Awan hitam kian menggumpal, menitikkan air hujan. Semua siswa masih aman dengan zona nyamannya. Bergulat dengan selimutnya di kasur tanpa ingin beranjak bangun, termasuk Shenna yang masih tengkurap diatas kasur, ia tambah menarik selimutnya saat hawa dingin menyeruak keseluruh tubuhnya.
Gedoran pintu sedari tadi mendominasi seisi ruangan. Jam beker yang bertengger di nakas pun berbunyi dengan nyaringnya. Tetapi tetap saja Shenna menutup telinganya menggunakan bantal tanpa ingin bangun dari tidurnya.
"Anak itu perlu disiram pakai air se-ember nih," ucap Lina.
Lina melangkah pergi ke kamar mandi, ia mengambil air satu gayung, mengangkatnya lalu pergi ke belakang kamar Shenna, lebih tepatnya di jendela. Lina membuka jendela tersebut seolah bertingkah seperti maling, lalu masuk dengan mengendap endap.
Lina geleng-geleng kepala melihat anak gadisnya tertidur pulas dengan posisi tengkurap. Wanita itu langsung menciprati air ke arah wajah Shenna.
"Banjir, banjir, banjir." mata Shenna merekah, spontan merubah posisinya menjadi duduk.
Lina tertawa geli, sangat puas melihat anak satu-satunya itu sudah bangun dari zona nyamannya.
"Ibu!" pekik Shenna, kesal.
Lina menarik selimut Shenna, "sana mandi! Udah siang. Nanti kamu terlambat."
"Gak apa-apa telat, kan kalau telat juga sama Galang." kata Shenna santai.
"Galang udah berangkat pagi banget, katanya ada urusan penting."
"Iya udah gak apa-apa, kan pacar Shenna ketua osis. Gak mungkin dihukum."
Shenna langsung turun dari ranjang dan berjalan malas menuju kamar mandi dengan bibir mengerucut.Lina menghela napasnya gusar. Anaknya memang susah diatur. Persis seperti dirinya dulu waktu masih remaja. Dia mengakui itu.
Ting nong!
Mendengar bunyi notifikasi dari ponselnya, Shenna mengurungkan niat ke kamar mandi. Dia malah berlari ke nakas lalu mengambil ponselnya.
Askaratan : Jangan lupa bangun, mandi terus sarapan. Karena pagi ini, gue mau kasih pelajaran spesial buat lo.
Skara mengirimkan pesan itu pukul 06.10, pastinya laki-laki itu sudah tau bahwa Shenna terlambat. Makannya mengirimkan pesan seperti itu.
Shenna melirik ke arah jam di bagian sudut ponselnya. Matanya mendelik melihat itu. "Parah-parah. Udah siang banget anjir! Mana upacara lagi."
Shenna mengetikkan secepat mungkin balasan chat untuk Skara.
Me: Aska yang ganteng, jangan hukum pacarnya ya. Bentar lagi berangkat.
Shenna seolah mual-mual membaca pesan yang ia ketik sendiri. Pesan itu bukan dari hati, tetapi karena terpaksa.
Askaratan : Spesial buat pacar gue.
*****
"Kenapa gak bawa topi?" tanya Skara pada Shenna.
Setelah upacara bendera, beberapa siswa yang tidak memakai atribut lengkap, mereka dihukum. Salah satu dari siswa dan siswi ceroboh itu adalah Shenna. Pun, dia mendapat sanksi dua kali lipat karena terlambat dan juga tidak memakai kaos kaki serta topi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALASKAR
Teen FictionPROSES REVISI Askara Putra Reynand. Laki-laki dengan sifat dan sikap yang susah untuk ditebak. Hidup di jalanan sebagai ketua geng motor itu pilihannya. Karena, rumah tempat singgah itu omong kosong. Baginya, rumah adalah tempat dimana air mata bera...