part 8

4.3K 263 28
                                    

Bagaimana tidak pening kepala langit sesampainya di rumah rendi sudah menunggunya di ruang kerjanya dengan mudahnya rendi menyodorkam berkas² yang harus di revisi lagi oleh rendi dan itu menjadi tanggung jawab langit sebagai hukuman.

Kalau boleh langit ingin berteriak minta di tukar daddynya tapi itu tak mungkin walaupun rendi keras kepada langit tapi langit sayang mungkin cara mendidik rendi yang terlalu berlebih menurut langit.

Setiap anak kadang pernah mengeluhkan cara bagaimana orang tuanya mendidiknya tapi percayalah tak ada orang tua yang mau menjerumuskan anaknya kelubang hitam kecuali orang tua yang tak punya hati.

"Akhh...pala gue pening banget" langit mengacak ngacak rambutnya sendiri karena terasa pening melihat angka².

"Tarik napas dalam keluarkan huh huh huh" kalau ada yang melihat mungkin langit seperti ibu² mau melahirkan.

Langit kalau sendiri atau bersama teman² pasti memanggil gue lo dan kalau bersama bintang pasti aku kamu.

Sudah lelah dengan peregangan dan pernapasan langitpun pergi meninggalkan kamarnya menuju kamar bintang dirinya serasa kangen ingin menjahili bintang.

Dengan tidak sopanny langit langsung membuka pintu kamar bintang dan membuat bintang kaget setengah mati pasalnya bintang sedang mencari² benda yang ia sebunyikan di bawah kasurnya.

"Aih lagi apa kamu hayo cari apa? kamu ngumpetin apa?"

"apa sih abang aku engga ngapa²in juga abang aja yang kepopedia"

Langit langsung menghampiri bintang dan ikut mencari² barang yang di sembunyikannya "abang iih awas aku mau tidur"

"Ayo ngaku apa yang di sembunyiin kamu" tanpa aba² langit langsung menggelitik tubuh bintang membuat bintang menggeliat geli.

"Abang udah abang geli huaha ha ha..."

"Bilang dulu apa coba atau abang aduin daddy loh mau?"

"Abang udah geli ABAAANG!" teriak bintang membuat rendi dan mbiil yang ada di kamar langsung berlari ke kamar bintang.

"Brak" pintu terbuka dengan lebar menampilkan rendi dan mbiil membuat bintang dan langit melongo melihat kedua orang tuanya.

"Ada apa? kenapa sama bibin!" rendi langsung mendekat dan menangkup wajah bintang sesekali melihat tangan dan kaki bintang sungguh lebay.

Dengan polosnya bintang bertanya lagi pada rendi "emang aku kenapa dad?"

Melihat kepolosan bintang rendi harus banyak² mengelus dada meredam emosi jiwanya mbiil yang melihat itu langsung angkat bicara "tadi kamu teriak ada apa sayang!"

"Oh itu...abang dad ngelikitikin aku jadi aku teriak teriak!"

Rendi langsung menatap tajam langit yang di tatap hanya bisa menggaruk tengkuknya yang tak gatal "he he he canda dad tapi dad..tadi bibin.."belum juga langit meneruskan pembicaraannya bintang sudah lebih duluan menangis.

"Huaaa daddy" Teriak bintang di pelukan rendi.

"Ada apa hm?"

Bintang mendongak melihat wajah rendi yang terlihat panik melihat bintang yang tiba² menangis "abang....abang jahat dad"

"Jahat kenapa? coba cerita sama daddy?"

"Tadi abang bilang aku bukan anak daddy sama mommy hiks hiks"

"LANGIT" sontak rendi langsung berbicara sedikit meninggi.

Langit langsung berlari kecil ke arah mbiil dan berdiri di belakang punggung mbiil "mom bibin bohong aku engga pernah bilang seperti itu bantuin abang mom" bisik langit di telinga mbiil.

Mbiil yang mendengar itu langsung menjewer kuping langit "canda sih canda tapi kamu keterlaluan kata siapa bibin bukan anak mommy liat di kk ada nama bibin di sana!"

"Akhh...mom sakit sakit mom" langit berjingkrak jingkrak sambil memegangi tangan mbiil yang menjewer telinganya dengan tidak berprikemanusiannya.

Bintang yang melihat itu hanya bisa tertawa terbahak bahak melihat kesengsaraan abangnya sendiri,dasar adik laknat.

"Sudah² mom kasian langit tuh telinganya sudah merah akibat jeweran kamu sayang dan ini lagi..." rendi dengan tidak cantiknya juga menjewer telinga bintang tapi tak sekuat mbiil mejewer telinga langit rendi masih memakai perasaan.

"Akh...dad sakit sakit lepas dad ampun" hidung dan mata bintang seketika memerah menahan air mata yang akan keluar melihat itu rendi menyudahi aksinya tadinya ingin memarahi bintang sedikit.

Melihat wajah bintang sudah memerah ingin menangis mbiil dan bintang langsung mendekat dan memeluk bintang begitu juga dengan rendi memeluk mereka bertiga.

emm keluarga yang harmonis bukan keluarga yang bahagia keluarga yang di impikan  semua orang tapi di balik itu semua mereka tak mengetahui bintang mereka sedang di ikuti seseorang yang mungkin sangat berbahaya.

Di sebuah ruangan yang gelap hanya ada lampu remang² memperlihatkan seseorang yang sedang menatap foto bintang dengan penuh keinginan untuk memiliki sepenuhnya.

"Ha ha ha ha" tawa itu begitu menggelegar di dalam ruangan itu puluhan foto bintang terpangpang di segala penjuru dari mulai bintang masuk sekolah.

Berbagai angle foto ada dari bintang tersenyum,marah,kesal dan menangis pun ada seseorang yang terobsesi dengan bintang padahal dia baru mengenalnya sebagai adik dari langit sang ketos yang dingin.

"Seandainya dapat akan aku ambil setiap inci yang kamu pijak setiap inci yang kamu raba dan setiap inci yang kamu lihat tapi semua itu tidak mungkin tunggu aku sayang kamu akan jadi milikku seorang tanpa ada yang boleh menyentuhmu sedikit saja bahkan orang tua mu sekalipun"

"Tubuhmu napasmu dan semua yang kamu miliki hanya untuk aku seorang sayang mulai saat kamu jadi milikku kamu akan tetap bersamaku sampai nanti mati kita bersama ha ha ha"

"Sekarang aku hanya bisa menjamahmu lewat foto ini tapi nanti  aku bisa menjamahmu dengan tanganku sendiri dan tak akan ada yang mampu memisahkan kita"

"akh...aku sakit sayang aku sakit melihat kamu tersenyum kepada orang lain walapun itu keluargamu tapi mereka tidak berhak atas kamu aku cuma aku yang berhak"

aq up moga suka ayo vote dan comen maaf lama karena dunia nyata sangat riweh sekarang...😂 ada tyfo kasih tau yak segala kekuarangan dan kelebihan mohon di mengerti tidak suka silahkan tinggalkan 😊 maksh.

Story twin'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang