Entah sudah berapa lama Kyungsoo berada di dalam ruangan tertutup minim cahaya itu yang bahkan tak tahu kapan pagi ataupun malam. Yang ia tahu benar hanyalah jika setiap kali membuka mata Kyungsoo hanya melihat tumpukan kardus yang telah usang hampir berjamur lantaran ruangannya yang teramat lembab dan juga minim udara segar.
Rasa sakit yang mana mungkin sudah tak terhitung lagi berapa jumlahnya kini tak lagi Kyungsoo rasakan. Lebamnya bahkan sudah sangat parah, sebagai seorang dokter jelas ia tahu benar tentang luka-luka di tubuhnya namun bagaimana lagi dirinya juga tak bisa melakukan apapun dan mencoba membuat tubuhnya kebal tentu pilihan yang harus ia gunakan sebagai pertahanannya dari rasa sakit meski itu sulit.
Helaan nafasnya yang tak lagi stabil tentu menjadikan Kyungsoo sadar bahwa tubuhnya tak bisa bertahan lebih lama lagi jika Xiumin kembali memukulnya lagi nanti.
~~~~
"Aku sungguh memintamu untuk lebih bersabar dan tenangkan pikiranmu." Ucap Kai mencoba menekan segala emosinya yang mulai memuncak jika tak ingat Sehun sudah membentaknya beberapa saat lalu guna memperingati pria Kim itu untuk tak membuat rumit masalah.
Baekhyun yang sejak tadi hanya menundukkan kepalanya pun lebih memilih diam tak berniat untuk mengatakan apapun sebagai respon karena jujur saja pikirannya sudah teramat kacau sekarang dan akal sehatnya pun telah hilang begitu saja ketika mengetahui fakta jika Xiumin juga mengancam akan membunuh putranya.
"Aku tahu ini tidak mudah, tapi kita sudah membicarakan ini jauh-jauh hari hyung." Kini Sehun pun ikut angkat bicara setelah sebelumnya hanya memilih diam dan mendengarkan.
"Dia mengancam putraku." Lirih Baekhyun pada akhirnya yang mana tentu membuat Kai dan Sehun pun sontak terkejut hingga membelalakan matanya.
"Mwo?" Tanya Kai mengerutkan kening berusaha yakin bahwa apa yang dirinya dengar hanyalah salah pendengaran atau paling tidak Baekhyun salah berucap.
"Aku mendapatkan pesannya tadi pagi dan dia juga mengetahui di mana Junhee sekolah. Kau pikir aku bisa tenang setelah mengetahui hal itu?" Sendunya sambil mendongakkan kepala menatap ke arah Kai dan Sehun bergantian.
"Jadi maksudmu dia akan membunuh Junhee?" Tebak Sehun dengan polosnya.
"Yak!!" Teriak Kai memberi peringatan untuk kawannya itu guna berhati-hati dalam berucap.
Baekhyun bungkam ia bahkan tak tahu harus mengatakan apa sekarang karena jujur saja dirinya sendiri saja sudah tak tahu lagi harus berpikir seperti apa lagi untuk menemukan jalan keluar karena itulah ia menjadi tak terkendali hingga tanpa berpikir panjang langsung membawa pistol itu yang bahkan sudah terisi penuh oleh peluru.
"Apa Yena tahu?" Tanya Kai yang mana langsung Baekhyun jawab dengan gelengan kepalanya yang lemah.
Kai dan Sehun pun kemudian menghela nafasnya kasar yang kemudian tatapan mata pria Oh itupun mengarah pada senjata api yang masih Baekhyun pegang ditangannya.
"Hyung boleh aku tahu darimana kau mendapatkan senjata api itu?" Tanya Sehun tanpa mengalihkan pandangnya dari pistol yang mana ia tahu benar jenis pistol apa yang Baekhyun itu bawa dan mendapatkannya jelas bukan untuk sembarangan orang memilikinya.
Baekhyun pun kemudian menyerahkannya pada Kai yang justru membuat pria Kim itu pun menukikkan alisnya tak mengerti.
"Aku mengambilnya dari rumahmu." Jawabnya jujur.
"Nde?" Tanya Kai tak mengerti.
"Beruntung Saera sedang tidak ada di rumah jadi aku mudah untuk mengambilnya. Aku belum menggunakannya jadi ku pikir lebih baik aku kembalikan. Maafkan aku karena terlalu gegabah." Ungkapnya dengan nada sesalnya yang justru membuat Kai hanya bisa diam tak tahu harus mengatakan apa sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU 3 [TAMAT]
Fanfictionif love is beautiful, take me to see that beauty like what you promised me before. -