~ Happy Reading ~
11. (TIDAK) PEDULI.
P
agi ini Luna sudah bersiap untuk sekolah, sedangkan Zeev masih tertidur dengan lelap. Luna juga tidak lupa untuk menyiapkan sarapan untuk Zeev, sarapan itu sudah rapi diatas meja makan.
Kini Luna duduk di halte untuk menunggu bus umum datang. Tak lama kemudian, bus datang dan Luna langsung naik kedalam bis dengan beberapa penumpang yang tadi juga menunggu. Luna berdiri sambil memegang gantungan tangan, karna tempat duduk didalam bus sudah penuh itu membuat Luna terpaksa harus berdiri.
Beberapa menit kemudian, bus umum yang dinaiki Luna pun berhenti di halte dekat sekolahnya. Luna turun dari bus setelah membayar ongkosnya.
"Luna."
Luna menoleh kearah samping saat mendengar namanya terpanggil. Luna tersenyum melihat Ocha dan Ozzy menghampiri dirinya. Ocha dan Ozzy langsung meemeluk tangan Luna.
Ocha memukul tangan Ozzy yang juga memeluk tangan Luna. "Apaan sih, kak. Ikut-ikut aja dari tadi."
"Lo yang ngikutin gue dari tadi! Bukan gue yang ngikutin lo!" protes Ozzy.
"Lo yang ngi-"
"Udah-udah! Mendingan kita ke kelas." potong Luna.
Ocha dan Ozzy langsung terdiam dan mereka masuk kedalam sekolah dengan Ocha dan Ozzy yang tetap memeluk tangan Luna.
Luna, Ocha, dan Ozzy terpisah karena Ozzy harus menaiki tangga untuk menuju kelasnya yang ada dilantai dua. Luna dan Ocha melanjutkan jalannya menuju kelasnya, sesamlainya dikelas Luna dan Ocha langsung mendudukan diri mereka dibangku masing-masing.
"Lo kemarin kamana aja, hah? Gue chat pagi, dijawabnya malam. Gue telpon juga gak dijawab. Kemana aja lo?" celetuk Ocha yang begitu cerewet.
"Cerewet banget, sih! Kemarin aku itu ke Bandung, jugaan kan aku udah izin." ucap Luna bohong.
Ocha dengan cepat menangkup bahu Luna dan memeriksa keadaan Luna dari atas hingga bawah. "Lo gak kenapa-kenapa, kan? Lo gak dipukul sama nenek lampir itu, kan?" khawatir Ocha.
Ocha memang mengetahui semua tentang Luna dimasa lalu karena Luna menceritakannya. Sebenarnya Luna tidak ingin, tetapi Ocha lah yang memaksa Luna untuk bercerita. Mau tak mau Luna harus menceritakan semuanya tanpa terkecuali. Dan untuk 'nenek lampir' itu sebutan panggilan untuk Citra dan juga Amel.
"Gak. Aku gak kenapa-kenapa." ucap Luna.
"Jangan bohong."
"Aku gak bohong."
"Hm, yaudah." Ocha pun akhirnya menyerah menanyakan Luna.
Luna mengambil bukunya dan mulai membaca-baca materi yang akan fibahas nanti.
Ditempat lain, Zeev yang menyadari kalau dirinya bangun kesiangan pun langsung bergegas mandi dan memakai bajunya didalam. Saat Zeev melewati dapur, dia dapat melihat roti dengan selai coklat berada diatas meja makan. Zeev mengambil roti dan langsung keluar dari apartemen. Zeev memakan roti itu saat dia berjalan ke basement apartemen.
Brum.
Tanpa berlama-lama Zeev langsung melajukan mobilnya menuju sekolah dengan kecepatan rata-rata. Karna Zeev tidak mau terburu-buru, kalau terlambat pun Zeev langsung berdiam diri di markas dan kembali ke sekolah saat jam istirahat.
****
Kring.
Semua murid-murid keluar kelas dengan terburu-buru, kecuali Luna yang masih santai merapikan buku-bukunya. Ocha daritadi ribut karena Luna terlalu lama membereskan buku-buku, kini dipikirannya Ocha hanyalah makanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zeev
Teen Fiction[BUDAYAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA!] [ON GOING] [SQUEL DAFFA'S! Bisa di baca secara terpisah!] Leander Zeev Gavriel, biasa dipanggil Zeev. Memiliki sifat yang sangat dingin, kejam, dan angkuh itu membuat orang-orang pada takut dengannya, tidak jauh...