23.
"Leo bagaimana jika kau bekerja di sini setelah lulus dari Akmil?" Kai bertanya dan Darian segera menoleh, memberikan tatapan tajam.
Adelia tertawa kering, sepertinya di mata semua orang, dia masih menjadi tunawisma yang butuh tempat berteduh dan bekerja.
"Setelah lulus dari Akmil, kau sudah berumur 19 tahun, jadi itu tidak akan menjadi masalah jika kau bekerja di Bar."
"Terima kasih untuk tawaranmu, tapi aku lebih tertarik menjadi pelanggan daripada menjadi pegawaimu. Aku berlatih keras di Akmil, kenapa aku harus berakhir di Bar, bukankah lebih baik jika aku lanjut saja menjadi tentara atau masuk ke akademi kepolisian."
Kai tertawa. "Hahaha, kau benar, kau benar, tapi jika kau datang sebagai pelanggan, aku tidak akan memberimu diskon."
"Kau peritungan sekali, apa tidak ada diskon untuk teman?"
Kai melambaikan tangan. "Temanku tidak hanya kau seorang, jika aku memberi diskon teman, tempatku secara alami akan mengalami kebangkrutan dalam satu malam."
Semua orang tertawa mendengar jawabannya. Kecuali Darian yang memiliki awan mendung di sekitar wajahnya, minum sambil cemberut.
"Ngomong-ngomong. Sainganmu, apa dia tidak masuk Akmil?" Teo tiba-tiba bertanya.
Kai sibuk mengelap gelas dan menjawab, "Tidak, dia memalsukan tes kesehatannya dan berpura-pura menderita hepatitis, jika dia masuk Akmil aku sudah lama menghajarnya sampai dia meminta pengampunan."
Adelia tersenyum merasa kasihan dengan Kai, setidaknya dirinya lebih baik karena dia bisa menghajar Darian setiap hari. Hahaha.
"Itu pasti lebih baik daripada menendangnya keluar dari perusaahan."
"Kau benar."
"Ah, baiklah." Tom tiba-tiba berdiri. "Makan malam bersama kalian memang yang terbaik, tidak di Akmil atau di sini, kalian saudara-saudaraku memang selalu memberi rasa nyaman. Tapi, aku harus pergi, Tim harus tidur sesuai jadwal atau dia akan terlambat ke sekolah."
Tim segera menolak. "Ini baru jam delapan, kenapa buru-buru, aku ingin mendengar lebih banyak cerita dari teman-teman kakak."
"Kau pikir jarak dari sini ke rumah tidak jauh? kita akan sampai di rumah jam setengah sembilan dan kau harus memberisihkan diri, mandi, menggosok gigi dan mengosongkan kandung kemihmu, saat kau menyelesaikan itu semua, jam sudah menunjukan pukul sembilan malam dan kau harus pergi tidur."
Tim mengerucutkan bibirnya, tapi tidak lagi membantah lagi.
"Aku juga harus pergi, orang tuaku tidak mengijinkanku berkeliaran di luar lebih dari jam sebilan malam." Darwin juga ikut beranjak dari duduknya.
Melihat satu per satu dari mereka mengundurkan diri, Adelia juga mengikuti karena dia tidak ingin membuat ayah singgle di rumahnya menggigit bantal dan menangis karena terlalu mengkhawatirkan putrinya.
"Aku juga harus pergi."
Melihat Adelia beranjak dari duduknya, secara alami Darian juga ikut berdiri dan mengatakan, "Aku juga harus pergi." Karena Darian ingin memastikan Adelia pulang ke rumah.
Kai menatap heran. "Ada apa dengan kalian semua, ini baru jam delapan malam dan kalian sudah ingin pergi, aku bisa menerima alasan Tom karena dia membawa adik kecilnya, tapi kalian semua tidak, tinggalah sedikit lebih lama dan mengobrol. Kakak ini akan mengantar kalian pulang nanti."
Tom segera menarik dan menggandeng tangan adiknya.
"Itu benar, jarang bagi kita untuk bisa mengobrol di luar tanpa khawatir dengan omelan para instruktur. Jika aku tidak membawa Tim, aku juga akan tinggal lebih lama, ah!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[ TAMAT ] Pria Cantik Itu Istriku. [Novel Life]
Storie d'amoreKisah Adelia bertransmigrasi ke tubuh seorang gadis yang memiliki masa depan mengerikan karena harus dijodohkan dengan orang yang sangat dia cintai, tapi pihak lain tidak mencintainya dan membiarkannya mati di dalam kebaran. Adelia tidak ingin hal i...