BAB 26

43 6 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Istana Torrhen tak seperti kerajaan lain. Warna Torrhen adalah hitam dan perak. Kastil dan istananya kuat, megah, dan begitu tinggi hingga siapa pun yang melihatnya akan mendongak. Itulah dinding istana paling kuat dan tidak terkalahkan.Struktur bangunan seperti itu menyamai kondisi tanah yang bertebing. Struktur tanah perbatasan Changreys membuat kuda manapun menjadi tangguh. Rombongan Geralt merasakannya. Beberapa kuda meringkik, susah berjalan, dan sering terpeleset, lalu melangkah dengan benar ketika melewati gerbang kastil.

Kisah tentang perjanjian para pendahulu Torrhen dengan penyihir terkuat benar adanya. Tanah berbatu di Torrhen tampak seperti bukan manusia yang membangunnya. Geralt melompat dari kuda dan hanya memperhatikan bagaimana ia menapak di Changreys yang menggetarkan seluruh dirinya. Jon, Alton, serta 260 prajurit merasakan hal yang sama.

Torrhen adalah satu-satunya kerajaan yang memiliki pasukan terhebat. Segalanya terjadi untuk pertama kali di Changreys. Semestinya, wajah prajurit-prajurit Quelon nampak senyuman, tetapi justru menelan ludah saat melihat prajurit-prajurit Torrhen berlatih yang jumlahnya memenuhi sebagian penjuru Changreys. Tidak ada yang sanggup menghitung, menggeleng takjub.

Changreys hanya menjadi tempat tinggal prajurit-prajurit pemberani. Pedang, tameng, anak panah, bahkan meriam hanya dibuat dari tangan-tangan prajurit pemberani. Kegiatan berkebun dan berternak hanya dilakukan oleh para prajurit demi memenuhi kebutuhan mereka.

Senyuman Geralt hanya satu-satunya yang menjelaskan ketakjuban. "Jon, bagaimana bisa prajurit Torrhen berlatih di cuaca seperti ini?"

Jon mengangkat bahu, berdiri di samping Alton memperhatikan sekitar mereka. "Changreys adalah tempat kelahiran Sillian Rhys, prajurit-prajurit Torrhen yang lahir di sini memiliki pertahanan tubuh yang sempurna daripada orang biasa."

"Aku juga merasakanya." Alton menatap sekujur tubuh Geralt, dirinya, dan Jon. "Jantungku bergemuruh seperti saat aku berperang—tapi lihatlah pemandangan menakjubkan ini. Kita bisa melihat gunung es Sisle. Rupanya indah sekali."

"Ya. Luar biasa." Geralt tersenyum, mendongak melihat gunung es dari kejauhan.

Alton kemudian berkacak pinggang satu tangan dan tersenyum. "Aku selalu bertukar cerita dengan Arlene tentang pemandangan apa saja yang kita temui selama lima tahun. Pemandangan ini terlalu indah untuk dituliskan di surat, jika bisa melihatnya langsung dia akan senang."

"Kita datang bukan untuk berpelesir." Geralt memalingkan wajah, melangkah lebih dekat dengan istana Torrhen yang dihalangi oleh prajurit yang ia kalahkan saat berduel.

Jon menyipitkan mata dan menghela napas saat mengikuti langkah Geralt. "Mengalahkan prajurit Torrhen dalam duel adalah lelucon bagi siapa pun yang yak tahu apa saja yang sudah kau lakukan."

Kemudian Geralt memperhatikan pintu istana Torrhen dan prajurit Torrhen yang tak mau mempersilakan Geralt memasuki istana. "Ada berapa dewan yang kalian miliki?"

The StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang