Cuaca pagi ini sangat cerah bahkan angin yang berhembus pun sangat terasa sejuk mengenai tubuh terutama kulit. Yena senang akan cuaca pagi ini bahkan wanita itu menyempatkan diri untuk memotong beberapa tangkai bunga mawar putih yang sempat Hana kirim setelah ia pinta semalam.
Memotong tangkainya dan merapikannya kemudian membuat perasaan senang Yena semakin membuncah guna meluangkan waktu bosannya dengan sesuatu yang berharga.
Sebenarnya Yena itu tak terlalu pandai merangkai bunga tapi berkat hari-hari membosankannya maka wanita Byun itu pun justru menemukan bakat tak terduga yang kini justru menjadi kebiasaannya.
"Apakah bunga-bunga itu jauh lebih penting untukmu daripada diriku?" Tanya Baekhyun menatap istrinya itu dengan raut wajahnya yang menekuk karena kesal. Demi Tuhan, ini pertama kalinya untuk Baekhyun merasa di duakan oleh sang istri dan itu oleh sebuah bunga mawar.
"Kau tahu kan.. aku tak pernah sesenang ini sebelumnya karena sebuah hobi yang ku suka tapi lihatlah aku memilikinya sekarang. Dan aku teramat bahagia." Ucap Yena sambil memegang setangkai bunga mawar putih yang telah terpotong rapi siap untuk di tata di dalam vas.
Baekhyun yang sedari tadi menopangkan dagunya pada sebelah tangannya yang menumpu pada atas meja kecil pemisah antara dirinya dan Yena membuat objek matanya tak pernah bisa melepas dari wajah cantik sang istri walau pun helaan nafas berat penuh kebosanan pun sudah ia lakukan sejak tadi.
"Aku jadi curiga, dapat dari mana Hana bunga-bunga mawar indah ini setiap hari?" Tanya Baekhyun mengernyit bingung sambil menatap tumpukan bunga mawar yang telah rapi itu dan mengambilnya satu untuk di cium.
"Apa kau tak ingat?"
"Mwo?"
"Bukankah kita pernah membeli bunga mawar di toko bunga tempat langganan keluarga Hana? Bahkan kita datang pada dini hari sebelum toko bunga itu buka. Apa kau tidak ingat?" Tanya Yena mencoba untuk membuat Baekhyun mengingat kembali masa lalunya dulu yang mana berkat dari membeli bunga itulah Yena mulai membuka hatinya untu Baekhyun.
Baekhyun semakin mengerutkan keningnya mencoba mengingat-ingat kembali hingga ingatan tentang rambut birunya dan bunga mawar biru yang pernah Yena beli kala itu meski hanya setangkai jelas membuat Baekhyun pun mengangakan mulutnya merasa tak percaya dan menoleh menatap ke arah Yena karena terkejut.
"Solma.."
"Hem.. toko bunga itu masih ada. Karena itulah saat aku ingin mencoba belajar merangkai bunga Hana membelinya di sana, dan kau tahu apa yang membuatku sampai hari ini tak percaya?"
"Apa?" Tanya Baekhyun penasaran.
Yena menghentikan kegiatan memotongnya dan mendongak menatap suaminya itu sambil tersenyum senang, "pemiliknya menyediakan lebih banyak bunga mawar biru sebagai simbol cinta dan keberuntungan, mereka mengatakan jika kita adalah inspirasinya. Itulah yang membuatku bahagia."
Baekhyun tak mampu untuk mengatakan apapun sekarang, cintanya untuk Yena memanglah begitu besar hingga tak mampu untuk dirinya gambarkan ataupun mengukurnya tapi menjadi inspirasi orang lain maka bukankah itu sangatlah luar biasa?
***
Xiumin tidak bisa lebih lama lagi menunggu untuk membuat Yena datang kepadanya. Ia tahu benar seperti apa sahabatnya itu.
"Aku sudah memperingatkanmu untuk tidak membuat kesalahan besar tapi ternyata kau tak mengindahkannya. Apa kau sungguh ingin mati?" Tanya Xiumin santai namun tatapan matanya begitu menyorot tajam ke arah Kyungsoo yang mana pria Do itu telah terikat kuat di atas kursi kayu di tengah sebuah ruangan berdebu.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU 3 [TAMAT]
Fanfictionif love is beautiful, take me to see that beauty like what you promised me before. -