Sepulang dari meet up bareng Siwi,malamnya setelah maghrib aku mencoba mengikuti saran dari Siwi, bercerita pada bapak sekaligus meminta bantuan untuk berbaikan dengan ibu.
"Nanti bapak bantu bicara dan bujukin ibu." ucap Bapak setelah aku bercerita. Kami berdua duduk di taman belakang tempat biasa aku dan Bapak kalau bertukar cerita.
"Awalnya Bapak diam karena Bapak pikir paling sehari udah baikan lagi. Lha ini kok hampir 2 minggu kalian masih diam-diam an, rumah juga jadi sepi nggak ada lagi candaan, ghibahan dan perdebatan gak faedah kamu sama ibu. Bapak nggak suka." keluh Bapak lalu menyeruput kopi yang aku buatkan.
"Devi juga nggak suka dicuekin ibu kayak gini." Aku manyun.
"Ibu kenapa sih pak nggak suka banget sama mas Ferdy?" tanyaku kemudian.
"Kata siapa?" tanya Bapak menoleh kearahku.
"Nah buktinya kalau mas Ferdy datang, ibu pasti cemberut, bukti nya Devi dicuekin sama ibu, bahkan ibu menyindir Devi anak yang nggak nurut." kataku masih manyun. Aku memang dekat dan manja sama Bapak. Jadi sudah biasa kalau aku curhat layaknya curhat ke sahabat.
"Bukanya ibu nggak suka sama Ferdy, ibu biasa saja kok."
"Bapak tahu darimana kalau ibu biasa aja?" tanyaku penuh selidik.
"Ya tahu lah, ibu mana bisa main rahasia-rahasiaan sama Bapak."
Memang benar ibu selalu terbuka sama Bapak, semua hal diceritakan sama Bapak. Mereka juga punya ritual pillow talk sebelum tidur hampir setiap hari. Kadang aku dan Sukma ikut nimbrung juga saat mereka pillow talk. Nah disitulah kadang aku dan Sukma dikasih wejangan soal kehidupan. Pokoknya mereka panutanku lah.
"Memang ibu kenapa sih pak ibu nggak kasih restu, Devi nggak tahu alasan pasti ibu."
"Bukannya ibu nggak merestui, masih belum. Karena ibu masih ragu, kenapa diumur yang terbilang muda Ferdy sudah jadi duda. Bagaimana dulu dia menjalankan rumah tangganya. Ibu hanya takut kalau kamu nantinya beneran jadi sama Ferdy terus gagal juga. Ibu juga takut dengan bayang-bayang masa lalu Ferdy yang bisa saja mengganggu. Belum lagi nyinyiran dari tetangga kalau kamu dapat duda, kamu tau sendiri kan gimana tetangga kita kalau lagi ghibah."
" Gimana mau tahu soal mas Ferdy, kalau ibu aja menutup akses, nggak mau mengenal tentang mas Ferdy." Kataku masih manyun.
"Bukannya nggak mau, tapi memang masih ragu aja. Sebenarnya ibu pernah kok ngobrol sama Ferdy."
"Hah? Kapan Pak? Kok Devi Nggak tahu?" Aku langsung menoleh kearah Bapak, mataku mebeliak terkejut dengan ucapan Bapak.
"Kamu ingat saat Ferdy datang ke sini tapi kamunya pas nggak ada?" tanya Bapak lalu kujawab dengan anggukan.
"Nah saat itu ibu ngobrol sama Ferdy, sambil nungguin kamu pulang. Bapak saat itu pas ada Yasinan di masjid jadi hanya ibu yang menemani Ferdy." sambung Bapak lagi.
"Ibu ngobrol apa aja pak?" tanyaku penasaran.
"Kepo kamu." sahut Bapak terkekeh lalu menyeruput kopinya lagi.
"Iiih..Bapak, Devi kan penasaran." sahut ku sewot.
"Ya ngobrol biasa aja, awalnya basa-basi kayak nemui tamu biasa gitu aja. Terus akhirnya ibu jadi tanya-tanya gitu. Intinya ibu tanya tetang statusya yang duda anak satu, terus tanya soal anaknya, terus anaknya sekarang ikut siapa. Pokoknya gitu lah."
Aku mengangguk " Ibu tanya juga nggak Pak alasan mas Ferdy cerai?"
"Ya nggak lah. Mengorek luka dan masa lalu seseorang itu nggak sopan."
KAMU SEDANG MEMBACA
MENIKAHI DUDA
Romance" Kalau Allah berkehendak jodohmu duda, kamu bisa apa. " " Dan duda itu adalah saya. " 😜 Devi Elina Vasthi, gadis 25 tahun yang berprofesi sebagai guru SD. Tak kunjung mendapat kepastian dari Arjuna Satria Wirawan yang selama 3 tahun menjadi pacarn...