16. WEEKEND

17.1K 974 42
                                    

~ Happy Reading ~

16. WEEKEND.

Waktu terus berjalan sampai matahari sudah muncul diatas dan jalanan sudah cukup padat, walaupun hari ini akhir pekan. Bahkan Zeev dan Luna masih berada diatas kasur dengan selimut yang masih menyelimuti mereka berdua. Luna membalikkan badannya menghadap ke Zeev, dan memeluk badan kekar milik Zeev, sedangkan Zeev yang merasa ada pergerakan kecil dari dalam pelukannya pun tambah mengeratkan pelukannya.

Dilain tempat, Vay yang semalam menginap di apartemen Zeev dan Luna  mengerut bingung saat tidak mendapatkan satu orang pun berada di luar kamar, baik itu di ruang tengah atau dapur.

Vay mengendikkan bahunya acuh, dan menuju dapur untuk membuat susu dan roti buat dirinya sarapan. Vay juga membuatkan Zeev dan Luna sarapan. Sambil menunggu rotinya dipanggang, Vay menghampiri kamar Zeev dan Luna yang masih tertutup rapat.

Tok. Tok.

"Kak. Kakak udah bangun?" tanya Vay sedikit berteriak.

Luna menggeliat karena suara Vay membangunkannya. Luna langsung membuka mata dan berdiam sebentar, setelah itu baru dia mulai menjauhkan tangan Zeev yang memeluknya. Luna tidak perlu terkejut saat dia bangun Zeev memeluknya karna dari hari-hari sebelumnya juga sama seperti ini.

Luna duduk dipinggir kasur sambil mengikat gulung rambutnya keatas sampai lehernya terekspos semua. Luna berjalan untuk membuka pintu, saat Luna buka dia menampakan Vay melipat tangannya didepan dadanya.

"Tumben bangun siang?"

"Maaf, tuan putri." kata Luna mencubit pipi Vay gemas.

"Ayo turun." ajak Vay menarik tangan Luna dengan lembut kearah dapur.

"Kamu udah bikin sarapan?" kejut Luna saat melihat susu dan kopi yang sudah tertata diatas meja makan.

"Iya. Kakak duduk aja, biar Vay yang ngambil rotinya." ucap Vay mendorong pelan Luna supaya duduk dikursi. Vay langsung ke dapur untuk mengambil roti yang sudah matang. Selesai mengambil, Vay langsung menuju arah meja makan yang sudah ada Zeev dengan rambut sedikit berantakan.

Vay meletakkan roti diatas meja sambil menatap tajam Zeev yang menatap dirinya tanpa bersalah. "Napa?" tanya Zeev kepada Vay sambil mengambil roti dari tangan Luna.

"Lo kemarin malem cek hp gue ya?"

"Kenapa memangnya?"

"Gak sopan. Itu privasi tau." kesal Vay dengan tingkah Zeev yang tidak pernah berubah.

Luna hanya mendengarkan perdebatan kakak beradik itu sambil mengolesi selai blueberry di rotinya Vay.

Vay langsung memakan roti yang diberi Luna untuk melampiaskan rasa kesalnya, sedangkan Zeev memakan roti itu dengan tenang. Luna yang melihat kakak beradik itu hanya menggelengkan kepalanya heran karena Zeev dan Vay itu tidak pernah akur saat bersama, kalau akur pun kadang-kadang.

"Kakak nanti mau kemana?" tanya Vay kepada Luna yang asik minum susu.

"Nanti sore mau periksa kandungan. Kenapa?"

"Jalan-jalan yok." ajak Vay sambil membinarkan matanya supaya Luna setuju.

Luna yang sedikit bimbang pun menatap Zeev untuk meminta izin. Zeev yang merasa ditatap pun menatap balik Luna.

ZeevTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang