''Srek....'' sebuah amplop begitu saja terlempar di depan mata rendi.
Dengan senyuman miringnya rendi mengambil berkas itu dengan tenang rendi membukanya tanpa ada rasa takut sedikitpun dengan orang yang di depannya.
"Penutupan rumah sakit" gumam rendi dengan tanpa takut berkas yang ada di tangan rendi langsung di robek menjadi dua bagian oleh rendi terlihat raut marah di wajah richard tapi dia tetap menjaga emosinya.
"Anda mau menutup rumah sakit saya silahkan semau anda atau anda mau mencabut gelar kedokteran saya silahkan saya rela dan saya terima tapi di balik itu semua anda akan tau konsekwensinya?"
Rendi berhenti sejenak untuk berbicara dan menyandarkan punggungnya di kursi dengan tangan di lipat ke dada tak lupa kaki yang menyilang ke atas.
"JANTUNG ANDA AKAN BERHENTI BERDETAK"
"Deg" sontak jantung richard yang menyaut penuturan rendi.
"Maksud anda apa? anda mengancam?"
"Oh siapa yang mengancam anda sendiri kemari dengan membawa berkas ini"
Richard diam emosinya sungguh sudah diatas ubun² rendi membuatnya skakmat.
"Saya tau kedatangan anda kemari tuan,tapi mau bagaimana pun caranya saya tidak akan mengijinkan anak saya berdekatan dengan anak anda!"
Richard hanya tersenyum miring "anda bisa apa dengan kekuasaan yang saya miliki"
"Saya hanya bisa memberhentikan jantung anda mungkin saat ini juga"
Richard diam apa yang di maksud rendi dia tak mengerti tapi sudahlah tak di pikirkannya yang sekarang di pikirkannya hanya satu membawa gadis itu untuk putranya bagaimana pun caranya.
"Sudahlah anda jangan membuat lelucon dengan nyawa saya dengan jentikan jari saya anda yang bisa dulu tewas" ucap richard dengan sombongnya.
"Terlalu sempit pemikiran anda ternyata padahal anda di kenal sebagau ketua mafia tapi pikiran anda terlalu picik dan sempit"
"Saya tak mau banyak bicara lagi mana gadis yang sudah membuat anak saya jatuh hati" ucap richard tak mau basa basi lagi dirinya sudah pusing dengan apa yang di bicarakan rendi.
"Anda menginginka anak saya tapi saya menginginkan jantung anda"
"Brak" meja di geprak oleh richard dengan kerasnya "sebelum emosi saya meluap tolong jangan buat saya kesal dengan pembicaraan anda yang saya tak mengerti sekalipun!"
Richard berdiri dan menganyunkan tangannya memberikan kode para bodyguardnya beberapa detik kemudian terjadi baku hantam di mansion rendi.
Richard langsung melenggang pergi menuju kamar bintang rendi tak bisa menghadangnya karena beberapa anak buah richard memegang kedua tangannya.
"RICHARD GUSTAFO SAYA PASTIKAN KALAU ANDA MENYAKITI ANAK SAYA JANTUNG ANDA YANG JADI SASARAN PERTAMA!" teriakan rendi menggelegar di dalam mansion tapi tak mengurungkan niat richard untuk membawa bintang pergi menemui rasya.
Di dalam kamar bintang sedang asyik memainkan ponselnya tanpa tau ada yang masuk tak mengetuk pintu terlebih dahalu sedangkan langit dan mbiil di kunci di kamar masing².
Richard tersenyum melihat bintang masih asyik dengan dunianya sampai ada sebuah tangan kekar mengambil ponselnya dengan kasar.
"Kamu siapa?" bintang langsung beringsut takut.
"Grep" richard langsung memangku bintang seperti karung beras membawanya keluar kamar bintang sudah berteriak histeris meminta bantuan tapi rendi tak bisa berkutik dia di tahan oleh empat orang sekaligus.
"DADDY TOLONG AKU DI CULIK" teriak bintang sambil memukul mukul punggung richard.
Melihat itu rendi dengan kekuatan penuh melepaskan diri dari keempat anak buah richard tapi nihil semua usaha rendi tak membuahkan hasil apapun.
"RICHARD LEPASKAN BINTANG!" teriak rendi.
Richard hanya tersenyum "tenang aku pinjam dulu calon mantuku nanti aku kembalikan dengan selamat"
Apa calon mantu katanya ah tidak mungkin memekirkannya saja membuat mual apa lagi benar menjadi calon mantu mau bagaimana nanti bintang di tangan rasya.
Richard masih tak bergeming dengan pukulan dan teriakan bintang sampai di depan sebuah mobil mewah richard baru mendudukan bintang dengan pelan.
"Diam dan bersikap manis aku tidak akan menyakitimu!" dengan tatapan tajamnya richard bicara membuat bintang tak bisa berkata apa² lagi.
Richard dengan segera memasuki mobil mewahnya dan mengkode supir untuk segera jalan menuju mansionnya.
Setelah richard pergi anak buah richard melepaskan rendi dan mengundurkan diri semua para bodyguard richard langsung pergi meninggalkan mansion rendi yang sudah tak bisa di katakan rapi lagi.
"BAJINGAN KAMU RICHARD!" teriak rendi.
Mbiil dan langit langsung membuka pintu kamar yang sempat terkunci oleh anak buah richard dan segera berlari mencari keberadaan bintang.
"Dad bibin dimana?" mbiil sudah sangat khawatir melihat mansionnya sudah berantakan.
"Tenang dulu bibin pasti baik² saja bibin anak pintar mom"
Baru saja langit akan pergi tapi rendi langsung mencegahnya "mau kemana kamu!"
"Mau cari bibin dad"
"Jangan gegabah kamu,richard bukan orang biasa dia punya kekuasaan yang daddy masih tak tau sampai dimana dan seberapa besar"
"Terus kita hanya bisa diam menunggu bibin pulang dad,kita engga tau bibin di apain sama mereka" emosi langit langsung memuncak begitu saja.
"Sabar langit daddy tidak tinggal diam begitu saja daddy yakin bibin pasti tidak akan terluka sedikitpun daddy tau siapa richard"
"Akh..bullshits!" langit melenggang pergi menuju kamarnya tanpa melihat raut wajah sendu mbiil.
Mbiil langsung memeluk rendi menumpahkan segala keluh kesahnya "dad aku takut bintang kenapa² dad bawa bintang pulang dad hiks hiks"
"Tenang mom bibin akan di antarkan kembali oleh mereka tanpa satu luka apapun"
"Kapan mas" tanya mbiil emosi.
"Tunggulah sampai malam tiba daddy yakin richard atau rasya akan membawa bibin kembali"
Rendi berlalu pergi meninggalkan mbiil yang masih menangis rendi harus menyusun rencana yang sudah ada di otaknya supaya richard tak bisa berkutik lagi.
Rendi sudah tau kelemahan richard tapi rendi sengaja ingin mengetahui bagaimana ayah dan anak itu memperlakukan bintang.
Rendi paham jiwa dan rasa yang rasya miliki untuk bintang hampir sama seperti dulu rendi ingin memiliki istrinya tapi yang membedakan hanya rendi bukan seorang psyco.
"Tunggu kamu akan mengetahui seberapa jauh aku bisa membuatmu mati seketika" gumam rendi sambil menyeringai di depan sebuah amplop berwarna coklat yang entah ada apa di dalamnya.
aq up maaf lama mumet 😭 ayo vote sama comen makasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Story twin's
Fiksi RemajaLangit penuh bintang itu biasa tapi langit satu ini si ice cool yang tak terbantahkan,dingin,kejam dan tak bisa di bantah itulah segelintir sifatnya. Bintang penerang di kehidupan langit dan keluarganya bintang si ceria,ramah tapi dia tak bisa seper...