part 32

1.3K 109 12
                                    

Dalam kehidupan ada dua insan yang berbeda laki laki dan perempuan  tentu diantara mereka saling memiliki hubungan asmara.

Asmara hal yang tabu di bicarakan tanpa ada batasan umur dan waktu cinta dalam kehidupan memang memiliki arti dan makna tersendiri yang membuat cinta penuh arti.

Seperti pasangan dua sejoli beda usia dan beda sifat tapi itu menjadikan mereka satu dalam ikatan cinta yang semu.

Mentari pagi sudah bersinar dengan cerahnya secerah hati sang pengemudi yang bersenandung pelan di perjalanannya menuju mansion sang pujaan hati.

Jalanan sudah ramai di padati hilir mudik kendaraan beroda dua dan empat tapi tak dia hiraukan tujuanya adalah sang pujaan hati yang sudah dengan sengaja membuatnya terjatuh ke jurang yang paling dalam di hatinya.

Senyum rasya tak pudar melihat bintang berjalan ke arahnya dan mengabaikan teriakan langit.

"Bintang abang bilang pergi sama abang bukan sama curut itu!" kesal langit yang sedari tadi tidak di hiraukan bintang.

"Engga aku mau pergi sama kasya aja"

"Sudah² kalian pergi bertiga ke sekolah langit jaga bintang jangan sampai rasya menyakitinya apalagi berani menodai bintang" perintah rendi membuat langit bahagia.

Langit tak banyak bicara langsung menaiki mobil rasya yang terparkir rapih di depan mansion.

"Dad.." baru saja satu patah kata keluar dari bibir bintang tapi rendi sudah menyuruhnya diam.

"Tidak ada bantahan tidak mau ya sudah berangkat bersama daddy"

Bintang menatap rasya mencari jawaban dan rasya mengerti dengan tatapan bintang rasya mengangguk sebagai tanda setuju.

"Ok aku bareng sama kasya sama abang aja"

"Hm" rendi hanya menjawab dengan deheman.

Bintang berlalu memasuki mobil rasya dan rasya pun sama ikut berpamitan menuju sekolah.

"Mas jangan galak² gitu dong"

"Aku engga galak ko sayang aku hanya menjaga anakku biar tidak ada yang menyakiti"

"Kamu juga dulu seperti itu jadi wajarlah sekarang bintang juga sama"

"Bintang beda sayang dia anakku yang harus aku jaga baik²"

Helaan napas keluar dari mulut mbiil memang sangat susah berdebat dengan suaminya ini selalu mbiil yang kalah.

"Iya dia memang anakmu" kesal mbiil.

"Jangan marah sayang dia juga anakmu anak kita sayang" rendi mengecup pelipis mbiil dengan sayang dan berpamitan pergi menuju rumah sakit.

Diperjalanan menuju sekolah tak hentinya langit selalu membuat rasya geram karena kelakuan langit yang selalu membuyarkan kemesraaannya dengan bintang.

"Jangan pegang² tangan adik gw!"

"Mata di jaga mau gw colok!"

"Gw selalu memantau apa yang lo lakuin sama bintang"

Ocehan demi ocehan langit lontarkan untuk rasya padahal rasya sedang menyerit perlu konsentrasi tinggi untuk keselamatan bersama.

"Bisa diam apa gw perlu buang lo ke jurang" kesal rasya yang mendengar ocehan langit.

"Berani lo!"

"Atau lo mau bermain bersama teman baru gw yang baru gw beli lumayan buat menguliti kulit mulus lo!"

Langit dibuat kicep dengan omongan rasya apa katanya teman baru ah rasya benar² sudah gila sebilah pisau lipat di anggap teman olehnya.

"Ogah lo aja duluan"

"Diam dan berhenti bicara gw engga bakal nyakiti bintang kecuali dia yang memulainya!"

"Maksud lo apaan hah!"

"DIAAAAM!" Teriak bintang kesal abang dan pacarnya ini kapan sih bisa akur mungkin kalau mereka akur bakal selesai cerita ini.

Bukannya diam mereka sontak menatap tajam bintang "Siapa yang menyuruh kamu berteriak!" tanya langit dengan nada dinginnya.

"Kamu mau aku hukum?" rasya manatap tajam bintang lewat kaca spion depan karena posisi bintang yang ada di belakang kemudi.

Bintang langsung menunduk takut melihat tatapan tajam dua manusi di depannya ini "Maaf" cicit bintang yang malah ketakutan.

"Jangan sekali lagi berteriak seperti itu nanti tenggorokanmu sakit!"

"Iya maaf abang"

Sesampainya mereka di sekolah langit keluar mobil terlebih dahulu di susul bintang dan rasya.

Dengan angkuhnya rasya merangkul erat pinggang bintang membuat bintang malu oleh siswa siswi yang lain tapi rasya tetap rasya.

"Jangan nakal,nanti istirahat aku jemput kamu jangan keluar kelas sebelum aku ke sini" titah rasya sambil menyelipkan rambut yang menutupi wajah bintang.

"Iya udah aku mau"

"Cup" dengan sengaja rasya mengecup kening bintang membuat semua histeris melihatnya.

"Kasya" bintang memukul lengan rasya keras tapi tak berarti apa² untuk rasya.

"Masuklah jangan buat aku marah ok"

Bintang mengangguk tanda setuju dan langsung berlalu menuju kursinya dalam kelas.

Seringai terbit di wajah sesorang yang sedari tadi hany bisa melihat kemesraaan mereka tanpa bisa berbuat apa² kepalan tangan hanya bisa di sembunyikan dalam saku celananya gemelatuk gigi dan urat² leher yang mengeras membuatnya terlihat sangar.

up neh masih ada yang nungguin kah mungkin beberapa part lagi akan end..kuy lah vote sama comen maksh

Story twin'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang