Javier berseru seraya mengangkat botol bir di tangannya. Suasana pesta di rumahnya semakin ramai dan riuh. DJ memainkan musik, sementara stok minuman beralkohol yang tersedia mulai berpindah tangan. Kepulan asap rokok meliuk di antara tubuh-tubuh yang bergerak.
Beberapa gadis mencoba mendekati Javier, tetapi pemuda itu mengabaikannya. Ia sedang tidak ingin berurusan dengan gadis. Pesta yang didatanginya bulan lalu—pesta setelah dansa sekolah—memberinya pelajaran berharga bahwa alkohol dan seorang gadis sama sekali bukan perpaduan yang bagus. Javier memang berencana untuk memberontak, tetapi ia tidak ingin menyebarkan benihnya secara asal di luar sana. Meski benci untuk mengakuinya, Javier masih menjunjung tinggi harga dirinya sebagai bagian dari anggota keluarga Keane.
Bagi Javier, terlahir sebagai seorang Keane adalah anugerah juga kutukan menjadi satu. Anugerah karena ia bisa memiliki hidup yang sangat layak, kutukan karena seluruh peraturan yang mengikatnya. Sungguh benar ungkapan yang mengatakan bahwa seorang pewaris menanggung beban mahkota berdosa.
Sepanjang hidupnya, Javier hanya mencintai musik. Panggilan hidupnya adalah menjadi pianis dan melakukan konser keliling dunia merupakan cita-cita terbesarnya. Semua itu seakan mudah digapai, mengingat bakat luar biasa yang dimilikinya serta kekayaan yang mendukungnya. Javier bahkan telah diterima oleh Julliard, sebuah universitas yang menaungi berbagai bidang seni dan sangat prestisius. Semua orang tahu, masuk Julliard adalah mukjizat dan tidak akan menyia-nyiakannya. Benar, semua orang.
Kecuali Xander Keane, kakeknya.
Xander Keane adalah pemimpin keluarga Keane. Ia menjadi hakim bagi anggota keluarga lainnya. Menjadi salah satu keluarga paling berpengaruh juga terkaya membuatnya menegakkan berbagai peraturan demi mempertahankan kekokohan keluarga Keane. Segala yang penting baginya hanyalah kekuasaan, pun kekayaan. Semua kerja kerasnya telah terbukti dengan kesuksesannya merajai berbagai sektor dalam perekonomian, sehingga menjadi suatu hal mutlak bagi keturunannya untuk meneruskan kerja kerasnya.
Sejak awal kelahirannya, Javier tahu ia ditakdirkan untuk menjadi pewaris keluarga Keane di bidang pembangunan dan properti lainnya. Ayahnya, yang saat ini masih memegang tampuk kekuasaan, menjalankan sebuah perusahaan konstruksi terbesar di Asia Tenggara yang berpusat di Indonesia. Namun, Javier tidak tertarik dengan semua itu. Ia hanya ingin menjadi pianis, ingin menghabiskan sisa hidupnya dengan bergelut bersama musik.
Kini, saat peraturan keluarga Keane mengadang, Javier melakukan segala cara untuk mengubahnya. Javier harus melanjutkan studi di Julliard. Ia tidak peduli jika tindakannya ini egois dan kekanakan. Ia akan melakukan apa pun untuk meraih cita-citanya. Akan ia buktikan bahwa dirinya pun bisa sukses di jalan yang dipilihnya. Jalan kesuksesan Xander Keane bukan satu-satunya di dunia.
"Javier!" seru Hester—adiknya—dari sisi kanan Javier.
Ia menoleh dan saat itu juga mengurai tersenyum demi menyapa seseorang yang berdiri tegak di belakang adiknya. Tidak peduli pada fakta bahwa orang itu melayangkan tatapan penuh amarah kepadanya.
"Hai, Ayah," sapa Javier.
***
Komentar dan vote kutunggu selalu ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Song for Unbroken Soul (Unbroken #1)
RomanceAdrienne Callandrie memiliki segalanya: cantik, kaya, dan dipuja semua orang. Ia terbiasa menekuk lutut para pria, sampai akhirnya pria bermata hijau itu datang. Sejak awal, Adrienne berusaha menghindar, karena pria itu adalah cerminan sempurna atas...