"Kapan Ferdy ke rumah untuk melamar kamu?"
Mataku mendelik, mulutku menganga mendengar pertanyaan dari ibu.
"Gimana-gimana buk, Devi nggak dengar. Ibu barusan tanya apa?" Aku memastikan kembali pertanyaan yang ibu tanyakan. Takutnya aku tadi yang salah dengar.
"Kapan Ferdy ke rumah untuk melamar kamu?"
Ternyata aku nggak salah dengar, ibu memang menanyakan hal itu. Aku mengernyit heran, apa maksud ibu bertanya seperti itu? Bukankah ibu selama ini keberatan soal mas Ferdy?
"Maksud ibu gimana ya? Devi masih nggak paham." Sumpah mendadak aku jadi lola.
"Katamu kamu udah nentuin pilihan. Yaudah kapan di resmikan?
Aku mengernyit, menatap ibu dengan heran. Ini serius ibu ngomong kayak gitu? Rasanya sulit kupercaya. Ini ibu loh yang ngomong bukan bapak.
" Ibu sehat kan? Ibu nggak sakit kan?" Dengan lancang aku menempelkan punggung telapak tanganku ke dahi ibu.
"Ya sehat lah, segar gini kok." Ibu menjawab dengan sewot lalu menyingkirkan tanganku dari dahinya.
"Ibu tadi pulang lewat jalan mana? Nggak lewat kuburan yang di dekat pasar kan?"
"Maksud kamu apa sih? Ibu nggak ngerti."
"Ibu nggak lagi kesurupan kan?"
"Bocah kurang ajar. Ya nggak lah. Ibu nggak kenapa-kenapa." Ibu menyentil jidat ku karena kesal dengan ucapanku.
"Aww, sakit buk." Aku meringis memegangi jidat.
"Salah sendiri kurang ajar. Lagian dari tadi kamu aneh, nanya gak jelas. Maksud kamu apa nanya ibu kayak gitu?" Ibu mengomel dan menatap kesal ke arahku.
"Ya habisnya ibu juga aneh, nggak ada angin nggak ada hujan tiba-tiba nanya kapan mas Ferdy ngelamar Devi. Ya kan Devi jadi heran. Padahal kemarin-kemarin aja ibu ngotot nggak setuju Devi deket sama mas Ferdy."
Ibu menghela napas dalam. "Bukannya ibu nggak setuju sama orangnya, ibu tuh kepikiran sama statusnya. Kenapa bisa dia jadi duda. Dari situ ibu jadi ada rasa was-was kuatir, akhirnya mikir macam-macam. Ibu kuatir dia masih ada masalah yang belum selesai sama mantan istrinya meskipun udah cerai. Ibu kuatir kamu hanya dijadikan pelarian. Ibu kuatir kalau-kalau dia nggak baik makanya istrinya minta cerai. Ibu kepikiran itu semua nduk." Ibu menumpahkan segala pikirannya selama ini tentang mas Ferdy."
"Devi masih nggak percaya gitu loh. Ibu nggak lagi ngerjain Devi kan?"
"Ya nggak lah enak aja. Walaupun ibu pernah ngotot menentang bahkan sampai nyuekin dan diemin kamu, ibu tuh sebenarnya juga kepikiran. Selama nyuekin kamu ibu tuh nggak diam aja, ibu tukar pikiran sama bapak, ibu mencoba berpikir dari sudut pandang yang berbeda. Ibu juga ngobrol sama teman ibu yang anaknya dapat duda juga. Ngobrol juga sama Bulek dan Paklek." Tutur ibu santai lalu merebahkan diri di atas kasurku.
"Terus apa alasan yang membuat ibu akhirnya memberikan restu pada Devi?" Aku ikut merebahkan diri di sebelah ibu. Aku dan ini memang sering ngobrol atau deep talk dengan rebahan, kesannya seperti kita tuh teman seumuran yang lagi ada acara nginep di rumah teman. Berbeda dengan bapak yang kalau ngajakin deep talk pake acara jalan-jalan.
"Alasan utamanya ya pastinya kebahagiaan kamu. Apalagi kamu udah istikharah juga. Kalau kamu memang merasa nyaman dan bahagia sama Ferdy ibu bisa apa? Ibu nggak mau memaksakan kehendak ibu sama kamu.
Selain itu juga karena ibu udah pernah ngobrol intens sama Ferdy."
Aku tertegun saat ibu bilang kalau ibu pernah ngobrol intens dengan mas Ferdy. Aku merubah posisiku menjadi miring ke kanan menghadap ibu. "Memang ibu ngobrol apaan sama mas Ferdy? Terus kapan ngobrol nya?" Tanyaku penasaran kapan ibu pernah ngobrol dengan mas Ferdy.
"Ada deh…rahasia." ibu memainkan alis menggodaku.
"Gak usah pakai rahasia segala deh. Apaan sih buk, Devi penasaran nih." Aku merajuk tapi ibu malah terkekeh melihatku
"Di bilang rahasia ya rahasia to nduk, kok kamu maksa sih." Ibu tertawa geli menggodaku. Aku manyun.
"Jadi ini beneran ibu udah kasih restu? Beneran loh ya, apa yang udah terucap nggak bisa ditarik kembali loh ya." Aku memastikan takut-takut kalau ibu berubah pikiran.
Ibu mengangguk lalu tersenyum. "Ibu cuma bisa mendukung dan mendoakan kamu. Semoga pilihan kamu ini memang benar-benar pilihan yang terbaik." Ibu mengelus kepalaku dengan lembut. Aku mengaminkan semua doa baik yang dipanjatkan ibu untuk ku."
"Jadi kapan mau di resmikan?" Tanya ibu lagi.
Aku mengedikkan bahu. "Belum tahu buk, kan mas Ferdy belum ngelamar Devi lagi. Mas Ferdy tuh maunya kalau sudah dapat restu dari ibu baru deh melangkah lebih lanjut."
"Yaudah bilang sana ke Ferdy. Tanyain maunya kapan." Ucap Ibu yang kemudian beranjak bangun dari posisi rebahan lalu duduk.
"Iya nanti Devi tanyain." Ucapku yang diangguki ibu kemudian ibu keluar dari kamar ku.
Aku menenggelamkan wajahku di antara tumpukan bantal, kuhentakkan kakiku berulang-ulang di atas kasur sambil tersenyum kesenangan. Rasanya masih sulit kupercaya, akhirnya ibu memberikan restunya. Percayalah mendapatkan restu ibuku itu sulit. Bahkan 3 tahun waktu yang kuhabiskan bersama Mas Juna tak lantas meluluhkan hati ibu. Aku jadi penasaran apa yang ibu bicarakan dengan mas Ferdy.
Bicara soal mas Ferdy, aku harus segera memberitahukan kabar baik ini. Ku singkirkan bantal yang menutupi wajahku, kuambil ponsel yang ada di nakas kemudian menekan tanda telepon pada kontak mas Ferdy.
Memanggil Mas Ferdy…
Hhmmm.. Kenapa?
Mas barusan ibu tanya, katanya kapan mau diresmikan.
Apanya?
Ck, kok apanya sih.
Ya maksud nya apanya yang mau di resmikan?
Hhhh, maksudnya mas ditunggu bapak sama ibu di rumah.
Oohh, maksud kamu kita yang mau di resmikan.
Iya.
Nanti saya ke rumah kamu. Sekarang saya mau lanjut tidur dulu.
Detik selanjutnya terdengar bunyi tuut..tuut..aku mengumpat dalam hati. Sambungan di putus gaesss. Aku mendengus kemudian mengelus dada sambil menatap layar ponselku yang sudah gelap. Kalau nggak bikin emosi bukan mas Ferdy namanya. Untung sayang, kalau nggak udah aku kirimin santet online.
Bersambung
Kediri, 5-6-2021
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>Iyaaa...iyaaa…tahu part ini memang pendek.
Emang sengaja dibikin pendek😜✌
Mau cek ombak dulu.. Masih banyak nggak yang setia nungguin aku update cerita ini😆
Yang masih setia sama cerita ini aku ucapin terimakasih dan saranghae ❤
Gak bosennya aku ingetin untuk jangan lupa vote dan komen.. Yuk ramaikan yuk.. 😘
Terimakasih 🤗❤
KAMU SEDANG MEMBACA
MENIKAHI DUDA
Romance" Kalau Allah berkehendak jodohmu duda, kamu bisa apa. " " Dan duda itu adalah saya. " 😜 Devi Elina Vasthi, gadis 25 tahun yang berprofesi sebagai guru SD. Tak kunjung mendapat kepastian dari Arjuna Satria Wirawan yang selama 3 tahun menjadi pacarn...