Chanyeol sudah menduga jika istrinya itu akan berakhir seperti ini sekarang setelah mengetahui benar tentang kebenaran yang terjadi pada Yena, tapi mau bagaimana lagi sekarang Chanyeol hanya bisa menunggu Hana, istrinya itu untuk segera pulih dari demamnya akibat setresnya beberapa hari ini.
Sambil memeras handuknya yang basah dan kembali meletakkannya di kening Hana maka disaat itu juga istrinya itu menggenggam tangan Chanyeol erat dan juga lembut.
"Ada apa? Kau membutuhkan sesuatu?" Tanya Chanyeol cemas.
"Haejin.. anak-anak di mana?" Tanya Hana lirih dengan sekuat tenaga karena bagaimanapun juga kondisinya belum begitu baik sekarang.
"Kau tenang saja, mereka sekarang sedang di rumah orang tuaku. Eomma yang menjemputnya tadi pagi kau tak perlu khawatir sayang. Bagaimana denganmu? Kau masih merasa pusing?" Tanya Chanyeol kini mulai kembali mencemaskan Hana yang pada akhirnya bisa membuka mata walau panas tubuhnya belum juga turun hingga sekarang.
"Bantu aku duduk Chan.." seraknya meminta yang mana tentu langsung dibantu oleh Chanyeol dengan sigap memposisikan tubuh istrinya itu merasa nyaman.
"Aku akan membuatkan teh hangat untukmu.. tunggu sebentar." Ucap Chanyeol seraya bangkit berdiri sebelum cekalan tangan dari Hana justru membuat Chanyeol terdiam di tempat hingga pria Park itu pun kini kembali duduk di tepi ranjang sambil menggenggam tangan Hana hangat.
"Ada apa?" Tanya Chanyeol.
"Temani aku di sini..aku tidak mau sendirian." Ucap Hana seraya memejamkan mata dengan menggenggam tangan Chanyeol tanpa mau melepas meski untuk sebentar saja.
"Aku tidak akan pergi kemanapun."
Keheningan yang terjadi di antara mereka pun kini hanya bisa membuat Hana terus saja menatap ke arah Chanyeol meski hanya sesekali memejam dan membuka matanya karena tubuhnya yang masih lemah.
"Apa yang sedang kau pikirkan?"
"Yena.. apa kau sudah menemuinya? Bagaimana dengannya? Apa dia sudah baik-baik saja?" Tanya Hana teramat khawatir, jujur saja di sepanjang tidurnya yang panjang ia terus menerus memimpikan kawannya itu berulang kali. Rasa rindu dan cemasnya terus bercampur di dalam hatinya sejak Hana mengetahui semua kebenarannya.
Chanyeol menggelengkan kepalanya, "aku belum menjenguknya.. bahkan aku juga belum ada waktu untuk menghubungi Baekhyun untuk sekedar bertanya tentang kondisi Yena. Prioritasku sekarang dirimu sayang. Kau demam tinggi 2 hari ini bagaimana mungkin aku memikirkan orang lain sedangkan istriku sendiri saja tengah demam seperti ini." Jawab Chanyeol mengatakan jujur.
Karena setelah pendaratannya kembali ke Seoul, Hana itu sudah jatuh pingsan tak sadarkan diri dan sempat di rawat di rumah sakit sebelum pada akhirnya Chanyeol meminta dokter untuk mengijinkannya agar Hana di rawat di rumah saja meski harus beberapa kali dokter keluarganya datang untuk memeriksa kondisi Hana.
"Aku sudah baik-baik saja Chan. Sebaiknya kau menghubungi Baekhyun dan tanyakan tentang kondisi Yena sekarang."
"Tidak.. Hana, dengar.. yang sekarang perlu kau khawatirkan adalah dirimu sendiri. Kau harus cepat pulih dulu baru kita akan menemui Yena. Hem?"
"Tapi Chan.." rengek Hana memohon.
"Aku akan menelpon Baekhyun nanti.. kau tak perlu cemas. Sekarang lebih baik kau istirahat. Aku akan buatkan bubur untukmu makan malam. Ok?" Ucap Chanyeol dengan sedikit tegas yang kemudian membuat Hana pun menganggukkan kepalanya samar, mengiyakan akan apa yang dikatakan Chanyeol.
🍃
Baekhyun memandang sendu ke arah Yena yang tengah tertidur pulas sejak suntikan obat bius yang diberikan Kyungsoo 1 jam lalu. Genggaman tangannya yang terus menggenggam jemari istrinya itu menjadikan Baekhyun kembali mengingat segala kenangan tentang Yena yang selama ini telah berjuang melawan rasa sakitnya seorang diri tanpa mengeluh apapun padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU 3 [TAMAT]
Fanfictionif love is beautiful, take me to see that beauty like what you promised me before. -