05. HUKUMAN YANG PANTAS

23.3K 1.1K 21
                                    

~Happy Reading~

05. HUKUMAN YANG PANTAS.

Keesokan harinya, Luna kembali kesekolah dengan senyuman yang tidak luntur dari wajahnya. Sekarang Luna menuju ruang OSIS untuk membantu para OSIS yang lain, mempersiapkan turnamen antara sekolah. Kemarin malam Luna sudah meminta maaf kepada Radit karna dirinya tidak mengabarkan kalau dirinya tidak masuk sekolah dengan alasan 'sakit'.

"Pagi, kak." sapa Luna kepada Yuni, sekretaris I OSIS.

"Pagi, Luna. Kamu udah sehat?" tanya Yuni.

"Udah, kak." jawab Luna.

"Aku ke kak Radit dulu." Yuni mengangguk dan mempersilahkan Luna menuju ke Radit yang sedang membaca proposal acara turnamen antara sekolah.

"Pagi, kak."

Radit menoleh dan tersenyum manis saat melihat Luna berada dihadapannya. "Kamu udah sehat?"

"Udah kak." jawab Luna dengan senyuman.

"Ouh, iya. Ini semua uang nya kak." Luna mengambil amplop yang ada di tasnya dan memberinya ke Radit.

"Semua totalnya tiga belas juta tujuh ratus lima puluh ribu, kak."

"Baik. Kakak ambil setengah, setengah yang lainnya kamu bawa dulu." Luna mengangguk dan Radit memberi amplop yang sudah ia bagi uangnya.

"Taruh tas kamu di kelas, nanti balik lagi kesini." ujar Radit.

Luna mengangguk dan berjalan keluar dari ruang OSIS menuju kelasnya. Saat Luna masuk kelas dirinya langsung dipeluk oleh Ocha.

"Lo kemana aja, hah? Bikin khawatir tau." celetuk Ocha dengan nada cepat.

"Kemarin maag ku kambuh." jawab Luna menaruh tasnya dibangkunya yang paling depan.

"Kok lo gak kasih tau gue?"

"Kan kamu sekolah, mana mungkin aku kasih tau."

Ocha mendesah pasrah dan duduk disebelahnya Luna, karna memang itu bangkunya.

"Mau kemana lagi?" tanya Ocha saat Luna kembali berdiri.

"Mau ke ruang OSIS." jawab Luna membawa map dan langsung keluar kelas tanpa menunggu jawaban Ocha.

Luna berjalan tertunduk saat Zeev dkk duduk-duduk di kursi kayu depan kelas. Luna menggigit bibir bawahnya dan berjalan celat, sebaliknya Zeev hanya menatap Luna yang berjalan melewati dirinya.

"Gimana lo sama Luna?" tanya Geo memakan kuaci.

"Gue udah bilang kalau gue bakal tanggung jawab." ucap Zeev datar.

"Bagus." kata Adgar menepuk-nepuk kepala Zeev.

Plak.

"Anj-" umpatan Adgar terpotong karena semua murid pada tergesah-gesah berlari masuk kedalam kelas.

Vano menarik salah satu siswayang berlarian. "Ada apa, Sat?" tanya Vano kepada Satria, salah satu anggota Voeux.

"Bu Tantik jalan kesini, cok!" kata Satria kembali lari.

"Mati! Ayo ke kelas." Mereka semua langsung berlari meninggalkan Zeev, Marvel, Marcel, dan Joshua yang masih disana.

"ZEEV! MARVEL! MARCEL! JOSHUA! KENAPA KALIAN MASIH DISINI, HAH?! KALIAN INI BUKANNYA MASUK KELAS MALAH NONGKRONG DISINI. KALIAN MAU IBU HUKUM HAH?!"

"Ibu mau saya keluarin dari sini?" tanya Zeev menatap tajam Ibu Tantik.

Ibu Tantik yang mendengar perkataan itu, langsung terdiam. "Yang punya sekolah itu Tuan Al, bukan kamu. Jadi yang berhak ngeluarin saya hanya Tuan Al."

ZeevTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang