~BRIE~
Aku sedang menangis di dalam kamar sambil memikirkan diriku. Kejadian semalam benar-benar membuatku kacau. Aku tidak menyangka bahwa Richard akan sampai hati memfitnah dan menghancurkan reputasiku seperti ini. Sekarang, reputasiku sudah tercoreng di seluruh warga desa. Akibat fitnah yang dilakukan oleh Richard padaku, warga desa jadi meragukan kesucianku. Pasti, setelah ini tidak ada pria di desa ini yang mau menjalin hubungan denganku. Sedangkan Arthur, satu-satunya pria di desa ini yang paling memungkinkan untuk menolongku menyelamatkan reputasiku, tidak mau menikah denganku. Lalu, bagaimana dengan nasibku?
Aku tidak tahu sudah berapa lama aku menangis dan sudah berapa banyak air mata yang kukeluarkan sejak kemarin malam. Tapi, sampai sekarang air mata itu terus menetes dari mataku.
Saat aku sedang menangis, tiba-tiba pintu kamarku terbuka.
"Brie, makanlah dulu. Kau belum makan sejak semalam.", ibu berbicara padaku.
"Aku tidak lapar, Mom. Aku tidak mau makan.", balasku tidak bersemangat dengan suara yang parau dan bergetar.
Kemudian, aku merasakan sisi ranjangku sedikit melesak. Sepertinya, ibu sedang duduk di sisi ranjangku.
"Brie, Mommy tahu bahwa kau pasti sangat sedih sekarang. Tapi, kau harus tetap makan agar tidak sakit, Nak. Dengan begitu, kau bisa lebih tenang dan berpikiran jernih untuk menemukan solusi atas masalah ini.", ibu berkata sambil mengelus lenganku.
Aku yang sejak tadi berbaring miring membelakangi pintu, kini duduk di ranjang lalu memeluk ibuku. Saat itu juga, aku kembali menangis dengan keras.
"Bagaimana dengan nasibku, Mom? Setelah kejadian semalam, pasti tidak ada pria di desa yang mau mendekatiku. Mereka meragukan diri dan kesucianku. Padahal, aku dan Arthur tidak melakukan apapun semalam. Arthur hanya mengantarku pulang sampai pinggir desa. Justru, Arthur yang menolongku dari Richard yang ingin berbuat jahat padaku. Tapi, Richard malah memutarbalikkan fakta. Dan dengan teganya, dia menghancurkan reputasiku."
"Ya, Mommy dan Daddy percaya padamu, Nak. Kami percaya bahwa kau dan Arthur tidak melakukan apapun. Keluarga kita juga tahu bahwa Arthur tidaklah seburuk yang dipikirkan oleh para warga desa selama ini. Kami percaya bahwa Arthur menolongmu."
"Tapi, semalam Arthur hanya diam dan tidak membela diri, Mom. Dia tidak menyanggah tuduhan Richard dan para warga yang mengatakan bahwa dia sudah berbuat macam-macam padaku. Dia tidak ingin membantuku membersihkan reputasiku. Dan dia juga menolak solusi yang diusulkan oleh warga agar dia menikahiku. Jika Arthur sendiri sudah menolakku, apakah akan ada pria lain di desa ini yang mau menerimaku?", aku berkata dengan tersedu-sedu.
"Semuanya akan baik-baik saja, Sayang. Percayalah pada Mommy. Mommy dan Daddy akan mencari solusi atas masalah ini.", ibu masih memelukku dan mengelus punggungku.
Aku masih menangis di pelukan ibuku. Hingga beberapa saat kemudian, aku mendengar suara ayah.
"Brie, Mr. dan Mrs. Horrace datang ke rumah kita. Mereka ingin bertemu dan berbicara denganmu.", ayah berkata padaku.
"Mr. dan Mrs. Horrace ingin bertemu denganku?", tanyaku memastikan dengan suara yang masih sedikit terisak.
"Benar. Mereka baru mendengar kejadian yang semalam melibatkanmu dan putra mereka. Jadi, mereka datang ke sini karena ingin membantumu memikirkan solusi atas masalah ini."
Aku menghapus sisa air mataku.
"Baiklah, Dad. Aku akan cuci muka dulu. Setelah itu, aku akan keluar menemui mereka.", ucapku dengan suara yang terdengar parau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love For The Beast
RomanceArthur Horrace, seorang mantan anggota mafia yang kembali ke desa tempat tinggalnya di Woodstock. Namun, hampir seluruh warga desa membenci dan mengucilkannya. Apalagi, dengan penampilannya yang garang, berambut panjang dan lengan yang penuh tattoo...