Aku bernapas lega setelah kehebohan yang sempat terjadi tadi, akhirnya mama nya mas Ferdy memisahkan ku dari keramaian menuju ruang keluarga yang diikuti juga oleh mas Ferdy. Sedangkan si biang kehebohan tadi Adelia kini sudah bersepeda ria dengan sepupunya. Iya bersepeda roda empat di dalam rumah.
Ruang keluarga ini sepertinya juga merangkap ruang TV karena di depanku terpampang smart TV yang lebar. Saat ini aku, mas Ferdy dan mamanya duduk di sofa. Dengan posisi aku dan mamanya mas Ferdy duduk di sofa panjang yang menghadap ke TV, sedangakan mas Ferdy duduk di sofa single yang ada di sebelah sofa panjang.
"Jadi, ada yang mau kamu ceritain ke mama Fer?" Mamanya mas Ferdy menatap intens ke arah mas Ferdy.
" Sekali lagi, kenalin ma ini Devi. Yang lagi dekat sama aku, kalau boleh aku bilang dia calon istri aku. Dan Devi, kenalin mama ku Niken." Jawab mas Ferdy sambil menatapku sekilas. Aku tersenyum kecil, jujur aku gugup banget. Dan baru kutahu ternyata mas Ferdy kalau dengan mama nya pakai kata aku bukan saya.
" Loh udah nyebut calon istri aja. Kok mama enggak pernah tahu kalau kamu lagi dekat sama perempuan. Seberapa jauh mama ketinggalan kereta." Tante Niken tersenyum lalu menatap bergantian ke arahku lalu kearah mas Ferdy.
"Udah lama kamu jalan sama Devi?" tanya tante Niken lagi.
"Belum kok ma, baru-baru ini aja." Mas Ferdy kemudian menceritakan bagaimana awal perkenalan kami. Termasuk menceritakan tentang diriku.
"Kok bisa-bisa nya kamu melamar tiba-tiba kayak gitu,mana di acara orang lagi. Ya jelas di tolak lah." Komentar tante Niken setelah mendengar semua cerita dari mas Ferdy.
"Jadi Devi ini Guru SD? Udah terbiasa sama anak kecil dong." Kali ini fokus tante Niken adalah diriku.
Aku mengangguk dan tersenyum dengan gugup. "Iya tante."
"Kalau boleh tahu, Devi sudah pernah menikah sebelumnya?"
"Belum pernah tante." Jawabku tersenyum.
"Devi pasti udah tahu dong kalau mas Ferdy ini duda anak satu." Udah pasti tahu juga kan anaknya Ferdy?" Tanya tante Niken yang kujawab dengan anggukan.
"Devi juga udah paham kan kalau menikah dengan duda itu pasti akan ada aja orang yang nyinyir. Apalagi Devi masih gadis yang belum pernah menikah. Devi siap kalau seandainya nanti ada orang yang nyinyirin Devi?"
"InsyaAllah siap tante. Saya udah mikirin tentang itu."
"Tante sih enggak masalah Ferdy mau dekat sama siapa aja. Tante enggak akan kepo soal gimana hubungan kamu dan Ferdy. Tapi karena di sini Ferdy itu duda anak satu, tentu saja tante ingin tahu gimana hubungan kamu dengan Adelia. Tante enggak akan sembarangan kasih restu kalau ternyata calon ibu sambung untuk Adelia enggak sayang sama Adelia. Devi bisa paham kan apa maksud tante?"
Aku menganggukkan kepala. "Saya bisa memahami dan mengerti apa yang tante maksudkan."
"Alhamdulillah kalau Devi bisa paham dan mengerti."
" Devi udah sering ketemu sama Adel ya?"
"Enggak tante, ini kali kedua saya ketemu sama Adel."
"Loh tapi kok Adel udah manggil Devi mami? Kamu yang ngajarin ya Fer?" Tante Niken menatap bergantian kearahku dan mas Ferdy dengan tatapan penuh tanya.
"Sumpah Ma aku enggak ngajarin. Aku juga kaget Adel manggil Devi mami." Mas Ferdy meyakinkan mamanya kalau dirinya benar-benar enggak tahu soal panggilan Adel tadi.
"Kalau enggak ada yang ngajarin, tapi kok Adel bisa langsung manggil Devi mami gitu ya." Mama mas Ferdy terlihat bingung. Enggak cuma mama nya mas Ferdy yang bingung, akupun sama bingungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENIKAHI DUDA
Romance" Kalau Allah berkehendak jodohmu duda, kamu bisa apa. " " Dan duda itu adalah saya. " 😜 Devi Elina Vasthi, gadis 25 tahun yang berprofesi sebagai guru SD. Tak kunjung mendapat kepastian dari Arjuna Satria Wirawan yang selama 3 tahun menjadi pacarn...