"Eungh..."lenguhan kecil terdengar dari bibir rasya badannya terasa remuk seperti tak bertulang lagi.
"Sudah bangun nak" tanya richard khawatir.
"A..yah a..ir" baru saja akan berbicara tapi tengggorokan rasya terasa sangat sakit dan kering dirinya membutuhkan segelas air.
Dengan tergesa richard mengambil air minum untuk rasya dan membantunya minum.
"Sudah yah" richard segera menyimpan kembali gelas berisi air itu.
"Apa yang kamu rasakan nak? ayah panggilkan dokter ya?" rasya menggeleng "pulang"
"Tidak seenaknya saja kamu meminta pulang dengan keadaan yang tak bisa di bayangkan olehmu!"
"Aku ingin pulang" cicit rasya suaranya masih tercekat di tenggorokan.
"Tidak nak kamu harus tetap di sini sampai kamu pulih,walaupun ayah suka dengan darah tapi melihatmu berlumur darah bahkan bermandikan darah ayah tak suka kamu adalah penyemangat ayah satu²nya ayah tidak ingin sesuatu terjadi padamu nak"
"Ayah aku tidak apa² aku ingin pulang"
"Tidak! dan tak akan pernah!"
"DOKTER" teriak richard,dengan pontang panting dokter yang berada di luar ruangan masuk ke dalam ruangan siapa yang tidak tau dengan richard si ketua mafia terkejam ini.
"Bius dia supaya tidak meminta pulang dan kamu bertanggung jawab atas kesembuhan dia sekali kamu salah nyawa mu melayang!"
"Ba..baik tuan" dokter itu mengangguk patu.
Dengan gerakan cepat dia mengambil suntikan yang akan di suntikan ke tubuh rasya atas perintah richard,rasya yang melihat itu langsung berontak marah "sekali kamu menusukan benda laknat itu kamu berurusan dengan ku!" ancam rasya.
"Diam sudah lakukan yang aku perintahkan jangan dengarkan bocah ini!"
"Berani kamu dengan aku,aku tau kamu punya anak perempuan cantik bisa aku buat untuk mainan" seringai rasya.
Dokter itu menjadi gugup harus berbuat apa nyawanya atau nyawa keluarganya yang harus di selamatkan.
"Ayah jangan biarkan dave kembali aku tidak mau ada korban di sini!" ucap rasya datar.
"Sudahlah nak kamu seperti tak tau ayahmu saja ayah sudah menyiapkan semuanya"
"Tapi...ayah" lirih rasya.
"Ayah hanya ingin kamu sembuh lihatlah lukamu masih basah dan kamu tau kamu sampai disini karena rasa kasian mereka"
"Cepat berikan dia obat aku sudah pusing dengan ocehannya!" ucap richard menatap tajam dokter yang masih gemetar itu.
Dengan cekatan dokter itu langsung melakukan apa yang di perintah richard baru saja akan memegang tangan rasya tapi dave sudah mencengkram tangan dokter itu dengan kuat sehingga keluar ringisan dari mulut dokter itu.
"Jangan sekali kali kamu melakukannya atau nyawamu ada di tanganku detik ini juga!" suara dave begitu mengerikan di telinga dokter itu.
"Ck! ayah sudah bilang kalau kamu sudah sembuh baru kamu boleh kembali!"
"Akh.."ringis dokter itu kuku tangan dave begitu menancap di lengan dokter itu membuatnya mengaduh kesakitan.
"Manis,segar ayah aku mau lagi" dave mengecupi jari² kukunya yang terkena darah akibat cengkramannya.
"Aih..ayah sudah bilang kamu harus sembuh dahulu baru kamu boleh bermain dengan mainanmu ayah sudah menyiapkannya"
Dave hanya menyeringai dengan masih menggulum jari²nya yang terkena darah sedangkan dokter itu sudah gemetar melihat rasya begitu menyeramkan.
Dengan gerakan cepat richard mengambil suntikan dari tangan dokter itu dan menancapkannya langsung ke leher rasya.
"Akh...ayah" tak lama rasyapun lemas karena suntikan penenang.
"Sorry dave kamu harus kembali ayah belum mau kamu kembali" ucap richard dengan sekali hentakan mencabut suntikannya dan membuangnya asal.
"Pergi kamu dari sini jangan menampakan wajahmu lagi di depan dia kalau kamu tak mau dia kembali karena dia sudah mengingatmu untuk menjadi mangsanya!"
"Ba...baik tuan saya permisi" dengan tergesa gesa dokter itu pergi meninggalkan anak dan ayah yang sama² gila.
"Maafkan ayah sejauh ini kamu sudah berhasil menahan dave kembali tapi kenapa hari ini kamu biarkan dave kembali ayah tak menyukai itu nak seharusnya dave jangan kembali karena itu bisa menghancurkanmu nak" richard berbicara sendiri sambil mengelus rambut rasya.
DI MANSION RENDI
"Aku marah sama daddy!"
"Kenapa!" jawab rendi datar.
"Daddy jahat aku mau lihat ka rasya" cicit bintang sambil menunduk takut melihat kilatan amarah dari rendi.
"Daddy tidak akan memberikan izin sampai kapanpun harusnya kamu tau itu daddy biarkan dia hidup itu sudah sangat bagus"
"Dad...hiks DADDY JAHAT!"
"Tidur tak usah memikirkan dia jika kamu ingin dia selamat!"
"Maksud daddy apa? apa aku tidak boleh punya teman?"
"Diam dan tidur jangan membantah daddy tidak suka di bantah apalagi oleh anak sendiri"
"Jahat!" dengan gerakan cepat bintang berbaring dan memunggungi rendi yang masih setia diam di tempat.
Selang berapa lama terdengar dengkuran halus di belah bibir bintang membuat rendi tersenyum lega.
rendi mendekati bintang dan mengecup pucuk kepala bintang "jangan harap daddy mengabulkan keinginan mu hanya dalam mimpi pun tak boleh daddy tau mau terjadi apa² dengannu"
Rendi bergegas meninggalkan kamar bintang menuju ruang keluarga karena di sana istri dan anaknnya
sudah menunggunya."Bagaimana keadaan bintang dad" suara langit terdengar datar.
"Baik"
"Aku mau menemani bintang di kamarnya mas"
"Jangan kamu lebih baik di sini biarkan bintang istirahat jangan mengganggunya!"
"Baiklah" cicit mbiil padahal dia tak tega melihat bintang histeris kala melihat rasya di pukuli oleh dua manusia di depannya ini.
"Daddy akan menjauhkan bintang dari rasya!"
"Mas kamu tega melihat bintang menderita?" marah mbiil.
"Bintang tak akan menderita hanya karena tak bertemu dengan bajingan itu aku tak ikhlas bintang bersama rasya"
"Iya dad aku juga tak mau bintang bersama bajingan itu!"
Mbiil menggeleng tak mengerti jalan pikiran dua manusia di depannya ini "Kalian jahat" cicit mbiil dan meninggalkan mereka dengan pikiran masing².
aq up entahlah aq nulis apaan 😭 harap kalian ngerti yak akupun engga ngerti lagi yang ada di otakku 😥 pen nangis tapi tetaplah vote dan comen yak mksh..
KAMU SEDANG MEMBACA
Story twin's
Fiksi RemajaLangit penuh bintang itu biasa tapi langit satu ini si ice cool yang tak terbantahkan,dingin,kejam dan tak bisa di bantah itulah segelintir sifatnya. Bintang penerang di kehidupan langit dan keluarganya bintang si ceria,ramah tapi dia tak bisa seper...