Bab 1

4.6K 198 4
                                    

~ARTHUR~

Namaku Arthur Horrace. Tapi, orang-orang di desa Woodstock biasa memanggilku 'Beast'. Bukan tanpa alasan mereka memanggilku seperti itu. Mereka memanggilku 'Beast' karena penampilanku yang garang dan menyeramkan layaknya seorang pria yang buas. Aku berambut panjang, bertubuh tinggi dan kekar serta lenganku penuh dengan tattoo. Selain itu, suaraku yang berat dan dalam juga menambah kesan dan aura yang menyeramkan dalam diriku. Itu sebabnya banyak orang takut padaku.

Dulu, aku adalah anggota dari sebuah kelompok mafia yang paling terkenal dan ditakuti di Amerika. Namun, aku hanya bergabung dalam kelompok mafia tersebut selama dua tahun. Dan dua tahun kemudian, kelompok mafia tersebut bubar karena perselisihan internal para petinggi mafia.

Setelah keluar dari kelompok mafia, aku tidak langsung pulang ke desaku, di Woodstock. Melainkan, aku tetap berada di New York dan mencari pekerjaan baru dengan cara yang benar.

Memang saat itu tidak mudah bagiku untuk mencari pekerjaan baru. Tapi, setelah berusaha dan memanfaatkan segala kesempatan yang ada, aku berhasil mendapatkan pekerjaan awal yang benar dengan gaji yang cukup. Sambil aku belajar tentang penanaman modal dan investasi bersama temanku. Hingga saat gaji yang kukumpulkan sudah cukup untuk kujadikan sebagai modal untuk memulai investasi dan membangun usaha, aku berhenti dari pekerjaanku dan fokus membeli dan menjual saham. Dan dalam waktu selama kurang lebih tiga tahun, usahaku tersebut berhasil hingga kini aku mampu menjadi salah satu pemegang saham di beberapa perusahaan terkemuka di Amerika. Bahkan, kini aku juga berhasil membangun perusahaan sendiri dengan temanku yang mengelolanya.

Saat merasa bahwa aku sudah cukup sukses, aku memutuskan untuk kembali ke desaku, di Woodstock. Sejak dulu, aku memiliki cita-cita ingin membangun desaku. Dan cita-cita itulah yang membuatku nekat pergi keluar dari negara bagian Vermont menuju ke New York. Tapi, kenyataan yang kudapat begitu aku kembali ke desa sungguh di luar dugaanku. Ternyata, selama ini warga desa sudah tahu mengenai diriku yang merupakan mantan anggota mafia. Dan mereka jadi membenciku karena masa laluku tersebut.

Aku masih ingat bagaimana kejadian tiga tahun yang lalu, saat warga desa menolak kehadiranku ketika aku kembali ke Woodstock. Rupanya, masa laluku yang merupakan seorang mantan anggota mafia membuat seluruh warga desa menganggapku sebagai seorang yang jahat, kejam, tidak punya hati dan tidak punya belas kasihan. Dan sampai sekarang, image tersebut masih terus melekat dalam diriku. Itu sebabnya warga desa menjauhiku.

Karena begitu tidak suka dan menolakku, warga desa sampai hampir mengusirku. Bahkan, mereka juga hampir mengusir orang tuaku karena saat itu aku masih tinggal di rumah mereka yang berada di lingkungan perumahan Woodstock. Tapi, kepala desa Woodstock berhasil menenangkan para warga agar tidak mengusirku dan orang tuaku. Karena tidak ingin membuat masalah semakin runyam, aku memutuskan untuk pergi dari rumah orang tuaku dan memilih untuk tinggal sendiri di pinggir desa Woodstock yang paling dekat dengan perbatasan dan hutan. Aku memilih lokasi tersebut karena lokasi tersebut jauh dari rumah penduduk dan keramaian warga sekitar. Dengan begitu, kehadiranku tidak mengganggu mereka.

Pada awalnya, aku merasa sedih dan depresi akibat penolakan dari warga desa. Selain itu, aku juga marah. Aku merasa tidak terima dengan cara warga desa menilai serta menghakimiku dan keluargaku. Padahal, mereka tidak tahu bagaimana perjuanganku memperbaiki diri dan keluar dari lingkaran mafia. Mereka tidak tahu bahwa aku sudah berubah. Aku bukan lagi anggota mafia yang kejam dan tidak punya hati seperti yang mereka pikirkan. Maka dari itu, aku memutuskan mengubah diriku menjadi seperti penilaian mereka. Kini, aku menunjukkan diriku sebagai sosok yang kejam dan menakutkan di depan mereka. Dan hal itu berhasil membuat warga desa takut padaku hingga mereka tidak lagi berani bertindak macam-macam padaku atau keluargaku.

Walaupun warga desa masih tidak menyukai kehadiranku, tapi terkadang aku masih dengan sengaja menunjukkan diriku di keramaian desa. Terkadang aku pergi ke pasar untuk berbelanja kebutuhanku atau sekedar berkunjung ke rumah orang tuaku.

Love For The BeastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang