20. Pelindung

3K 232 19
                                    

"Woy Santan Kara!" Shenna mengageti Skara yang tengah duduk asik di salah satu bangku warung tengah. Sesuai tulisan yang ada di surat itu, jika Shenna setuju maka dia akan menemui Skara di warung tempatnya berada sekarang.

Skara tersentak kaget, dia langsung menengok ke belakang. "Shenna! Jadi cewek yang anggun sedikit kek." pekiknya sambil mengelus dada.

Shenna menyengir kuda lalu mendudukkan dirinya di kursi sebelah Skara duduk. "Ya sorry. Kan emang gue kayak gini orangnya. Udah dari jaman orok, Ska."

Lantas Skara mengacak rambut Shenna seperti biasa yang dia lakukan. Apapun yang Shenna katakan, selalu membuatnya gemas.

Shenna menangkap pergelangan tangan Skara lalu menepisnya pelan. "Kebiasaan ngacak-ngacak rambut gue! Pengin punya rambut panjang kayak gini, ya? Kasihan gak kesampaian."

"Bukan pengin, Na. Tapi kebiasaan dari orok."

Mendengar itu, Shenna langsung menyikut lengan Skara. "Mau ngeledek, ya?"

Skara cengengesan. "Ngeledek pacar sendiri enggak dosa, kan, geng?" tanya Skara yang ditujukan pada teman-temannya di bangku seberang.

Shenna langsung mencubit lengan Skara. "Ish! Jangan keras-keras, Santan Kara!"

"Iya, iya, Shamyang."

"Woy! Di kantin tuh makan bukan mesra-mesraan, serasa jadi nyamuk aja kita!" timpal Ares yang sedang asik menyantap mendoan.

Skara melirik ke arah Ares. "Diem lo, jomblo!"

"Lo juga jomblo." bisik Shenna di telinga Skara dengan suara yang sangat pelan.

"Gue punya lo, Shamyang." timpal Skara.

Shenna langsung menjauhkan wajahnya dari wajah Skara. Saat itu juga, dia buang muka ke arah lain karena tersipu.

"Lo kesini berarti setuju pulang bareng gue kan, Na?" tanya Skara sebagai bentuk peralihan pembicaraan karena dia tahu bahwa Shenna tengah malu-malu.

Shenna menoleh ke samping lalu manggut-manggut. "Iya, itung-itung dapet tebengan gratis. Jadi uang gue aman sentosa."

Anak-anak Alaskar meledakkan tawanya saat itu juga. Apalagi Sagara yang tengah menyeruput es cokelat pun tertawa terbahak-bahak sampai tersedak. "Skara udah alih profesi jadi tukang ojek," celetuk Sagara.

"Bukan tukang ojek biasa, tapi tukang ojeknya ayang Shamyang," imbuh Arka.

Skara melirik ke arah bangku yang di duduki anak-anak Alaskar. "Ngomong lagi gue sumpal mulut kalian pakai cabe setan!" ancam Skara.

"Waduh, nanti omongan gue pedes dong kayak mulut Tetangga," balas Sagara.

"Biar bibir lo monyong sekalian, Gar." timpal Ares sambil memperagakan bibir monyongnya.

"Udah diem. Gue mau ngomong sama—"

"Ayang shamyang!" serobot anak-anak Alaskar.

Skara memberikan tatapan maut ke arah sahabat-sahabatnya sampai mereka terdiam. Lalu beralih menatap Shenna dengan tatapan hangat. "Mau pesan makan apa?" tanya Skara.

"Apa aja. Semua makanan gue suka."

"Kalau tai di goreng lo suka juga, Shen?" tanya Sagara dengan cekikikan.

"GARA!"

"Iya, iya, Bos. Gue diem nih."

Beberapa menit kemudian, Skara dan Shenna masih asik menyantap makanan mereka masing-masing. Sesekali keduanya menampilkan kemesraan meskipun lewat hal-hal kecil seperti saling bertukar makanan lewat suapan, saling pandang dengan senyuman dan saling bersenda gurau sampai-sampai jiwa-jiwa jomblo anak-anak Alaskar meronta.

ALASKAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang