BAB 29

43 6 7
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Matahari belum menggantung tinggi saat kuda pasukan Xeire dan Torrhen berlari lebih cepat. Esok harinya, Jon mendapatkan apa yang dia inginkan Geralt memberi perintah bahwa mereka harus tiba di Landelle tiga hari lebih cepat dengan meniadakan pesta, dan hanya memberi waktu satu jam untuk beristirahat di siang hari, lalu melanjutkan perjalanan sebelum Geralt mendengar burung berkicau.

Sepanjang hari sejak menjauh dari perbatasan, Jon memiliki senyuman secerah matahari bertukar pandangan dengan Alton dan mengangguk jahil di belakang Qorje yang sungguh mengabdi setia di samping Geralt. Senyuman mereka berbeda dengan Geralt yang selalu mengatupkan bibir dan mengepalkan tangan di tali kekang. Di langit yang gelap, Geralt akan menatap peta dan menuliskan rencananya di buku harian, bertukar surat dengan Eddard, dan memerintah Alton mengirim surat kepada Arlene bahwa mereka akan segera tiba di Landelle.

Aturan dan hukum masih Geralt genggam dan dihormati, kini oleh banyak orang. Itu adalah sebuah pemahaman mutlak bersama pemahaman bahwa roda kehidupan adalah memiliki ketekunan dan tekad yang kuat. Namun, burung gagak berkicau kencang dan matahari membuat kudanya kepanasan. Dari dalam hutan, tiga pria asing menunggangi kuda tiba-tiba menghalangi perjalanan Geralt dengan pedang mereka. Tiga kuda itu meringkik kencang.

"Apa ini?!" Kuda Jon mendahului Geralt lalu mengangkat pedangnya. Qorje segera menyerukan perintah untuk para prajurit lalu bersama Alton mendekati kuda Geralt dengan awas.

"Serahkan pedang kalian!"

"Apa ini lelucon, eh?" Jon mendelik tajam pada ketiga pengelana di hadapannya. "Buka mata kalian lebar-lebar, lihat siapa yang sedang menunggangi kuda paling hitam di belakangku! Kalian terlalu percaya diri untuk menghadapi ratusan pasukannya!"

"Serahkan seluruh kuda kalian termasuk emas!" Salah satu pengelana melajukan kuda untuk mendekat, tetapi pedang Jon lebih dulu menghunus pedang pada tubuhnya dengan kejam.

Tersisa dua pria asing yang masih berada di atas kudanya, Qorje mendekati mereka dengan sorot tajam. "Ini adalah Raja Xeire.... Letakkan pedang kalian."

"Siapa? Xeire? Apa kalian budak yang suka berakting itu? Kalian akan pergi ke Kerl?" Seorang pria botak dan bertubuh tambun menatap galak lalu tertawa kencang, menepuk bahu kawannya yang berambut sebahu. "Ratusan orang-orang ini adalah sekelompok sirkus."

"Aku pikir bukan." Pria yang memiliki rambut panjang itu menyimpan pedangnya. "Mereka tampak seperti—"

"Cukup." Geralt menghela napas, mengibaskan tangan, dan memalingkan wajah. "Perjalanan kita masih panjang, Jon."

Lantas Jon mengangguk patuh, melajukan kuda, dan menyaunkan pedang pada kedua pengelana di hadapannya. Namun, Alton mengusap wajahnya dengan tergesa, menjernihkan pandangan lalu menepuk bahu Geralt dan mendekati kedua pengelana itu. "T–tunggu... sepertinya aku mengenali salah satu di antara mereka–Jon! Berhenti! Apa itu kau, Tyrgen?!"

The StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang