Sinar matahari dengan warnanya yang kekuningan kini muncul menggantikan gelapnya langit malam. Pagi yang begitu cerah mengiringi hari ini, sinar matahari yang begitu hangat meresap dalam setubuh Sahabat laki-laki Shenna yang sudah stay di rumah gadis itu sejak lima menit lalu. Dia bernama Galang Carisson. Panggil saja Galang! Seperti biasa setiap pagi dia menjemput Shenna untuk berangkat bersama ke sekolahan. Keluarga mereka juga sudah cukup dekat, karena mereka sudah kenal sejak kecil.
"Pagi tante," sapa Galang dengan petakilan dan senyum yang merekah pada bibirnya.
"Pagi Galang, masuk aja langsung, Shenna lagi sarapan tuh. Kamu ikut sarapan aja sana!" pinta Bu Karlina—ibu dari Shenna.
"Wah kebetulan aku masih laper, masuk ya tan," kata Galang permisi.
*****
Shenna terlihat sedang sarapan dengan lahapnya, tiba-tiba Galang datang menyerbu semua makanan yang ada di piring gadis itu. Termasuk ayam goreng yang baru saja akan ia masukkan ke dalam mulutnya.
"Buset itu ayam gue, anjir!" kelakar Shenna sembari merebut ayam yang di ambil oleh Galang. Mood paginya sedikit hancur karena sahabatnya yang begitu petakilan merebut paksa makanan yang akan ia santap.
"Bagi-bagi napa, gue kan laper," celetuk Galang sambil langsung menghabiskan ayam goreng yang hendak di makan Shenna dan segera mengambil beberapa lauk yang sudah disediakan Bu Lina sampai piringnya sangat penuh.
Shenna mendesis pelan sembari menggeleng-gelengkan kepalanya tak habis pikir.
"Lo makan apa kesetanan?”
"Kesetanan gue perlu di rukyah sama cinta lo," celetuk Galang dengan kondisi mulut penuh makanan.
“Dih apaan!” cetus Shenna. Dia melirik ke arah samping, ia gantian merebut makanan yang sedang di makan oleh Galang, mereka tak mau berbagi, siapa cepat dia yang dapat. Mereka pun tarik-tarikan ayam goreng dengan kuat seperti anak kecil yang berebut mainan, akhirnya ayam goreng tersebut jatuh ke lantai dan di makan kucing.
"Ya-ya lo sih! Pakai acara ngerebut segala, tuh kan di makan meong," ujar Galang kesal dengan perlakuan sahabatnya.
"Ah lo sih ngapain pelit banget, kalau tadi lo ngasih ke gue kan kita bisa makan ayam goreng itu." Shenna mengerucutkan bibirnya sambil berbalik menyalahkan Galang.
"Usai sudah harapan gue buat makan ayam goreng itu, ini semua gara-gara lo!" decak Galang. Diakhir kalimatnya ia menekan dengan suara sedikit di tinggikan.
"Lo lah."
"Lo."
"Lo."
Mereka saling menyalahkan satu sama lain, akhirnya Bu Lina yang sedang enak-enaknya menjemur pakaian pun terganggu, ia langsung masuk ke dalam melihat tingkah Galang dan anak gadisnya yang setiap hari bertengkar karena rebutan makanan saja. Bisa dibilang, mereka sama seperti tom and jerry!
"Aduh berisik! Telinga ibu nih mau copot tau gak!" sembur Bu Lina greget.
"Ini Bu si Galang ih gak mau bagi ayam gorengnya, tadi ayam goreng aku juga di rebut si Galang," jelas Shenna kesal dengan menyilangkan kedua tangannya, wajahnya di tekuk cemberut.
Galang menggeleng-gelengkan kepalanya berusaha menyangkal ucapan Shenna. "Gak tan, Shenna aja yang tiba-tiba ngerebut, akhirnya kan jatuh di makan kucing," kilah Galang, ia tak mau kalah dengan Shenna.
Lina menutup kedua telinganya. Pening rasanya melihat kedua remaja itu bertengkar setiap hari. "Sudah-sudah, kalian habiskan makanannya terus berangkat sana!" perintah Bu Lina.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALASKAR
Teen FictionPROSES REVISI Askara Putra Reynand. Laki-laki dengan sifat dan sikap yang susah untuk ditebak. Hidup di jalanan sebagai ketua geng motor itu pilihannya. Karena, rumah tempat singgah itu omong kosong. Baginya, rumah adalah tempat dimana air mata bera...