25. JAWABAN

7.4K 849 38
                                    

Sesuai dengan permintaan mas Ferdy semalam. Pagi ini aku akan berangkat kerja dengan ojek online. Kulirik jam dinding yang tergantung di tembok kamarku, waktu menunjukkan pukul 06.00. Kurapikan jilbab warna coklat yang senada dengan blouse batik motif "Mangga Podang" Khas Kediri yang kukenakan. Setelah kurasa sudah rapi segera kulangkahkan kaki keluar kamar menuju meja makan untuk sarapan.

Aku menyantap sepiring nasi goreng sambil memainkan ponselku untuk memesan ojek online

"Makan jangan sambil main HP nduk." Tegur bapak kepadaku. 

Aku nyengir "hehehe iya Pak. Devi nggak main HP kok, ini mau pesan ojek online."

"Loh kenapa kok pesan ojek online? Motor kamu kenapa?"

" Motor Devi nggak ada masalah kok Pak. Mmh..mmh.."

"Mmh..mmh.. apaan sih? Sakit gigi kamu?" Ibu yang sedari tadi menyimak sambil menikmati sarapan, saat ini bertanya sambil menatap ku heran. 

"Sebenarnya Devi udah janjian kalau nanti siang mau  dijemput sama mas Ferdy." cicitku pelan menunduk tak berani menatap ibu dan bapak. Bukan aku takut atau gimana cuma aku gak siap aja lihat reaksi ibu. 

"Devi boleh kan kalau nanti siang dijemput sama mas Ferdy?" tanyaku lagi. 

"Boleh kok nduk." Jawab bapak santai. Aku menoleh dan menatap kearah ibu, aku ingin tahu reaksi ibu. Ibu nggak bereaksi apa-apa biasa saja tak menunjukkan penolakan maupun tak menjawab mengizinkan. 

"Nggak usah pesan ojek online biar bapak yang mengantar. Sambung bapak lagi. 

Aku mengangguk, kemudian segera menyelesaikan sarapan lalu berangkat kerja. 

" Nduk, sampeyan beneran serius soal Ferdy?" Tanya bapak saat kami sudah di dalam mobil perjalanan menuju sekolahku. Aku sudah bisa menebak, ketika bapak menawarkan diri untuk mengantarku pasti ada sesuatu yang ingin bapak bicarakan denganku. Aku sudah hafal betul sikap bapak yang satu ini. Jika ada sesuatu yang ingin dibicarakan entah itu nasehat atau apapun pasti bapak akan menawarkan diri untuk mengantarkan anaknya kemana atau mengajak anaknya jalan. Lalu sepanjang perjalanan itulah bapak akan mulai membicarakan hal yang ingin disampaikan. Ketika aku tanya kenapa harus pakai acara jalan-jalan sih kalau cuma mau ngomong aja, bapak bilang biar terkesan santai aja. 

"Serius Pak. Devi nggak mau mengelak lagi."

"Udah kamu pikirkan matang-matang. Kamu tahu kan Ferdy seorang duda dan punya anak? Berarti kamu juga tahu kan menerima Ferdy berarti harus juga menerima anaknya."

Aku mengangguk. "Nggeh Pak. Udah Devi pikir dan pertimbangkan matang-matang Pak. InsyaAllah mas Ferdy yang jadi pilihan Devi. Kalau soal anaknya mas Ferdy, Devi udah pernah ketemu kok InsyaAllah Devi akan menerima dan menyayangi anaknya mas Ferdy dengan tulus."

"Pesan bapak, sayangi dan cintai anaknya Ferdy seperti anak kandungmu sendiri. Jangan punya pikiran dia cuma anak tiri, dan kamu adalah ibu sambung. Tanamkan dalam hati dan pikiranmu kalau dia anakmu dan kamu ibunya. Kamu harus tahu Allah menciptakan perempuan di dunia ini dengan tiga peran. Yang pertama peran sebagai anak, kedua peran sebagai istri, yang ketiga peran sebagai ibu, cuma itu. Jika ada istilah peran anak kandung, anak tiri, ibu kandung, ibu tiri, ibu sambung, itu hanya istilah yang dibuat manusia aja. Tapi apapun istilah dan sebutannya pada kodratnya tugasnya tetap sama. Jadi bapak harap kamu bisa menjalankan peranmu sebaik-baiknya, tanpa harus terbebani dengan embel-embel istilah tersebut." Nasehat bapak. 

"Maturnuwun pak nasehatnya. InsyaAllah akan Devi laksanakan nasehat dari bapak." (Terimakasih)

Bapak menghela napas dalam. "Kalau memang kamu udah mantap milih Ferdy, Bapak merestui. Bilang sama Ferdy kalau dia memang serius sama kamu suruh temuin bapak."

MENIKAHI DUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang