Ah, tidak, tidak. Berapa bayak yang kau bawa ke Akmil, masih butuh dua puluh delapan hari lagi untuk bisa keluar dari Akmil. Kau harus irit." Kai segera menimpali dan membuat semua orang tertawa kecuali Darian yang hanya tersenyum tipis, membuat Adelia semakin tidak mengerti kemana perginya pria sombong dalam ingatannya itu. Di mata Adelia sekarang, bahkan Darian terlihat seperti Darian dalam deskripsi Arthur yang mengatakan bahwa dia anak baik dan murah hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ TAMAT ] Pria Cantik Itu Istriku. [Novel Life]
RomansaKisah Adelia bertransmigrasi ke tubuh seorang gadis yang memiliki masa depan mengerikan karena harus dijodohkan dengan orang yang sangat dia cintai, tapi pihak lain tidak mencintainya dan membiarkannya mati di dalam kebaran. Adelia tidak ingin hal i...