BAB 12

62 7 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Martyn?

Arlene menelan ludah susah payah, tangannya gemetar menjatuhkan sendok hingga berdenting nyaring. Tahira tampak bingung daripada ketakutan, menatap ayahnya serta seluruh kesatria di ruangan itu. "Kenapa ada bajingan Martyn di sini?"

"Tahira." Rodrik menahan tangan Tahira yang terkepal, dan memperingatinya yang hendak berdiri agar tenang.

Driss tertawa halus dan mengecup punggung tangan Arlene. "Maaf perkenalan kita harus seperti ini, Putri Tahira, tapi temanmu terlalu cantik untuk kuabaikan. Aku sama sekali tak menyesal datang ke Quellon—siapa namamu, Nona?"

"A–Arlene Seviar." Arlene memperhatikan tangannya yang gemetaran dalam kecupan wajah yang asing. Ia gemetar sejak mendengar nama Driss dan sempurna menjadi bingung saat melihat ibunya berjalan mendekat.

"Arlene." Driss tersenyum lebih lebar, mengecup punggung tangan Arlene lebih sering. "Di mana kau berada selama ini?"

"Tuan, dia adalah putriku. Baru saja tiba setelah berkelana dan kelelahan. Tolong berikan dia waktu untuk menyesuaikan diri." Romana menggeleng saat berhasil berdiri di samping Driss.

Arlene tidak pernah tahu bahwa ibunya memiliki keberanian untuk menghadapi seorang Martyn. Mungkin itulah yang ingin Romana lakukan untuk membayar penyesalan dan berharap dapat menghapus kekecewaan Arlene.

Driss berjalan mundur beberapa langkah untuk Romana, terhuyung saat meninggalkan botol kosong di meja Arlene. Driss menatap semua orang, tahu bahwa kehadirannya membawa udara yang menegangkan, tetapi menyenangkan baginya hingga tertawa lagi. Dia menunjuk Romana dan Arlene dari tengah-tengah ruangan. "Ada banyak kejutan yang aku temui akhir-akhir ini. Kalian justru membuka pintu gerbang dan memperlakukanku seperti penjahat dan orang gila. Pelacur dan budak? Dunia ini sudah gila."

"Kau benar-benar mabuk dan kacau. Benahi dirimu." Desis tajam meluncur dari bibir Jon.

"Kupikir aku harus membantu kalian untuk membenahi dunia ini, benar, Jon? Kau adalah kesatria yang paling kuat dan pemberani, bersusah payah membantu Rodrik menghapus pelacuran dan perbudakan. Begitu juga dengan kau, Alton... lalu kau, kau... dan kalian semua. Kesatria yang pemberani...." Driss mendecih sambil mengarahkan telunjuknya ke seluruh penjuru ruangan hingga tubuhnya memutar, terhuyung seperti boneka sawah yang digerakkan angin.

Kebingungan Arlene perlahan-lahan teruraikan, di bawah pemahaman rumit tentang Rodrik membiarkan Driss bergabung dengan Quellon. Keacuhan saat Driss mengejek para kesatria, merupakan benteng perlindungan yang Rodrik miliki atas nama raja yang bijaksana. Mulanya, Arlene tidak mengerti mengapa tak ada yang menghentikan Driss atau mengusirnya, lalu memahami bahwa mereka sengaja melakukannya untuk menguji kesetiaan atau sosok asli Driss. Maka Quellon dan para kesatrialah yang sedang mempermainkan Driss karena saat mabuk, manusia membodohi diri sendiri.

Sejak Driss datang memberi tontonan menarik, semua orang meletakkan alat makan. Hanya Arlene yang gemetar ketakutan dan Tahira yang luar biasa ingin bangkit berdiri menancapkan garpu miliknya ke kepala Driss. Sementara itu, hanya Geralt Xeire yang masih memegang garpu dan pisau di kedua tangannya, menyuap makanan dengan tenang seolah begitu lezat dan tidak membuatnya ingin menaruh pandangan sedikitpun pada tontonan yang Driss berikan.

The StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang