27. KESEDIHAN LUNA

14.4K 746 36
                                    

~Happy Reading ~

27. KESEDIHAN LUNA.

Hari ini Zeev dkk dan para ayah akan berangkat menuju Italia pada pukul 10.00. Dan hari ini juga Luna harus masuk sekolah dikarenakan ada ulangan fisika yang harus dia ikuti.

Kini masih jam 06.00 dan Luna sudah bangun tapi dirinya masih berada di atas kasur dan memeluk Zeev, dia masih ingin bersama Zeev sebelum dirinya pergi ke sekolah.

"Kamu gak mandi, hm?" tanya Zeev mengusap punggung Luna.

"Nantian." jawab Luna yang menghirup wangi Zeev yang tidak di punyai oleh siapapun. Luna menghirup dengan rakus supaya dia tidak kangen dengan Zeev selama Zeev tidak ada disampingnya.

"Udah, gak usah sekolah. Diam aja di rumah, nanti anterin kakak ke bandara." seru Zeev.

"Gak, Luna gak mau nyusul ulangan. Nanti Luna juga ada kumpul untuk olimpiade di Bandung." ucap Luna mengerucutkan bibirnya.

"Yaudah, kalau gitu nanti kakak anter kamu ke sekolah aja."

"Gak!" tolak Luna.

"Kalau kakak telat kesana, nanti kakak dimarahin ayah." lanjut Luna menjelaskan penolakannya.

"Gapapa. Yaudah kamu siap-siap dulu, kakak tunggu kamu di meja makan."

Luna mengangguk dan beranjak dari kasur, begitu juga dengan Zeev yang langsung keluar kamar, menuju dapur untuk membuat sarapan.

Zeev yang masih telanjang dada itu langsung memakai celemek. Kalau saja Zeev seperti itu di tempat umum sudah pasti Zeev menjadi calon mantu/ calon suami idaman para ibu-ibu dan para wanita.

Luna yang sudah selesai memakai baju dan ber make-up simple itu langsung turun kebawah untuk menghampiri Zeev.

"Kakak masak apa?" tanya Luna memeluk Zeev dari belakang dan menyenderkan kepalanya dipunggung Zeev yang kekar.

"Masak sandwich, gapapa kan?" tanya Zeev.

"Gapapa. Kan Luna bisa makan dua nanti."

Saat hamil nafsu makan Luna naik pesat, bahkan kalau sarapan dia bisa makan dua sandwich atau dua roti panggang.

"Duduk aja dulu, nanti kamu kecapean berdiri terus." suruh Zeev.

"Ndak! Luna mau meluk kakak." manja Luna.

"Oke-oke. Ayo ke meja makan, sandwich nya udah jadi."

Luna mejauh dari Zeev dan berjalan menuju meja makan dengan Zeev yang membawa dua piring yang sudah terisi sandwich.

"Selamat makan." seru Luna bersemangat dan kemudian melahap sandwich yang dibuat oleh Zeev. Sedangkan Zeev hanya menatap Luna tanpa menyentuh sandwich nya.

"Kakak gak makan?" tanya Luna menatap Zeev balik.

"Gak."

"Kenapa?"

"Kakak mau ngelihat kamu aja."

"Yaudah kalau gitu Luna yang nyuapin kakak."

Luna mengambil alih sandwich Zeev dan menyuapkan Zeev sandwich dan diselingi memakan punyanya dia sendiri.

"Luna punya permintaan. Kakak mau kabulin?" Zeev mengangguk.

"Kalau kakak udah pulang kita beli baju buat dedek bayi, ya?" ucap Luna dengan semangat.

"Baiklah calon bunda." kata Zeev menyetujui ucapan Luna yang mengajaknya membeli baju-baju lucu buat anaknya.

Mereka lanjut makan sampai tidak tersisa sedikit pun. Luna membawa piring-piring kotor itu ke wastafel dan mencucinya hingga bersih, sedangkan Zeev memeluk Luna dari belakang dan menenggelamkan wajahnya di tengkuk Luna. Kini gantian Zeev yang bermanja-manja dengan Luna, sangatlah berbeda dengan Zeev didepan teman-temannya dan anggota-anggotanya.

ZeevTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang