part 18

2.1K 181 25
                                    


Ringisan terdengar dari mulut langit tatkala rendi sengaja menekan nekan
luka di wajahnya "aws..pelan² dad"

"Kenapa kamu ngelakuin ini daddy bilang jaga bintang tapi apa kamu hanya melukainya!"

"Maaf dad aku terbawa emosi melihat kelakuan rasya yang semakin gila"

"Daddy tau tapi jangan sampai membahayakan bintang keselamatan bintang lebih peting!" marah rendi.

"Maaf dad mungkin aku akan lebih baik lagi menjaga bintang di sekolah"

"Tidak bintang engga boleh sekolah lagi dia akan homescoling lagi demi bintang dan demi menghindari dari rasya"

"Tapi dad kasian bintang dad dia sudah bahagia banget bisa sekolah di sekolah umun dan sekarang bintang harus homescholing apa bintang akan menerimanya dad?"

"Demi bintang semua yang daddy lakukan cuma demi dia kamu harus ngerti nyawa bintang ada dalam bahaya bang! kamu mau bintang tetluka lagi kamu mau?" rendi sedikit emosi mendengar penuturan langit.

Langit hanya diam dia hanya memikirkan bagaimana bintang akan menerimanya padahal bintang sudah bahagia bisa bersekolah umum tapi hambatan selalu saja menemuinya andai bintang seperti langit yang kuat dan tidak sering sakit mungkin bintang akan bersekolah bersamanya sedari dulu.

"Entahlah dad langit hanya kasian dengan bintang tapi nyawa bintang lebih penting"

Rendi hanya mengangguk mendengar penuturan dari langit tanpa mereka sadari di kamar bintang sudah ada seseorang yang tak di undang.

Selepas mbiil meninggalkan bintang yang sedang tertidur seseorang datang ke kamar bintang dengan peluh yang membasahi dahinya dan jangan lupakan wajah khwatirnya melihat bintang terkapar di tempat tidur.

Tak mengulur waktu dia langsung menghampiri bintang yang sedang tertidur dengan wajah yang sedikit pucat dan jangan lupakan luka di kedua bibirnya akibat tamparan.

Tangan yang di balut perban itu terulur meraih rambut² nakal yang menutupi sebagian wajah cantik bintang.

Dengan perlahan tangan yang terluka itu menggenggam tangan bintang dengan sayang "maaf" satu kata yang terucap di bibir dia.

"Maaf untuk yang kedua kalinya aku menyakitimu maaf" di kecupnya tangan bintang yang membuat bintang terusik di dalam tidurnya.

"eungh..mom" suara kecil nan serak itu datang dari bibir mungil bintang.

"stttsss..tidur lagi ya maaf aku mengganggu kamu"

"Emm.."bintang memejamkan matanya dan mencari posisi nyamannya lagi tanpa tau wajah yang di hadapannya ingin menerkamnya karena gemas melihat kelakuan bintang.

"satu...." masih hening.....

"Dua...." masing hening....

"Tiga...." bintang langsung membuka matanya lebar melihat siapa yang sedari tadi menggenggam tangannya erat.

"Ahkkkk....." jerik bintang sambil memarik tangannya tapi langsung di bekam oleh dia.

"Stsss...jangan berisik!" ucapnya sambil menempelkan telunjuk di bibir.

"Kammmu..mau apa?" tanya bintang yang masih di bekam oleh dia.

Bayangkan saja wajah mereka begitu dekat dengan tangan kanan dia yang masih belum berpindah dari mulut bintang dan tangan kiri yang memegang erat kedua tangan bintang.

Tatapan tajam nan teduh itu bertubrukan dengan tatapan bintang yang ceria dan damai membuat kedua jantung dua insan itu berdebar tak karuan serasa sedang mengikuti lari maraton.

"Aku khawatir sama kamu,maaf aku telah melukaimu lagi" sesalnya sambil mengecup tangan bintang.

"Maksudnya?"

Ah runtuh sudah drama kebucinan dua insan ini hanya dengan bintang yang masih tak mengerti arah jalan ini.

"Maksudnya aku minta maaf karena aku engga sengaja ngelukai kamu maaf,jangan marah"

"Oh"bintang hanya ber "oh ria" tanpa tau kekesalan yang di alami orang yang ada di depannya.

"pletak" kening bintang di sentil pelan oleh dia.

"Aduh sakit tau main pukul² aja kamu aku teriak neh biar semua datang kesini dan memarahi kamu" kesal bintang sambil memanyunkan bibirnya menjadikan kadar keimutannya bertambah 100 kali lipat.

"Maaf" sekali lagi dia lancar berkata maaf padahal kalaupun dia yang salah tak ada kata maaf yang keluar.

Bintang mengangguk saja toh dia hanya mengancam saja tadi "awas aku mau turun" usir bintang.

"Kamu mau kemana hm?"

"Mau keluar lah..engga baik bukan muhrim beduan di kamar gini lagian daddy,mommy sama bang langit kenapa coba ngizinin kamu masuk ke kamar aku" cerocos bintang.

"Berani kamu turun dari tempat tidur kaki kamu bakal aku iket atau lebih parah aku patahin!"

Bintang hanya bisa kicep mendengar penututuran dia yang mengancam seperti itu "engga ada ancaman yang lebih baik lagi kak? serem bener ancamannya?" tanya bintang.

"Mau aku buktiin"

Bintang memutar bola matanya malas  emangnya kaki ayam main patah²in hey nih kaki manusia bos kagak bisa seenaknya di patahin udah kayak hati aja yang suka di patahin.

"Udah kak awas aku mau keluar pengen ambil minum haus kak sama mau lihat ko pada sepi pada kemana mereka"

Baru saja bintang akan menegakan tubuhnya sudah di hadang oleh tangan kekar milik dia "aku bilang engga boleh nurut sama aku sebelum aku hilang kendali LAGI!"

Dengan tatapan tajam menghunus mata bintang,bintang di buat tak berkutik lagi hanya diam dan menurut mungkin masih sayang nyawa.

"Kamu masih sakit dan butuh istirahat banyak jangan banyak gerak dulu!"

Dengan tak ragu sama sekali bintang langsung bertanya "emang kakak siapanya aku ngelarang larang aku?"

"Kamu lupa aku siapa hm?"

"Lupa engga sih kakak itu temennya abang kan? tapi ko ngelarang² aku abang juga ngelarang sih suka tapi engga pake ngancem segala resem tau!" cerocos bintang sambil menggedikan bahunya memikirkan kakinya yang akan di patahkan atau di ikat.

"Makannya kamu harus nurut sama aku jangan coba² melawan apapun itu! karena kamu..."

"Is mine..." kata itu tepat di telinga bintang membuat bulu kuduk bintang meremang seketika mendengarnya.

"RASYA!"

Dengan amarah dan luapan emosi rendi,langit dan mbiil membuka pinth kamar bintang dan apa yang pertama kali mereka liat rasya sedang menggoda bintang.

Langit langsung berlari dan menghantam pipi rasya entah untuk yang keberapa kalinya "Bajingan bangsat lo! lo apain adik gw"

"LANGIT LEPAS!" Teriak rendi menengahi tidak ingin terjadi sesuatu yang berat yang hanya menyusahkan mereka.

Rasya mengelap darah yanga berada di ujung bibirnya dengan jempolnya dan menjilatnya membuat mereka yang melihat merasa jijik.

"PERGI KAMU SEBELUM SAYA HABIS KESABARAN!" Titah rendi.

Rasya bangun dan berdiri dengan gerakan cepat dia mengecup dahi bintang "cup" "aku pulang ya jangan nakal!"

Rasya langsung berlari keluar kamar bintang dengan hati yang bahagia dan berbunga² tapi tidak bagi keluarga mbiil entah apa yang akan terjadi nanti moga saja hal baik yang terjadi.

🤧 aq up ada yang masih nunggu engga cerita gaje ini...maaf yak makin kesini makin ngelantur mumet tapi inget kalian ayo vote sama comen kalian mau bagaimana sama cerita ini makash 😘😘

Story twin'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang