17. Temani kakak ini berbelanja.

3.6K 644 5
                                    

Pusat perbelanjaan itu masih ramai bahkan saat jam menunjukkan pukul setengah sembilan malam. Orang-orang terlihat tidak memiliki kekhawatiran dengan apa yang sedang terjadi di perbatasan, seolah mereka tidak tahu apa-apa, berbelanja, tertawa dan berjalan-jalan bersama orang-orang yang mereka kenal.

Adelia menatap orang-orang itu saat dia pertama kali turun dari mobil dan tidak bisa untuk tidak merasa heran dengan penduduk negara ini. Bukankah negara mereka dalam kondisi yang tidak baik? Tidak bisakah mereka memperlihatkan sedikit kekhawatiran pada wajah mereka akan apa yang mungkin terjadi di masa depan? Bagaimanapun katanya perang akan terjadi, meski Adelia tahu dari ingatan pemilik asli bahwa perang tidak akan terjadi, tapi orang-orang ini seharusnya tidak, 'kan.

"Apa menurutmu orang-orang ini tidak tahu tentang kondisi dua negara?" Adelia tiba-tiba bertanya.

Darian yang ditanya, untuk pertama kali melihat ekspresi serius di wajahnya, setelah semua ekspresi konyol dan menjengkelkan setiap kali berhadapan dengannya, Darian merasa gadis ini benar-benar ingin tahu.

"Mereka tahu, sejak pengumuman wajib militer dikeluarkan ke publik, mereka sudah tahu bahwa hubungan dua negara sedang tidak baik."

Adelia berkedip, menghela napas. "Tapi bukankah mereka terlihat sangat tenang, terlalu tenang?"

"Apa yang harus dikhawatirkan, warga sipil berhak untuk merasa nyaman dan aman di negaranya sendiri. Mereka percaya pemerintah dapat melakukan yang terbaik untuk menyelesaikan masalah ini, perang seharusnya tidak terjadi."

Adelia menatap Darian sejenak, terlihat memikirkan sesuatu sebelum berjalan masuk menuju toko baju.

Darian melihat gadis itu tiba-tiba memutuskan pembicaraan dan pergi ke sebuah toko, merasa pembicaraan telah berakhir, Darian tidak mengatakan apa-apa dan hanya mengikutinya.

Sebagai seorang gadis yang telah hidup selama tiga puluh tahun di masa lalu, selera Adelia tentang pakaian dan perhiasan sangat sederhana, baginya selama itu bisa dipakai, cocok dan nyaman, Adelia akan memakainya. Adelia tidak suka barang-barang mewah mengingat kondisi keuangan di masa lalu menuntutnya untuk memakai pakaian yang hanya dilabeli dengan tulisan diskon 50% hingga 75%, karena itu Adelia langsung menuju rak pakaian dengan tulisan diskon 65% bahkan saat melihat tulisan beli satu gratis satu senyum Adelia mengembang bagai bulan sabit yang menggantung di wajahnya.

Darian melihat ini dan sedikit tertegun saat memperhatikan gadis itu membolak-balik pakaian yang terlihat murah itu, bagaimana dia bisa sebahagia itu saat melihat pakaian-pakaian yang bahkan tidak akan dilirik oleh ibunya. Ibu Darian adalah wanita dari keluarga terhormat, barang-barang yang dia pakai selalu barang limited edition, atau rancangan langsung dari perancang terkenal, Ibu Darian tidak akan pernah menyentuh barang-barang seperti itu, bahkan melihatnya saja itu tidak mungkin.

Awalnya saat Adelia bertanya apakah dia membawa uang dan memintanya untuk membelikan pakaian di pusat perbelanjaan, Darian sempat berpikir bahwa gadis ini pasti akan memiliki selera yang sama dengan ibunya karena sama-sama berasal dari keluarga berada, dia bahkan khawatir dengan keadaan sakunya yang berisi beberapa lembar uang yang dia bawa secara terburu-buru untuk berjaga-jaga di perjalanan tidak akan sanggup untuk membayar biaya pakaian gadis itu dan berpikir untuk menelpon Teo, memintanya untuk menyusulnya dan membawakan kartu kreditnya. Namun, siapa yang menyangka bahwa gadis itu justru akan berlari pada rak barang-barang murah meriah seperti itu, bahkan terlihat sangat bahagia.

Adelia memilih beberapa potong pakaian dan membandingkan antara satu dan yang lainnya, dia selalu mengalami kesulitan ini saat berbelanja, semuanya terlihat bagus oleh matanya dan membuatnya bingung untuk mengambil yang mana, terkadang karena kebingungannya dia membutuhkan waktu setidaknya satu jam untuk memutuskan. Namun, dia sekarang sedang buru-buru, melihat pakaian yang bagus-bagus itu dirinya merasa patah hati saat dia memilih kemeja berwarna peach, rok plisket dengan warna serupa yang memiliki tali di pinggang yang bisa dibentuk pita, selain itu dia juga memilih sepatu hak tinggi dengan warna serupa.

[ TAMAT ] Pria Cantik Itu Istriku. [Novel Life]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang