35. CINCIN KAWIN

7.5K 869 66
                                    

Yuhuuuu... Double update✌

Sebagai bentuk terimakasih karena selalu setia nungguin aku update cerita ini 🤗🤗

Ramaikan ya... Jangan lupa ninggalin jejak 👣

Selamat membaca ❤

🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀

Sesuai dengan yang mas Ferdy katakan kemari kalau siang ini kami berdua akan membeli cincin kawin, maka hari ini aku tidak membawa kendaraan karena mas Ferdy yang akan menjemputku. Jam pelajaran terakhir selesai 5 menit yang lalu, kulihat dari jendela kelas mobil mas Ferdy sudah terparkir rapi di depan gerbang sekolah. Segera kubereskan mejaku lalu berpamitan kepada guru yang lain.

" Kita jadi beli dimana mas cincinnya? Tanyaku saat sudah ada di dalam mobil.

"Kamu punya usul?"

"Gimana kalau di toko emas langganan ibu aja?" usulku yang kemudian dijawab dengan anggukan kepala oleh mas Ferdy.

Sesampainya di toko emas kami berdua disajikan satu kotak yang berisi bermacam-macam model cincin kawin, yang menurutku hampir semua modelnya mirip dan enggak menarik.

"Mas mau model cincin yang mana?" tanyaku lalu menoleh ke arah mas Ferdy.

"Kalau boleh jujur sebenarnya saya enggak terbiasa memakai perhiasan." jawabnya singkat. Aku udah enggak kaget sih, sudah kuduga laki-laki kayak mas Ferdy gini pasti tipe yang enggak mau ribet pakai perhiasan.

"Sama sih mas aku juga enggak fanatik sama hal kayak beginian, tapi karena acara simbolis saling memakaikan cincin setelah akad jadi ya mau enggak mau harus kita beli cincinnya."

"Cincin kawin itu ya wajib to mbak, kalau sudah menikah ya harus pakai cincin biar kelihatan sudah menikah biar kalau ada pihak ketiga yang coba mendekat jadi sungkan." celetuk mbak pramuniaga toko emas.

"Kalau saya pribadi sih enggak wajib mbak, menikah itu ikrar janji kita sama Tuhan ada atau tidaknya cincin kawin tidak akan mengubah isi ikrar kita sama Tuhan. Kalau soal orang ketiga itu tergantung pribadi masing-masing mau membuka pintu untuk orang ketiga atau tidak." aku tersenyum ramah menanggapi perkataan mbak parmuniaga.

Mas Ferdy yang ada di sampingku menaikkan alis menatapku, ekspresinya wajahnya mengatakan ngapain kamu repot-repot menganggapi ucapan mbaknya. Aku cuma nyengir.

"Saya pilih ini aja." tunjuk mas Ferdy pada sebuah cincin yang sangat biasa, cincin polos yang tidak ada ukiran maupun hiasan permata.

" ini couple an loh mas, pasangannya yang ini." mbak pramuniaga menunjukkan pasangan cincin yang dipilih mas Ferdy, modelnya hampir sama biasanya dengan cincin pilihan mas Ferdy cuma yang ini ada ukirannya.

"Yaudah saya pilih cincin couple yang itu aja mbak." ucap mas Ferdy.

"Eh, enak aja aku enggak suka ya mas model itu. Biasa banget." protesku.

"Yaudah kalau gitu mbaknya aja yang milih. Ini banyak pilihan yang bagus loh mbak, mau yang ada permata gede kayak gini?" tunjuk mbak pramuniaga pada cincin dengan ukiran dan sebuah permata yang cukup besar menghiasi cincin tersebut.

"Saya enggak suka lihat aja cincin pasangannya juga gak kalah heboh ukirannya." kali gantian mas Ferdy yang protes.Aku mendengus pelan, ini perkara cincin doang aja lama bener.

"Mas kalau boleh jujur aku enggak suka semua model cicin kawin yang ada di kotak ini. Boleh enggak sih kalau cincin kawinnya enggak usah couple kita pilih sesuai selera kita aja." usulku.

MENIKAHI DUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang