[ TAMAT ] Pria Cantik Itu Istriku. [Novel Life]

28. Keputusan Adelia.

29.

Darian tidak bisa menahan senyum selama dia berada di mobil yang membawanya menuju base di perbatasan.

Dia tidak tahan untuk tidak membayangkan bagaimana reaksi gadis itu saat melihatnya lagi setelah tiga bulan, akankah dia terkejut?

Darian bertanya-tanya pada dirinya sendiri sambil membayangkan wajah Adelia, dan dia akan kembali tersenyum setiap kali membayangkan wajah yang sudah tidak dia lihat selama tiga bulan lebih.

Ini aneh, hanya Adelia yang membuatnya mengerti apa itu rasanya merindukan seseorang dan membuat hatinya gelisah setiap kali menghadapi kenyataan bahwa orang itu tidak ada di sisinya. Tiga bulan, terasa seperti tiga tahun, hari-hari yang dia lewati berjalan sangat lambat dan membuatnya tertekan, dia ingin melihatnya. Namun, kegigihan dirinya untuk berubah demi gadis itu membuatnya rela melakukan hal-hal ini. Padahal, jika Darian ingin meningkatkan kemampuannya, berlatih di Akmil bersama gadis itu sangatlah cukup karena para instruktur di Akmil juga adalah orang-orang berpengalaman dan dapat dipercaya, dan dia tidak perlu meninggalkan gadis itu di tengah-tengah kumpulan pria tanpa penjagaan.

Setiap kali mengingat hal itu, Darian akan kehilangan akal dan mengepak barang-barangnya, bersiap pergi ke Akmil dimana gadis itu berada, memastikan dia baik-baik saja dan tidak tersenyum pada pria lain.

Namun, Darian ingat nasihat dari Fire, jika dia ingin membuat gadis itu terkesan dan dapat melihat perubahan dalam dirinya adalah dengan menjauhinya untuk sementara waktu, dia bahkan tidak disarankan untuk sekedar melakukan panggilan telepon dengan Adelia agar rencananya berhasil.

Fire mengatakan bahwa orang yang melakukan perjalan jauh tanpa kabar terkadang sedikit berbeda saat dia kembali. Jadi, Fire menyarankan Darian untuk berkerja keras untuk menghilangkan kesan anak kecil lemah, tidak dewasa dan selalu kalah dari dirinya, agar saat dia bertemu kembali dengan gadis itu, Darian adalah seratus persen orang yang berbeda. Karena itulah Darian berlatih lebih keras dari yang lain, dan belajar lebih banyak dari yang lain.

Semua itu demi membuat dirinya terlihat dewasa, pintar dan tidak terkalahkan! (Pada intinya, semuanya demi Adelia.)

Sekarang, tiga bulan telah berlalu. Darian tumbuh lebih tinggi dari sebelumnya, kontur wajahnya kian tajam dan setiap kali dia menatap cermin dia mulai menjadi narsis dan mengatakan bahwa dia menjadi lebih tampan dari sebelumnya, seratus persen yakin bahwa Adelia akan menyukainya.

Saat dia sampai di Base, bus yang mengangkut anggota baru yang akan melakukan tugas wajib militer belum datang dan diperkirakan akan sampai dalam dua puluh menit lagi, yang artinya dia akan bertemu dengan Adelia dalam dua puluh menit lagi. Wajahnya memanas dan jantungnya mulai berdebar.

Darian kemudian memutuskan untuk memasuki unit regunya dan membereskan barang-barangnya. Saat dia memasuki unit regunya, Darian melihat posisi tempat tidurnya tidak sama dengan yang ada di asrama Akmil. Tidak seperti di Akmil yang menggunakan tempat tidur bertingkat, di sini tidak dan di susun empat baris empat baris yang saling berhadapan.

Darian tahu, peraturan mengubah posisi tempat tidur tidak diperbolehkan, tapi saat Darian melihat letak tempat tidur Adelia sebenarnya berada di tengah-tengah antara Kai dan Teo, itu membuat wajah Darian seketika menggelap. Dia tidak bisa untuk tidak membayangkan saat Adelia tidur di malam hari dan saat Adelia miring ke kanan Adelia akan menatap Teo dan jika Adelia miring ke kiri, Adelia akan melihat Kai, Darian tidak akan membiarkan itu terjadi. Jadi, dia dengan sengaja menukar nama yang tertera di tempat tidur.

Darian memosisikan tempat tidur Adelia berada di sudut dimana di sebelah kirinya adalah tembok dan sebelah kanannya adalah tempat tidur Darian. Dengan ini, Darian bisa merasa tenang dan pergi untuk melapor tanpa rasa takut, lagi pula data bisa saja salah, jadi tidak masalah jika Darian mengubah posisi tempat tidur mereka. Hehehe.