Bab 21

1.3K 106 22
                                    

~ARTHUR~

Aku tidak tahu lagi harus berkata apa selain bersyukur dan berterimakasih atas kehadiran Brie ke dalam hidupku. Karena dia, hidupku yang dulu hening dan sepi, kini jadi lebih menyenangkan dan berwarna. Dia membawa senyum, tawa dan kebahagiaan kembali ke dalam hidupku. Bahkan, dia juga berhasil membuatku membuka diri hingga mau lagi berinteraksi dengan orang-orang di desa ini.

Selain karena dia yang telah membuatku membuka diri, aku juga sangat bersyukur karena Brie mencintaiku. Sejak awal, dia terang-terangan mengatakan dan menunjukkan rasa cintanya padaku. Terkadang, hal itu masih membuatku tidak percaya. Bagaimana bisa ada gadis di desa ini yang mencintai dan menginginkanku? Tapi, ternyata memang ada. Dan gadis itu adalah Brie.

Brie adalah gadis yang sangat cantik, manis, baik hati dan ekspresif. Di beberapa momen, Brie adalah sosok yang dewasa, pintar dan sangat pengertian. Dia sangat optimis dalam segala hal dan sangat tahu bagaimana cara menenangkan serta meyakinkanku. Tapi, di sisi lain dia adalah gadis yang sangat riang dan aktif. Dia sering kali bersikap manja, menggoda dan memaksakan keinginannya padaku, tapi bukan dengan cara yang menyebalkan. Justru, sikap riang, ekspresif, manja dan agresifnya itulah yang membuatnya jadi terlihat sangat menggemaskan. Hingga lama-lama aku jadi tertarik lalu jatuh cinta padanya.

Walaupun cukup banyak sisi menyenangkan dan sedikit kekanakan dalam dirinya, tapi Brie adalah wanita yang kuat, gigih dan sedikit keras kepala. Aku masih ingat bagaimana usahanya dulu saat memohon agar aku bersedia menikah dengannya. Setiap hari, dia datang ke rumahku dan memohon dari pagi hingga larut malam. Dia tidak gentar, takut ataupun menyerah saat aku berulang menolak dan mengusirnya. Dia sangat gigih dan tidak mudah putus asa. Kini, semua usaha dan perjuangannya itu sudah membuahkan hasil. Karena sekarang kami sudah menikah dan dia mendapatkanku, pria yang dicintainya, seperti yang dia inginkan selama ini.

Selain itu, Brie adalah wanita yang cukup sabar dan jarang marah, bahkan saat aku membentak atau berkata kasar padanya. Dia juga sangat pemaaf. Memang, di saat-saat tertentu dia bisa sedih hingga menangis. Tapi, itu hanya beberapa saat. Karena dalam waktu yang singkat, emosinya akan mereda. Lalu, dia akan kembali menjadi sosok Brie yang riang dan menyenangkan.

Sekarang, Brie, istriku yang cantik, riang, manja dan menggemaskan ini masih tidur. Sedangkan, aku yang sudah bangun sejak beberapa menit yang lalu, tetap berbaring di ranjang sambil memperhatikannya. Aku menyingkirkan helai rambut yang jatuh menutupi wajahnya yang cantik. Sekarang, aku baru sadar bahwa Brie sangatlah cantik. Menurutku, dia adalah wanita tercantik dari semua wanita yang pernah kutemui. Dan betapa beruntungnya aku karena wanita secantik dan sebaik hati Brie ini adalah istriku.

Hingga beberapa menit lamanya, Brie masih saja tidur dan belum bangun. Padahal, sekarang sudah lewat satu jam dari jam dimana dia biasa bangun setiap paginya. Mungkin, dia belum bangun karena kelelahan akibat aktivitas kami semalam. Apalagi, semalam adalah pertama kalinya bagi Brie melakukan itu. Dan mengingat fakta tersebut, lagi-lagi aku merasa bahagia dan bersyukur karena mendapatkannya sebagai istriku.

Aku terus memperhatikan Brie sambil sesekali mengelus rambutnya dengan hati-hati. Semakin lama, aku jadi merasa gemas ingin menyentuh serta mencium bibir dan wajahnya. Sedangkan, di sisi lain aku tidak ingin membangunkannya. Tapi, rupanya elusanku di rambutnya tadi mengusik tidurnya. Dahi Brie tampak sedikit berkerut dalam tidurnya seolah menunjukkan bahwa dia tidak senang tidurnya terganggu. Dengan mata yang masih terpejam, tangannya bergerak seperti mencari objek pelukan. Tidak sulit baginya untuk menemukan itu. Karena sejak tadi tangannya memang sudah berada di atas perutku.

Brie langsung mendekat dan menempelkan tubuhnya padaku lalu tangannya memelukku semakin erat. Dia juga menyandarkan kepalanya dengan nyaman di dadaku. Dan tidak lama kemudian, napasnya kembali terdengar teratur. Sepertinya, dia kembali pulas.

Love For The BeastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang