Angin berhembus dengan cara yang aneh.
Ranting pohon yang kering dan hitam, patah akibat hembusan angin kencang. Sedikit demi sedikit daun berguguran, tanah Landelle dipenuhi oleh pohon-pohon tumbang akibat meriam api Martyn. Sisa kehancuran dari pertempuran mematikan terus disampaikan pada hembusan aneh.
Desau angin rupanya menjadi hal sepele yang dapat membawa banyak memori. Menghantam Arlene seperti ketika berlari di dalam istana mencari keberadaan Romana, desau angin mengingatkannya terhadap ribuan anak panah yang menembus setiap tubuh prajurit. Bintang jatuh yang selalu Arlene lihat setiap malam dari lubang atap tanah liat rumah usang di Kerl, kini tak lagi sama. Memori-memori itu di juga dilukis bersama Romana dan Arlene tentu mengenangnya dengan baik.
Desau angin, bahkan termasuk desau yang bertabrakan dengan api unggun juga akan membawa semua memori itu agar Arlene dapat mengingat seluruh kehidupannya bersama Romana. Setiap malam Romana akan menghidupkan perapian, memberi nasehat dan pelajaran berharga, lalu tertawa dengan lelucon di antara dongengnya. Senyuman Romana lantas termasuk ke dalam memori yang terbawa oleh desau untuk memberi senyuman saat Arlene menatap kuburan ibunya.
"Apa yang kau lakukan di sini?"
Suara Geralt saat menemukan Arlene duduk di samping api unggun dan kuburan Romana, rupanya membawa sedikit memori, tetapi pemahaman rumit yang membuatnya kewalahan. Saking banyaknya sehingga Arlene menyebut pemahaman itu sebagai hal yang tidak ingin ia miliki. Seandainya dapat membuang sebuah pemahaman, maka Arlene sangat menginginkannya melebihi keinginan agar Romana dapat hidup kembali.
Geralt tak mengerti, tetapi akhirnya merasakan desau angin yang aneh dan menyaksikan api unggun. Untuk pertama kalinya lelaki itu memahami bahwa Arlene hanya memiliki pemahaman sederhana yang baginya terlalu rumit. Gadis itu tidak menatapnya sama sekali. Untuk pertama kalinya.
Mata Geralt walaupun tidak seterang langit ketika malam hari, tetap akan berpendar seperti api unggun dan memperhatikan dengan baik kuburan Romana dan Rodrik. Ia menggeleng, tidak juga berupaya memahami dengan duduk di samping Arlene.
"Ibuku selalu menghidupkan api setiap saat dan memenuhi rumah kami yang usang dengan asap. Terkadang napasku sesak hingga akhirnya aku terbiasa. Api unggun yang aku hidupkan walaupun tidak dapat membuat ibu merasa hangat, setidaknya dapat membuatku mengingat apa saja yang pernah ibu perbuat selama membesarkanku. Hari ini semestinya kami merayakan ulang tahunku.... Namun, rasanya tak adil untuk mengeluh karena tidak ada yang pernah merayakan ulang tahunmu."
"Kalau begitu berdirilah." Geralt mengeraskan rahangnya menatap Arlene yang tak mau menatapnya. "Corrine membutuhkanmu. Kau bisa merayakannya bersama Corrine. Ada banyak orang yang akan memberimu ucapan selamat."
"Kenapa aku harus ada di sana ketika ibuku ada di sini?" Bibir Arlene terbuka, menghembuskan sedikit napas beratnya karena tak sanggup tersenyum atau tertawa. Kepalanya menggeleng samar, berbisik di dalam hati berharap Romana dapat mengetahui betapa napasnya begitu sesak walau asap bukanlah penyebabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story
RomanceRaja yang mencintai pelayan? Geralt Xeire pasti tidak waras. Arlene memercayai cintanya tidak sebanding dengan hutang budinya kepada Geralt Xeire. Kehidupan yang usang dan memperjuangkan mimpi juga tidak cukup untuk mengurangi ketidak beruntungan. S...