BAB 17

62 9 9
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Lonceng yang berdentang nyaring di tanah Landelle, juga berdentang penuh kepanikan memantul di antara dinding-dinding rumah, istana, dan istal kuda. Para kesatria saling bersorak memperingati satu sama lain dan mempersiapkan diri terhadap pertempuran yang akan datang, segera menggunakan baju zirah walaupun mereka belum mendapatkan perintah dan informasi apa yang sedang terjadi. Para wanita gemetar ketakutan menggandeng anak-anak mereka berbondong-bondong keluar dari rumah, para pria menyelamatkan hewan ternak masuk ke dalam kandang dan membawa anjing mereka ke tempat yang aman. Para pekerja menutup pabrik pandai besi dan membuka lebar tempat penyimpanan senjata mempersilakan para prajurit dan kesatria mengambil sebanyak mungkin demi menyelamatkan semua orang. Para pelayan mempersiapkan pelana kuda dan mengikatnya kencang.

Geralt melompat dari tempat lonceng berada, berlari ke arah Arlene yang menutup kedua telinganya akibat nyaringnya bunyi lonceng. Dari wajah Arlene yang pucat, Geralt mengingat Romana. "Pergilah, selamatkan Romana dan Tahira! Katakan pada semua orang bahwa Martyn datang dan ini adalah pertempuran sesungguhnya, Arlene! Lakukanlah dan jaga Romana dengan baik, aku akan mencari kalian setelah pertempuran ini selesai!"

"B-bagaimana jika Martyn menguasai Landelle? Apa yang akan kita lakukan?"

Pertanyaan Arlene mewakili pertanyaan seluruh rakyat yang berteriak panik di luar kastil memohon agar gerbang terbuka lebar mempersilakan mereka berlindung di ruang bawah tanah istana. Pertanyaan itu juga Tahira miliki saat berlari bersama ayahnya yang sigap mengenakan baju zirah tanpa bantuan siapa pun. Mereka berlarian menuruni balkon, teras, halaman istana lalu memerintahkan agar gerbang terbuka lebar bagi siapa pun yang membutuhkan perlindungan. Pertanyaan itu tidak dimiliki oleh kesatria karena sejak menjadi kesatria mereka telah menyerahkan nyawa tidak peduli bagaimana hasil pertempuran, tetapi Geralt pun tidak memiliki jawabannya.

"Jika Martyn menguasai Landelle, aku bersumpah akan membunuh Nettles Martyn dengan pedangku karena sudah berjanji padamu dan Romana untuk menjadikan tanah ini sebagai tempat tinggalnya. Sekarang, pergilah!"

Perintah Geralt membuat Arlene segera menggerakkan kaki sekencang kuda Ryte berlari. Sekujur tubuhnya gemetaran, kedinginan karena hembusan angin malam mengalahkan tipisnya gaun sore. Tubuhnya yang kurus menerobos kerumunan wanita dan anak-anak, memimpin di depan untuk mengarahkan mereka menuju ruang bawah tanah. Corrine dan beberapa wanita yang Arlene kenali berada di antara kerumunan itu. "Corrine, di mana ibuku?"

Corrine menggeleng patah-patah, sibuk mengarahkan orang-orang masuk ke ruang bawah tanah. "Terakhir kali aku melihatnya, Romana berada di ruang baca mengira bahwa kau bersama Tahira di sana. A-aku tak tahu."

"Di mana Tahira? Pasukan Martyn datang dan Ryte melaporkannya lebih cepat. Aku dan Geralt mendengar lonceng dari perbatasan, setelah itu kami melihat asap dan merasakan getaran meriam. Di mana Tahira?!"

Corrine menggeleng susah payah, bibirnya gemetar ketakutan. "A-aku tidak tahu. Ayo kita masuk, Arlene.... Kita harus berharap atas keselamatan mereka."

Namun, Arlene menggeleng kuat. Bibirnya gemetaran karena ketakutan atas nyawa ibunya dan Tahira. Arlene berlari kencang kemudian setelah memastikan para wanita dan anak-anak tahu di mana mereka harus bersembunyi dan melihat beberapa kesatria berjaga di balik pintu ruang bawah tanah.

The StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang