[ TAMAT ] Pria Cantik Itu Istriku. [Novel Life]

19. Otaknya diracuni pria tampan.

Adelia merasa kepalanya sedikit berputar.

Sejak Adelia pulang ke rumah, kondisi Arthur segera membaik seolah dia sembuh dengan kekuatan sihir.

Simsalabim dan sakitnya hilang tertiup angin.

Arthur yang sangat merindukan putrinya sangat menyebalkan, setiap saat menempel dan mengikuti Adelia kemanapun Adelia pergi bahkan memaksa untuk tidur bersama.

"Ayah, meski aku putri Ayah aku tidak ingin tidur bersama Ayah."

"Kenapa tidak, dulu waktu kecil kau selalu tidur dengan ayah."

"Tapi aku sudah dewasa sekarang, Ayah pergilah."

"Tapi ..."

Adelia menutup pintu dan menguncinya.

Tidak hanya itu, Arthur juga menjadi orang yang cerewet, banyak pertanyaan yang muncul dari mulutnya.

"Apa saja yang kau pelajari di Akademi?"

"Kau bisa menjadikan ayah sebagai pasien, ayah ingat saat kecil kau suka bermain dokter-dokteran dengan ayah. Bagaimana jika kita bermain lagi seperti dulu, kau jadi dokter dan ayah jadi pasien."

"Oh, ayolah ayah ingin tahu perkembanganmu dalam belajar, apa kau sudah tahu cara menyuntik?"

"Apa kau juga belajar tentang obat-obatan dan cara meracik obat. Apa perawat juga meracik obat?"

Adelia menghela napas, dia tidak tahu bahwa Arthur ternyata adalah orang yang seperti ini, dia terlihat seperti pria-pria tampan dingin yang muncul di tv saat berhadapan dengan orang lain, tapi saat berhadapan dengan putrinya dia benar-benar seperti anak kecil yang selalu ingin tahu dan sangat antusias.

Adelia tidak bisa menjawab semua pertanyaan itu, dia tidak masuk Akademi keperawatan, jadi bagaimana dia bisa menjawab pertanyaannya, yang dia tahu adalah cara bertarung, cara menembak, dan cara membully Darian. Dia berharap Arthur berhenti bertanya, tapi semakin banyak Adelia menolak menjawab semakin banyak Arthur menyerangnya dengan pertanyaan. Beruntung telepon Arthur berdering.

Adelia memperhatikan wajahnya yang gelap saat melihat ponsel itu dan saat mendengar orang lain berbicara di ujung telepon, wajah Arthur semakin gelap.

"Ayah, aku sudah mengatakannya padamu berkali-kali, apapun yang terjadi, bahkan jika itu memutuskan hubungan dua keluarga aku tidak akan lagi peduli, aku akan mendukung keputusan putriku, jika dia tidak ingin dijodohkan maka tidak akan ada perjodohan, apalagi pernikahan."

Adelia melihat ekspresi Arthur berubah dari keras kepala seketika menjadia anak yang ketakutan, lehernya menyusut dan ponselnya sedikit dijauhkan dari telinganya, Adelia bisa menebak bahwa kakeknya tengah memarahi Arthur.

Adelia sendiri belum pernah bertemu dangan kakek pemilik asli yang bernama Albert, dia hanya tahu dari ingatan pemilik asli bahwa pria itu sangat tegas dan keras kepala, bahkan Arthur tidak bisa menolak ucapan pria itu.

Adelia khawatir pikiran Arthur diracuni oleh Albert, jadi dia diam-diam mendekati Arthur dan ikut mendengarkan obrolan mereka.

"Anak nakal! Sudah kubilang perjodohan tidak bisa dibatalkan, putrimu hanya sedang mengalami masa pemberontakan karena kau terlalu memanjakannya, aku yakin dia akan berubah pikiran saat bertemu dengan Darian. Adelia suka melihat pria-pria tampan di tv, aku yakin dia akan menyukai Darian saat melihatnya secara langsung, Darian bahkan lebih tampan dari apa yang dia lihat di tv!"

Wajah Adelia seketika menjadi gelap, kenapa dia merasa bahwa dia sangat murah, hanya karena tampan dan dia akan melakukan perjodohan, ai.

Namun, dia ingat bagaimana pernikahan penuh malapetaka itu bisa terjadi pada pemilik asli, itu karena pemilik asli yang kesepian seperti putri yang terkurung di dalam kastil buatan Arthur selalu mengatasi kesepiannya dengan berbagai hal termasuk membaca novel dan menonton drama televisi. Itu semua adalah racun yang mengotori jiwa polos pemilik asli dengan gambaran pria tampan yang baik hati, pria tampan yang galak tapi perhatian, pria tampan yang dingin tapi penuh kasih sayang, pria tampan yang kejam tapi hanya mencintai gadisnya seorang, pria tampan yang memesona, pria tampan yang pintar, pria tampan yang nakal tapi bucin, pria tampan, tampan dan tampan hingga tidak berujung.