"Kira-kira siapa yang jadi pemimpin upacara, ya? Kan ketua osis kita lagi ada urusan di luar kota."
Itu suara Eva, salah satu siswi Smk Nusa Jaya di kelas X IPS 1. Salah satu dari sekian siswi yang menggilai anak-anak Osis. Sedari tadi, matanya sibuk memandang satu persatu anggota Osis yang menjadi petugas upacara senin ini.
"Paling kak Dewi wakilnya, Va," balas Shenna sekenanya.
Bahu Eva mengendur saat itu juga. Dia juga mengerucutkan bibirnya. "Yah, gak ada sawangan dong."
"Apa urusannya pemimpin sama sawangan?" tanya Shenna. Dia hanya melirik Eva yang posisinya berada di sebelahnya. Karena, upacara sedang berlangsung.
"Kalau cowok jadi pemimpin tuh wibawa banget, kayak kak Skara. Ganteng bikin meleyot. Apalagi pas keringetan, beuh ganteng pisan."
"Udah diem, ah. Kita lagi upacara, mau dihukum lo?" kata Shenna.
"Huuuu.... Bilang aja cemburu karena pacarnya dipuji-puji."
Pemimpin upacara memasuki lapangan upacara. Itu suara protokol yang membacakan rangkaian upacara. Dan, hal ini yang sangat dinantikan oleh Eva. Siapakah pemimpinnya?
"Kak Skara? Wih dia udah berangkat, cuy," kata Eva. Dia berseru senang.
"Hah, Skara?" mata Shenna mendelik saat itu juga. Dia langsung mengarahkan pandangannya ke tengah-tengah lapangan. Lalu, menyipitkan matanya lantaran belum percaya kalau Skara yang menjadi pemimpinnya.
"Lihat tuh pacar lo jadi pemimpin. Kasep pisan euy, apalagi rambutnya cukuran baru."
Shenna bergeming, tidak mengindahkan perkataan dari Eva. Mata gadis itu berfokus pada Skara.
Skara udah balik? Kok gak ngabarin gue? Kata Shenna dalam hatinya.
Ah ngapain juga dia ngabarin gue, kan gue bukan siapa-siapanya. Mungkin dibalik pacar pura-pura, dia anggep gue temen biasa. Jadi, gak penting buat dia ngomong mau balik kapan. Batin Shenna.
"Shen, kak Skara ngelirik lo tuh."
"Apaan sih!" ketus Shenna.
"Kak Skara beneran kasep pisan. Inti Alaskar itu ganteng-ganteng semua, ya? Pengin deh jadi pacarnya mereka."
"Diem, bjir. Kita lagi upacara!" cibir Shenna. Entah mengapa dia mendadak kesal sampai lupa kontrol suara hingga terdengar anggota osis yang menjaga di belakang.
"Kalian berdua ikut saya!" kata Dewi, dia menarik Shenna dan Eva keluar dari barisan lalu memindahkan mereka berdua ke barisan anak-anak yang melanggar peraturan.
****
Upacara sudah selesai sejak beberapa menit lalu. Kini, para siswa yang melanggar aturan dihukum oleh beberapa anggota Osis termasuk ketuanya.
"Kenapa bisa dihukum?" tanya Skara kepada Shenna.
"Karena ngobrol pas upacara. Lagian ya, gue punya mulut gunanya ya buat ngomong, masa tiba-tiba si Dewi narik gue sama Eva ke barisan ini," jawab Shenna. Raut wajahnya terlihat sebal.
"Makannya kalau lagi upacara jangan ngobrol, kita harus menghormati, Na," seloroh Skara.
Tangan Shenna yang sedang hormat ke tiang bendera kini menunjuk ke arah Eva. "Tuh biang keroknya yang ngajakin gue ngobrol mulu."
Eva menengok ke arah Shenna, lalu menyengir kuda. "Ya sorry. Gue kan lagi memuji ciptaan Tuhan."
"Emang siapa yang lo puji-puji sampai bisa kena hukuman gini?" tanya Skara, dia geleng-geleng kepala tak habis pikir.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALASKAR
JugendliteraturPROSES REVISI Askara Putra Reynand. Laki-laki dengan sifat dan sikap yang susah untuk ditebak. Hidup di jalanan sebagai ketua geng motor itu pilihannya. Karena, rumah tempat singgah itu omong kosong. Baginya, rumah adalah tempat dimana air mata bera...