Pagi ini diadakan apel sekolah karena ada informasi penting mengenai ujian yang akan berlangsung dalam waktu dekat. Anggota Osis masih sibuk menyiapkan sound dan mengatur barisan.
Shenna dan Arka datang terlambat untuk berbaris. Terlihat Arka tengah memapah Shenna karena gadis itu masih lemas akibat insiden kemarin. Mungkin, Shenna trauma saat melihat lampu itu mengenai kepala Skara. Lampu itu berukuran kecil dan tidak semua bagian dari lampu mengenai kepala Skara, jadi keadaan laki-laki itu bisa pulih dengan lebih cepat.
"Kalau gak kuat bilang ke PMR ya, Shen. Jangan dipaksain."
"Siap, Kak."
"Jangan panggil Kak, panggil Arka aja."
Shenna tampak berpikir lalu menggelengkan kepalanya. "Enggak enak. Gimana kalau abang aja?"
Arka tersenyum sambil mengangguk-anggukan kepalanya, dia sangat setuju kalau Shenna memanggilnya pakai embel-embel 'abang'. "Apa aja asal kamu nyaman."
"Oke abang. Makasih ya."
Setelah mengantar Shenna ke dalam barisannya, Arka berjalan menuju ke barisan khusus anak kelas sebelas lewat arah barisan paling belakang. Samar-samar telinganya menangkap suara Vita yang tengah berbincang kepada teman-temannya tentang insiden yang terjadi dengan Skara dan Shenna kemarin. Arka memberhentikan langkahnya lalu menguping pembicaraan mereka.
"Oh.... Berarti karena Shenna anak kelas sepuluh itu Skara kecelakaan?"
"Wah parah banget tuh cewek."
"Iya guys, bahkan gak tau malunya cewek itu masih berangkat sekolah sedangkan Skara masih sekarat di rumah sakit."
"Gede juga nyali tuh cewek."
"Eh guys, gimana kalau kita buat rencana?"
Vita dan teman-temannya pun berbisik cukup pelan sampai Arka tidak bisa mendengarnya. Mereka terlihat sedang diskusi. Beberapa menit, mereka kembali ke dalam barisan masing-masing. Vita mengkode teman-temannya dengan acungan ibu jari. "Oke jangan lupa habis apel ya." kata Vita.
Arka yang hendak menghampiri Vita pun menjadi urung saat dia mendengar instruksi dari Pak Dodo untuk bersikap sempurna di dalam barisan masing-masing karena apel pagi akan segera dimulai.
Mereka buat rencana apa ya? Ah.... Apapun itu, gue bakal siap badan buat Shenna. Batin Arka.
*****
Apel telah berakhir sejak beberapa menit yang lalu. Banyak dari murid kalangan perempuan bergerombol memandang sinis ke arah Shenna yang sedang berjalan menuju ke kelasnya bersama dengan Galang.
Salah satu dari murid perempuan itu melempar buntalan kertas ke arah Shenna. "Woy cewek gak tahu malu! Sini lo!"
Shenna dan Galang memberhentikan langkahnya lalu memutar tubuhnya ke samping, menatap semua siswi tersebut. "Apa maksud lo?" tanya Galang.
Vita maju beberapa langkah agar posisinya lebih dekat dengan Shenna. "Lo sadar gak sih? Lo itu pembawa sial buat Skara! Gara-gara lo, cowok gue jadi masuk rumah sakit!" sembur Vita sambil mendorong bahu Shenna, untung saja Galang sigap merangkul tubuh gadis itu.
Anak-anak lainnya yang ikut dalam rombongan Vita pun melempari kertas, bahkan ada yang melempar batu kerikil ke Shenna. "Lo sadar, lo itu jauh dari kata sempurna. Mau bersaing sama Vita hah?" siswi itu tertawa remeh. "Gak bakal bisa!"
"Gara-gara lo deket sama Skara, dia jadi masuk rumah sakit. Emang dasar lo pembawa sial!"
Semua murid itu riuh di tengah-tengah lapangan, mereka ikut-ikutan menghakimi Shenna dengan memukulinya dan bahkan melemparkan sampah yang berada di sekitar mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALASKAR
Ficção AdolescentePROSES REVISI Askara Putra Reynand. Laki-laki dengan sifat dan sikap yang susah untuk ditebak. Hidup di jalanan sebagai ketua geng motor itu pilihannya. Karena, rumah tempat singgah itu omong kosong. Baginya, rumah adalah tempat dimana air mata bera...