Shenna menyiapkan buku-buku yang ada di jadwal hari ini. Dia selalu melakukannya pagi-pagi sebelum berangkat ke sekolah. Gadis itu melihat sebuah benda yang menyangkut di tasnya; kalung berwarna silver dengan bandul hati yang bisa di buka dan di dalamnya bisa di isi dengan foto. Dia mengernyitkan dahinya bingung lantaran merasa tidak pernah memiliki kalung seperti itu.
"Kalung Aska," ucapnya setelah mengamati kalung itu.
"Iya gue gak salah kalau ini punya dia. Gue sering ngelihat dia pakai kalung ini."
Setelah sibuk bermonolog sendiri, Shenna cepat-cepat memasukkan buku-bukunya ke dalam tas, kecuali kalung yang diduga milik Skara.
"Shenna!" tiba-tiba teriakan dengan suara berat itu melengking begitu saja di gendang telinga Shenna. Sudah pasti itu Galang.
Shenna membuka jendela kamarnya, “Apa lo! Gak usah teriak-teriak bisa gak sih? Kaya mak lampir aja lo!” sembur Shenna.
Bukan Galang namanya kalau tidak mengganggu Shenna. Mereka berdua memang sahabatan, tapi kelakuan keduanya mirip seperti tokoh film kartun tom and jarry.
“Cepet siap-siap tuan putri. Pangeran akan segera menyiapkan kuda,” kata Galang cengengesan.
Shenna menempeleng kepala Galang lalu berucap, “Itu motor bukan kuda, somplak!”
Galang cekikikan tanpa dosa sambil mengusap kepalanya. "Nanti deh gue beliin kuda beneran buat lo, Shen. Tapi gak sekarang, masih miskin soalnya."
Shenna memutar bola matanya malas, kedua tangannya menyilang di depan dada. "Terserah lo!"
"Ngomong-ngomong kalung dari siapa tuh?" tanya Galang saat melihat kalung yang berada di tangan Shenna.
"Kalung Askara."
Galang manggut-manggut. "Widih... kayaknya di dalem tuh bandul ada foto kenangan lo berdua ya?"
"Eh iya baru sadar kalau bandulnya bisa di buka." Shenna penasaran dengan isi di dalam bandul itu. Dia berniat membukanya namun tidak bisa Karena bandul tersebut sudah berkarat dan sulit untuk di buka.
"Lah? Emang itu bukan buat lo, Shen?" tanya Galang penasaran.
"Bukan. Atas dasar apa dia ngasih gue beginian? Gak mungkin lah," sahut Shenna diakhiri kekehan kecil.
Entah mengapa, Galang melengos napas lega saat Shenna mengatakan seperti itu. "Udah sana pakai sepatu terus kita berangkat."
"Iya. Lagian diajak ngomong mulu."
“Hehe. Enak ngobrol sama lo. Gimana ya kalau nanti kita udah berumah tangga, pasti setiap pagi selalu kenyang ngeliat lo, Shen. Apalagi bisa ngobrol terus kayak gini," kata Galang sembari mengendap-endap dan pergi ke halaman depan rumah Shenna. Tentunya dia sudah tahu jika Galang mengatakan itu akan terkena tonjokan maut dari Shenna.
“Dasar lo! Raja gombal!”
Dan benar dugaan Galang.
Hampir saja Shenna menonjok Galang namun laki-laki itu sudah hilang dari pandangannya.
*****
"Abang!" teriak Shenna. Tentu panggilan itu ditujukan untuk Arka yang tengah berjalan bersama dengan anak-anak Alaskar lainnya.
Anak-anak Alaskar memberhentikan langkahnya saat Shenna berlari kecil ke arah mereka.
"Jangan lari-lari Shenna, nanti jatuh." peringat Arka.
Shenna mengerem larinya setelah berhadapan dengan anak-anak Alaskar. "Hehe. Iya Bang."
"Ada apa, Dek? Serius banget, ya?" tanya Arka.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALASKAR
Teen FictionPROSES REVISI Askara Putra Reynand. Laki-laki dengan sifat dan sikap yang susah untuk ditebak. Hidup di jalanan sebagai ketua geng motor itu pilihannya. Karena, rumah tempat singgah itu omong kosong. Baginya, rumah adalah tempat dimana air mata bera...