Sudah dua hari ini rasya di buat kelimpungan karena bintang dan langit tidak masuk sekolah entah kenapa tak ada kabar sama sekali mereka seperti di telan bumi.
Sudah puluhan kali rasya mencoba memasuki mansion rendi lagi seperti kemarin sewaktu rasya bisa memasuki kamar bintang dengan cara mengendap² melewati banyak bodyguard tapi kali ini rasya tak bisa rendi sengaja menambah bodyguard dan alat² canggih pendeteksi orang asing.
Rasya di buat uring²an kamarnya sudah tak beraturan tangannya yang belum saja sembuh akibat ulahnya sendiri sekarang harus merasakan sakit lagi akibat memukul barang apa saja yang bisa di pukul untuk meluapkan emosi.
Kalau menyangkut bintang rasya tak bisa berpikir jernih entahlah hati dan pikirannya sekarang hanya untuk bintang tak bertemu tak melihat bintang sehari sudah membuat rasya seperti tidak menemukan air semingggu gersang.
Terdengar ketukan pintu kamar rasya tapi rasya hanya diam dengan menikmati tetesan darah dari tangannya sendiri.
"Tap.."
"Tap.."
"Tap..."
Seorang pria yang sudah berumur tapi masih gagah dan berwibawa membuka pintu dan mendekat ke arah rasya yang sedang asyik itu.
"Hey..nak" pria paruh baya itu menepuk pundak rasya dengan pelan membuat rasya berjingkat kaget.
"Ayah.."
"Kemarikan tanganmu!" rasya diam tua bangka ini membuat moodnya menurun lagi sedang asyik dengan mainannya malah di usik.
"Engga ayah aku belum puas"
"Lihatlah kamu nak,kamu bisa saja menghabiskan banyak darah milik orang lain tapi tidak dengan darahmu,darahmu sangat berarti nak jangan di sia²kan ambilah darah orang lain sesukamu"
"Tapi tangan ini sudah melukai dia ayah.." dengan lirih rasya berbicara ada rasa penyesalan luar biasa di benaknya.
"Ayah tau tapi tubuhmu sangat berarti ayolah nak jangan buat ayah marah kemarin tanganmu biar ayah obati"
rasya tak bisa berbicara apa² lagi kalau sudah ayahnya yang bicara dengan telaten richard membalut luka di tangan rasya dengan kassa.
"Manis..." tanpa sengaja ada darah di tangan richard yang membuatnya ingin menjilatnya.
Tanpa di duga mereka terkekeh bersama hanya bersama ayahnya rasya seperti kucing lucu yang menurut tapi di depan orang lain rasya dingin dan tak banyak bicara.
"Kamu kenapa hm? butuh bantuan?"
"Entahlah"
"Anak ayah satu² ini baru mengenal cinta sudah begini" ejek richard membuat rasya mendelik sebal.
"Entahlah kenapa aku bisa jadi seperti ini aku juga tidak tau yah"
"Ok sekali lagi ayah tanya sebelum ayah pergi bekerja lagi ada yang bisa ayah bantu hm?" richard memperhatikan rasya yang bingung dia sengaja bertanya dahulu supaya rasya bisa terbuka dengannya karena hanya rasya yang dia punya istri tercinta sudah meninggalkannya bersama kenangan indah di alam berbeda.
"Sudah dua hari dia tak bersekolah di mansionya di jaga ketat aku tidak bisa menyelusup lagi ke dalam mansionya" dengan wajah di tekuk malu rasya berbicara.
Tak lama terdengar tawa menggelegar dari ayahnya "Nak kamu ini sadar tidak apa yang tidak bisa ayah lakukan nak ayah ini seorang mafia dengan sekali jentikan jari ayah bisa membawa wanitamu datang ke sini!"
"Tapi ayah.."
"Tapi apa kamu takut wanitamu tak suka hm? kamu mau cara halus?"
"Ok cara apapun ayah bisa nak"
Rasya lupa bahwa ayahnya bisa menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang dia mau,seketika mata rasya berbinar mata sayu sedih itu sudah hilang hanya karena ucapan ayahnya tadi.
"Kapan wanitaku bisa ada di hadapanku ayah"
"Kamu maunya kapan? sekarang besok atau kapan ayah bisa kapanpun kamu mau asalkan kamu berhenti menyakiti diri kamu sendiri di ruang bawah tanah masih banyak penghuni yang menunggu ingin kamu kuliti"
Seperti kucing yang mendapatkan lauk rasya langsung bahagia "sekarang saja ayah aku sudah tak bisa menahan rasa ingin bertemu dengan dia ayah"
"Baiklah tunggu ayah akan membawanya sendiri kehadapan kamu nak"
Rasya mengangguk setuju ah rindunya akan tersalurkan hanya dengan melihat bintangnya cintanya kasihnya terserahlah ayahnya mau dengan cara apa membawa bintang asalkan dia bisa bertemu bintang.
Dimansion rendi bintang sedang melancarkan aksinya dengan tak bicara pada siapapun bintang marah akibat ulah rendi yang tidak mengizinkanya sekolah lagi dan tidak mengizinkan keluar dari mansion selangkahpun.
Dua hari ini penghuni mansion rendi di pusingkan dengan tingkah bintang yang hanya diam di kamar tanpa beraktivitas sedikitpun hanya berdiam diri di kamar dengan wajah yang kusut.
rendi sudah mencoba cara halus sampai cara kasar sekalipun tetap bintang pada pendiriannya tak mau bicara sebelum dia di izinkan sekolah lagi,langit pun kena imbasnya dia tak bisa sekolah karena bintang selalu mengancam akan inilah itulah kalau langit pergi sekolah.
"Ayo dong dek main yuk"
"Oh iya dek abang punya sesuatu buat kamu pasti kamu suka"
"Sayang ko marah sih sama mommy kan mommy engga salah"
"Bibin daddy juga minta maaf dong udahan yuk marahnya kata pa ustad juga engga boleh marah lebih dari tiga hari loh ini udah dua hari loh"
"Kita belanja² online beli yang kamu suka yuk"
"Dek ayolah kita main seluncuran yuk di tangga kan kamu paling suka tuh"
Baru saja bintang akan menoleh ke arah langit dengan mata berbinar rendi sudah berkata dengan lantangnya "Engga itu bahaya abang!" sontak bintang memberenggut semakin marah lagi.
"Ck..dad" langit memutar bola matanya malas padahal hanya ingin membujuk saja tidak mungkin dia juga membolehkan bintang bermain yang membahayakan dirinya.
Mbiil yang melihatpun jadi gemas sendiri melihat kelakuan rendi yang bikin sakit kepala sedari dulu.
"Tau tuh daddy mu" kesel mbiil.
Rendi yang mendapat tatapan tajam dari mbiil hanya bisa menggedikan bahunya membuat mbiil ikut marah.
"Ok kasih waktu daddy sebulan untuk mengurus semuanya biar bibin bisa sekolah lagi gimana?"
"Satu hari" akhirnya suara bintang terdengar juga.
"Satu bulan!" tak ada bantahan.
"Ok satu minggu"
"Maaf nona peraturan tetap peraturan dan tak ada bantahan!" rendi pergi begitu saja tanpa berkata apapun lagi.
Di luar mansion sudah ramai dengan kedatang seseorang yang membuat para bodyguard rendi siap siaga kalau terjadi baku hantam.
"Tuan ada tamu untuk anda" ucap salah satu bodyguard.
"Siapa?"
"Tuan richard gustafo tuan"
"Suruh masuk" titah rendi sambil berjalan ke arah ruang tamu.
"Dasar tua bangka sudah anaknya membuat kepalaku pusing dan sekarang ayahnya" monolog rendi.
aq up masih adakah yang setia nungguin cerita yang engga jelas ini yang engga tau mau di bawa kemana? mohon comennya dong ceritanya makin apa? please biar aq tau 😭yang jujur yak 🤧 ayo vote dan comen mkasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story twin's
Teen FictionLangit penuh bintang itu biasa tapi langit satu ini si ice cool yang tak terbantahkan,dingin,kejam dan tak bisa di bantah itulah segelintir sifatnya. Bintang penerang di kehidupan langit dan keluarganya bintang si ceria,ramah tapi dia tak bisa seper...