38. HOAX

18.6K 1K 132
                                    

Haii.. Haii.. Aku datang lagii..
Maaf banget setelah sebulan ini ngilang dan enggak buka Wattpad 🙏
Bukan maksudku menghilang, tapi apa daya tuntutan di real life membuatku harus menjauhi wattpad sejenak.

Makasih juga yang udah Dm nanyain kelanjutan cerita ini 🙏 mohon maaf belum sempat membalas dm 😢🙏
Cerita ini tetap lanjut kok.. Cuma sebulan ini aja slow banget.

Yaudah deh.. Gak usah kelamaan intro nya.. Selamat membaca 😉😘

Ps : Warning 18+
Harap bijak dalam membaca😉🙏


🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀

Sudah empat hari aku resmi menjadi istri dari mas Ferdy. Menjadi istri adalah fase baru dalam perjalanan hidupku. Fase belajar seumur hidup, belajar berbagi cinta dan kasih sayang, belajar menghargai pola pikir dan kebiasaan yang berbeda denganku, belajar patuh, sabar dan menekan ego diri, belajar menerima hal-hal yang mungkin tidak kusuka, belajar berkomunikasi yang baik dengan pasangan, intinya adalah belajar. 

Termasuk hal yang baru juga ketika aku tidak lagi tidur sendiri, ada seseorang yang akan kulihat pertama kali ketika aku membuka mata. Rasanya malu dan canggung, pertama kali ada orang lain yang tinggal di kamar dan tidur di ranjangku selain anggota keluarga. Ngomong-ngomong soal tidur, kami berdua benar-benar hanya tidur. Mas Ferdy belum meminta hak nya walaupun sudah empat hari dia menjadi suamiku. Bahkan setelah acara resepsi yang sesi dua selesai kami berdua benar-benar tidur begitu saja karena kelelahan dan berakhir dengan mas Ferdy yang masuk angin dan aku yang mengerik punggungnya. Dan keesokannya baru aku ketahui juga kebiasaan bangun tidur mas Ferdy yang suka duduk cukup lama sebelum beranjak dari tempat tidur.

“Adel sudah tidur Vi?” Tanya mama Niken yang kini berada di kamarku dengan mas Ferdy.

“Sudah ma.” jawabku kemudian bangkit dan menghentikan tepukan pelan dari paha Adelia. Aku memang selalu menepuk-nepuk pelan paha Adelia untuk membuat tidurnya lelap.

“Kamu bawa Adel pindah ke kamar mama ya.”

“Kenapa ma? Ini Adel udah lelap loh ma.” aku bingung kenapa mama Niken memintaku memindahkan Adel ke kamarnya. Sedangkan Adel sudah terlelap.

“Udah enggak apa-apa. Kamu nikmatin waktumu sebagai pengantin baru biar Adel sama mama dulu.” mama Niken tersenyum jahil kepadaku lalu berjalan keluar kamar meninggalkanku yang tersipu malu.

Kutengok tempat Adel tidur berniat untuk memindahkan ke kamar mama Niken, tapi ternyata mas Ferdy sudah lebih dulu menggendongnya menuju ke kamar mama Niken.

Aku bergerak gelisah berbaring ke kiri dan dan ke kanan, mengingat ucapan mama Niken. Apa malam ini akan menjadi malam pertama dan pengalaman pertama untukku. Memikirkannya membuatku semakin gelisah. Kutolehkan kepalaku ke arah mas Ferdy yang kini sedang menonton acara komedi di tv dengan wajah serius, padahal penonton di studio sedang tertawa terbahak-bahak. Mas Ferdy memang aneh.

Sepertinya rasa gelisahku sia-sia jika melihat mas Ferdy yang cuek duduk santai bersandar pada kepala ranjang dan menikmati acara tv. Mungkin aku yang terlalu overthinking. Kuputusan untuk mencoba tidur dengan posisi yang memunggungi mas Ferdy.

Tak lama setelahnya saat mataku mulai semakin berat kurasakan sebuah lengan melingkar di perutku dan sepasang kaki yang mengapit kakiku.

“Jangan tidur dulu.” bisik mas Ferdy lembut di telingaku. Hembusan napasnya di tengkukku membuat tubuhku meremang. Dengan lembut mas Ferdy menarik tubuhku untuk menghadap ke arahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MENIKAHI DUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang