Skara benar-benar datang ke taman Cempaka untuk menemui Shenna yang sudah duduk menunggunya sejak sepuluh menit lalu. Suasana di malam minggu seperti ini tentunya sangat ramai karena banyak pasangan yang juga menghabiskan waktu di taman ini.
"Datang juga." Shenna berdiri menghadap Skara yang tengah berjalan santai menuju ke arahnya.
"Gue orangnya gak suka basa basi," ucap Skara saat posisinya sudah dekat dengan Shenna.
"Thank buat yang tadi pagi lo lakuin buat gue, Aska."
Aska? Rasanya terdengar kaku ketika Shenna memanggilnya dengan nama Aska karena belum pernah ada yang memanggilnya seperti itu. Skara pun mendudukkan dirinya di kursi yang tadi sempat di duduki oleh Shenna.
"Ya. Jangan GR, gue lakuin cuma karena prinsip kemanusiaan."
"I know, Ska. Gue cuma mau pertemuan ini jadi awal buat perdamaian kita," ujar Shenna.
Skara menganggukkan kepalanya beberapa kali sebagai jawaban. "Terus?" tanya Skara.
Shenna menyodorkan sesuatu ke arah Skara. "Gue mau ajakin lo ngobrol santai."
Skara melapas kacamata hitamnya lalu menautkan alisnya, bingung. Dia mengambil kotak kertas itu dari tangan Shenna untuk mengamatinya. "Kartu obrolan?" tanya Skara sambil terkekeh ringan.
"Nanti lo juga tahu." Shenna mengambil kembali kotak kertas itu lalu memindah posisi duduknya ke rerumputan hijau. "Duduk sini, Ska."
Skara hanya mengangguk seperti anak kecil. Dia bangkit kemudian duduk di depan Shenna. Di tengah-tengah mereka, sudah ada susunan beberapa kartu.
"Cara mainnya beda sama biasanya. Ini kartu cuma buat lo, jadi lo ambil random dan gue yang bacain isi dari kartu itu. Nanti lo jawab sesuai kenyataannya," ujar Shenna menjelaskan.
Skara mengerti maksud Shenna. Dia pun mulai mengambil kartu itu. Lalu, menyodorkannya pada Shenna. Meskipun baginya ini terlihat sangat konyol.
Shenna menerima kartu itu lalu membacakan isinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALASKAR
Teen FictionPROSES REVISI Askara Putra Reynand. Laki-laki dengan sifat dan sikap yang susah untuk ditebak. Hidup di jalanan sebagai ketua geng motor itu pilihannya. Karena, rumah tempat singgah itu omong kosong. Baginya, rumah adalah tempat dimana air mata bera...