Biarkan waktu yang menjawab. Di kala hati yang gundah tak tahu harus berucap ataupun menjawab apa hanya ada sepotong kecil cerita yang masih tersimpan. Jika itu mampu menyembuhkan luka yang terlanjur terbuka, akankah semuanya berjalan normal?
Jika iya, maka mungkin sebuah doa tak ada lagi berguna meski untuk sebuah pengharapan.
"Aku minta maaf sebelumnya. Aku tidak tahu jika kau akan berbuat sejauh ini setelah apa yang telah aku katakan padamu waktu itu. Maafkan aku." Ucap Yena lirih dengan penuh penyesalan. Bahkan ia tanpa ragu sedikit pun kini menundukkan kepala cukup lama hanya untuk menunjukkan bahwa apa yang dulu pernah ia lakukan adalah sebuah kesalahan.
Xiumin hanya bisa terdiam, ia sendiri sebenarnya juga tidak tega melihat Yena berbuat sampai sejauh ini perihal apa yang terjadi akibat dirinya. Namun rasa gengsi bercampur malu yang masih menguasainya tetap tak mampu menggoyahkan akal sehat pria Kim itu untuk meminta maaf meski kini mereka hanya berdua saling berhadapan yang mana terhalang oleh sebuah kaca diantara keduanya.
"Kau datang mengunjungiku hanya untuk mengatakan itu?" Tanya Xiumin dengan nada ketusnya.
Yena tersenyum, "setidaknya aku kini tahu bagaimana kondisimu." Jawabnya dengan senang.
Jujur saja Xiumin kehilangan kata-katanya saat ini setelah apa yang wanita itu katakan barusan. Yena benar-benar perwujudan malaikat tanpa sayap yang bahkan Xiumin tidak tahu lagi harus mengatakan apa hanya untuk membuat wanita itu bisa sedikit saja memakinya atau bahkan lebih baik jika dirinya perlu membencinya. Tapi apa ini?..
"Seharusnya kau membenciku sekarang."
"Untuk apa aku membenci orang yang pernah membuatku merasa senang dan merasa nyaman di sepanjang waktu ketika aku bahkan merasa kesulitan dulu. Kau tahu benar diriku oppa." Ucapnya yang tentu membuat Xiumin tak bisa lagi menahan air matanya yang mulai menetes membasahi pipinya saat ini.
"Kau sungguh membuatku kesal." Gumam Xiumin seraya mengusap kasar bekas air matanya yang telah basah di kedua pipinya.
~~~~
Baekhyun memandang layar laptopnya yang tepat di hadapannya itu dengan cukup seksama dan juga teliti. Hasil akhir dari rapor Junhee adalah hal yang selalu membuat Baekhyun gugup bahkan jika di sini ada Yena bisa dipastikan istrinya itu sudah panik dari beberapa menit yang lalu.
Sampai pada akhirnya sebuah email yang berasal dari sekolah Junhee pun masuk ke dalam emailnya sebagai pesan baru.
Betapa terkejutnya Baekhyun kala kini sepasang matanya menatap ke arah layar yang mana dirinya saat ini bisa melihat dengan jelas seperti apa nilai-nilai dari putra pertamanya itu yang sangat mencengangkan dan bahkan di luar dari dugaannya sama sekali.
Tok.. tok..
Ketukan pada pintu dari arah luar ruangannya jelas menjadi hal yang cukup mengejutkan Baekhyun akan fokusnya yang kini telah kacau dan memilih menutup laptopnya lalu mengijinkan orang yang mengetuk pintu itu untuk masuk ke dalam kemudian.
"Masuk." Ucapnya memberi titah.
Tak berselang lama pun sekretarisnya itu membuka pintu ruangan atasannya tersebut lalu membungkuk sebentar memberi hormat.
"Ada apa?" Tanya Baekhyun.
"Ada seorang tamu yang ingin menemui anda tuan."
Baekhyun pun langsung mengernyitkan kening setelahnya lantaran seingatnya ia tak ada janji temu dengan siapapun di hari ini.
🍃
Setelah perawatan dari pemulihannya yang memakan waktu cukup lama membuat Kyungsoo sedikit merasa bosan jika harus berdiam diri di rumah melakukan rawat jalan sendirian. Bahkan dirinya yang seorang dokter saja baru menyadari akan kebosanan dan kejenuhannya sebagai seorang pasien maka kemungkinan para pasien itu juga pun merasakan hal yang sama sepertinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU 3 [TAMAT]
Fanfictionif love is beautiful, take me to see that beauty like what you promised me before. -